Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Menguntit
Diana baru saja memasuki mall untuk menguntit mantan kekasihnya. Xavier menggandeng seorang wanita. Sudah pasti wanita itu adalah kekasihnya. Xavier terlihat memakai tongkat. Entah apa yang terjadi padanya. Sepertinya dia mengalami cedera. Diana sengaja memakai topi dan kacamata hitam agar Xavier tidak curiga dengannya. Ia juga memakaikan Xena topi dan kacamata hitam meskipun Xavier tidak mengenali Xena.
"Diana..Diana.. lihat, dia memang play boy. Untung saja kamu memutuskannya," batin Diana. Meskipun ia sebenarnya kesal karena pria itu move on begitu cepat darinya.
"Pembual, kenapa dulu aku percaya dengan kata-kata manisnya. Bullshit..." gumam Diana.
"Aunty aku mau ice cream.." ucap Xena menarik tangan Diana menuju gerai ice cream yang dilihatnya.
"Sabar sayang. Nanti kita akan membelinya," kata Diana mengamati Xavier yang masuk ke salah satu toko pakaian.
"Aku tidak mau. Aunty pelit. Aku lebih sayang aunty Grace," Xena melepaskan genggamannya dari tangan Diana dan mengerucutkan bibirnya. Sejak tadi bibinya bibinya hanya berkata sabar setiap kali ia meminta sesuatu. Kalau saja Grace tidak bekerja ia memilih bersama bibinya itu saja.
"Ya ampun.. kita bisa kehilangan target kalau seperti ini Xena," kata Diana.
"Pokoknya aunty pelit. Aku akan bilang pada grandpa kalau aunty Diana tidak memberikanku ice cream karena menguntit Xaviel," ucap Xena membuat Diana membulatkan kedua matanya.
"Xavier bukan Xaviel..."
"Aku tidak peduli," Xena kesal membelakangi Diana.
"Baiklah... baiklah...Ayo kita beli ice cream," Diana mengangkat tubuh Xena. Anak itu lalu mengalungkan tangannya di leher bibinya. Inilah konsekuensi yang harus ia terima ketika membawa Xena pergi. Anak itu bahkan tidak rindu dengan kedua orang tuanya setelah dua hari di LA.
"Jangan cemberut lagi dong.." kata Diana mencium gemas pipi keponakannya. Ia merasa bersalah pada keponakannya itu. Sejak mereka mengikuti Xavier, beberapa kali ia mengabaikan permintaan Xena.
"Iya, Xena tidak cemberut lagi," ucap anak kecil itu tersenyum.
"Sayang aunty tidak?" tanya Diana menggendong Xena menuju gerai penjual ice cream.
"Tentu saja. Aku sayang aunty," Xena mencium pipi Diana.
Diana tidak ingin kehilangan jejak Xavier. Ia bahkan tidak fokus saat memesan ice cream.
"Saya pesan rasa vanila satu," ucap Diana tanpa melihat penjual ice cream.
"Aunty, aku mau rasa coklat bukan vanila.." ucap Xena.
"Ah ya.. rasa coklat satu," ucap Diana. Ia kembali fokus ke toko pakaian tempat Xavier dan kekasihnya berada.
"Sial.. wanita itu pasti akan menghabiskan uangnya," gumam Diana tidak suka saat melihat Xavier keluar dari toko pakaian menenteng beberapa paper bag.
"Xavier bahkan membawa wanita itu keluar meski dia terlihat tidak baik-baik saja karena kakinya," batin Diana. Rasa cemburunya semakin dalam.
"Aunty bayar..." bisik Xena yang telah menerima ice creamnya.
"Ah maaf... Ini, ambil saja kembaliannya," ujar Diana memberikan uang 100 dollar pada penjual ice cream lalu beranjak pergi sebelum kehilangan jejak Xavier.
Diana dan Xena duduk di kursi panjang yang disediakan untuk pengunjung mall yang tak jauh dari toko perhiasan dimana Xavier sekarang berada.
"Kenapa kita harus mengikuti uncle Xavier?" tanya Xena sembari menikmati ice creamnya. Ia sudah melepas topi dan kacamatanya.
"Aunty tidak suka dengannya?"
"Kenapa? Dia tampan. Lalu kenapa kita mengikutinya?."
"Bukan karena itu. Ah.. sudahlah kamu tidak akan mengerti," ujar Diana.
"Apa aunty ingin merebut uncle Xavier dari kekasihnya? Kata mommy tidak baik merusak hubungan seseorang," ujar Xena dengan santainya. Diana membulatkan matanya menatap keponakannya yang sedang menikmati ice cream ditangannya.
"Sial.. apa bocah ini sedang menasehati ku," gumam Diana memutar bola matanya.
"Kamu masih kecil, sulit untuk memahaminya," balas Diana.
"Aku ingin membeli sesuatu untuk aunty Grace saat kita pulang. Tapi aku tidak punya uang. Bisakah aunty meminjamkannya. Aku akan membayarnya setelah kita pulang," kata Xena menatap Diana memohon.
"Iya.. iya.. kamu memang tidak pernah lupa dengan bibimu yang satu itu. Padahal aku yang selalu bersamamu," balas Diana. Kenyataannya, ia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama Xena karena mereka tinggal di tempat yang sama.
"Kita pulang saja. Bibi sudah bosan," kata Diana berdiri. Sebenarnya bukan karena bosan, tapi ia hanya tidak ingin melihat adegan romantis pria dan wanita yang ada di dalam toko perhiasan itu.
"Bagaimana dengan barang untuk aunty Grace?" tanya Xena tak lupa.
"Kita akan membelinya sebelum pulang," jawab Diana.
Sumber: Pinterest
buru" amat selesainya..masih ada gak jelas loh. si kaka Grace alasan mereka dulu putus apaan tiba" aja menikah....orang tua Kendrick tanpa dialog langsung rujuk...si felip sat set langsung menikah..gak seru banget dehhhh..ini lagi extra part-nya ngegantung amat..info kek lanjut apa kagak.. di kasih Lebel aja END padahal novel lain biar sudah label END tapi extra part-nya masih lanjut. na ini baru dia..kata selesai di akhir cerita pun kagak ada..jadi gak salahkan gw berharap lanjut😌