Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Pingin Punya Adik
Semua karyawannya kembali kepada posisi mereka masing-masing karena tuan Antono dan keluarganya digelandang ke polisi karena sudah melakukan markup keuangan perusahaan itu sesuka hati mereka.
Namun tidak dengan Valery yang tetap mengatur keuangan perusahaan itu sedetail mungkin agar bisa dipertanggungjawabkan kepada Rubby.
Begitu pula dengan Rayan yang diketahui telah membunuh nyonya Ananta dengan melepaskan sambungan oksigen dari tabungnya. Itu semua diketahui Rubby karena Rubby tidak percaya dengan kematian ibunya begitu cepat.
Rumah sakit itu dituntut oleh Rubby karena sudah lalai mengawasi ibunya yang terbaring koma di ruang ICU rumah sakit tersebut.
"Terimakasih nona Rubby. Selamat datang kembali ke perusahaan ini," ucap Valery mewakili rekan kerjanya yang bisa bernafas lega karena Rubby meminta mereka kembali bekerja di perusahaannya.
"Sekarang kalian baru merasakan bagaimana kehilangan pekerjaan setelah ada ujian kecil di perusahaan ini. Untuk itu kalian harus lebih meningkatkan lagi kualitas kerja kalian untuk mencapai target kita ke depannya," ucap Rubby di meeting pagi itu.
"Siap nona. Kami tidak akan lagi santai untuk menjalankan tugas kami di sini," ucap yang lainnya.
"Saya tidak butuh janji. Buktikan kepada saya hasil kinerja kalian. Itu baru tepat. Jika hanya mengobrol janji namun tidak ditempati, kalian tidak ada bedanya dengan politisi yang ingin meraup suara untuk mendapatkan kemenangan," sarkas Rubby lalu meninggalkan ruang meeting tersebut karena putrinya saat ini sudah rewel ingin menyusu padanya.
Saat ini Sean sedang momong putrinya di ruang kerjanya Rubby. Si kecil nampak bosan bermain dan mulai mengantuk. Biasanya uang selalu tidur dalam pelukan sang Daddy. Tapi entah kenapa dia hanya inginkan ibunya bersamanya saat ini.
"Hai baby...! Kenapa hari ini kamu sangat rewel sekali? Bukankah kamu selalu suka bermain bersama Daddy?" Sean berusaha menenangkan bayinya namun tangis baby Oliver makin menjadi.
Cek..lek ..
Pintu dibuka oleh Rubby dan Sean membalikkan tubuhnya melihat sosok wanita cantik yang juga ia rindukan.
"Kenapa sayang?" tanya Rubby segera mengambil putrinya.
"Entahlah. Dia sedang tidak mood bermain denganku," ucap Sean lalu mengecup bibir Rubby saat wanita cantik ini membuka cadarnya.
"Apakah dia sudah makan?" tanya Rubby karena putrinya sudah mulai makan bubur tim yang dibuat sendiri oleh Rubby dengan komposisi gizi yang cukup untuk bayinya yang sudah berusia tujuh bulan itu.
"Dia sedang tidak berselera. Dia hanya ingin melihatmu saja. Lihatlah....! Dia langsung diam di gendong olehmu," gerutu Sean saat melihat wajah putrinya kembali cerah dengan sisa air mata di bulu matanya yang lentik.
Rubby masuk ke kamarnya diikuti oleh Sean. Ia ingin menyusui bayinya di kamar itu. Rupanya baby Oliver ingin tidur sambil disusui ibunya.
"Apakah meeting nya sudah selesai?" tanya Sean begitu putrinya mulai memejamkan matanya.
"Alhamdulillah. Semuanya sudah kembali ke jabatan mereka masing-masing," sahut Rubby.
"Bagaimana dengan kasus pamanmu dan keluarganya? Apakah kamu menempuh lewat jalur hukum?" tanya Sean yang sebenarnya ingin menghabisi tuan Antono dan Rayan dengan caranya sendiri.
Namun saat ini dia sedang berada di Indonesia dan itu tidak akan mungkin dilakukannya.
"Penjahat itu tempatnya di penjara. Tidak ada maaf untuk mereka karena mereka sudah melampaui batas. Jika dimaafkan maka besar kemungkinan mereka akan menyusun rencana jahatnya untuk menghancurkan hidupku. Dalam hal ini kejahatannya tidak terkait dengan hubungan kami sebagai kerabat dekat," ucap Rubby.
"Hebat kamu sayang. Kalau begitu aku dukung kamu untuk memberi pelajaran kepada keluargamu itu. Dengan begitu mereka jera. Walaupun mereka kelurga namun kejahatan tetap harus diadili," ucap Sean penuh kagum kepada istrinya.
Tidak terasa si kecil sudah mulai terlelap dengan melepaskan sumber makanannya dari dada ibunya. Rubby merapikan lagi asetnya itu lalu hendak bangkit duduk.
Namun suaminya lebih dulu mencegahnya." Sayang. Aku baru ingat kalau bayi kita rewel karena apa?" tutur Sean terlihat serius.
"Emangnya kenapa?" tanya Rubby dengan wajah serius pula.
"Sepertinya baby Oliver ingin cepat jadi kakak. Dia butuh adik untuk menemaninya bermain. Dengan begitu kedua orangtuanya biasa leluasa pacaran," ucap Sean terdengar konyol membuat Rubby mencubit pinggangnya membuat Sean memekik sambil membekap mulutnya takut putrinya bangun.
"Itu namanya Daddy-nya lagi modus," cicit Rubby dengan wajah bersemu merah.
"Tidak apa karena kita belum melalui malam pengantin kita. Bercinta yuk...!" ajak Sean.
"Tapi kita masih berada di perusahaan. Bagaimana kalau nanti ada tamu cari kita dan....-"
"Aku sudah kirim pesan ke Valery kalau kita sudah pulang..Jadi, urusan tamu biar dia saja yang handle," ucap Sean langsung memagut bibir ranum istrinya.
Saat ini ia sudah tidak kuat lagi untuk menahan hasratnya untuk menikmati tubuh Rubby seperti awal mereka bertemu. Bedanya mereka sudah halal dan Sean bisa melakukannya tanpa beban. Sean harus memindahkan bayinya di baby stroller agar pergulatan mereka tidak menganggu tidur bayinya.
"Maaf ya sayang. Kamu pindah di sini dulu. Daddy sedang ada urusan negara dan ini sangat krusial," desis Sean membaringkan putrinya dengan hati-hati.
Sebenarnya Rubby ingin mempersembahkan tubuhnya dengan mengenakan lingerie seksi untuk suaminya nanti malam namun Sean rupanya tidak sanggup untuk menunda gairahnya.
Ciuman dan pelukan untuk saling mendapatkan kehangatan dilalui keduanya. Sean yang lebih dominan menguasai tubuh istrinya karena ia ingin Rubby menikmati apa itu nikmatnya bercinta.
Sean ingin menebus kesalahannya untuk memanjakan istrinya terlebih dahulu sebelum Rubby melayaninya nanti. Karena dilakukan penuh cinta, Rubby merasakan menjadi wanita seutuhnya yang merasakan sentuhan lembut suaminya yang membelai indah surgawi nya dibawah sana. Rasanya ia ingin memekik keras karena betapa hebatnya Sean memanjakan dirinya.
Pria berparas bule dengan tubuh proporsional itu memang tidak asing dalam hal menyenangkan wanita. Tapi kali ini Sean merasakan nuansa yang berbeda. Hatinya benar-benar tulus ingin memuaskan istrinya terlebih dahulu karena sebelumnya ia selalu ingin dilayani dan di puaskan dengan wanita penghibur dengan bayaran termahal.
Wanita penghibur dengan bayaran termahal biasanya memang terhitung jari melayani para pria konglomerat. Walaupun begitu barang bekas tetaplah barang bekas sehebat apapun dia menjaga dirinya.
Lenguhan panjang nan manja Rubby membuat Sean siap memasuki dirinya. Namun Sean tidak menyangka kalau ia masih belum bisa menjebol milik Rubby yang dikiranya sudah mudah karena Rubby telah melahirkan bayi mereka.
"Sayang. Kenapa ini sangat sempit?" tanya Sean yang memiliki produk luar negeri yang tentunya harus ekstra hati-hati.
"Apakah sulit?" tanya Rubby melihat suaminya seakan frustrasi saat terus mencoba memasuki dirinya.
"Iya sayang. Aku seperti sedang bercinta Rubby ku yang masih perawan dulu," ucap Sean.
Rubby baru ingat kalau dirinya pernah operasi perawan lagi atas permintaan ibunya agar ia bisa menikah dengan seorang pria baik-baik dengan menutupi masalalu nya yang kelam.
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby