NovelToon NovelToon
Immortal Another World

Immortal Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Spiral King

Artara terpisah dari teman-temannya saat satu kelas terpanggil ke dunia lain.

Disaat semua orang terpanggil di sebuah kerajaan, hanya Artara yang terpanggil ke sebuah pulau aneh.

The Island Of Dark Forest, pulau yang dipenuhi monster-monster mengerikan bersemayam.

Artara bertahan hidup di pulau yang mengerikan itu, tapi dia tidak usah khawatir tentang kematian, berkat job Immortal yang dia miliki.

Walaupun begitu, dia mengalami kematian yang terus berulang, dan di setiap kematiannya, dia akan naik level. meski harus menahan sakit dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Spiral King, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wilayah Pegunungan

Semua orang turun dari kapal menuju garis pantai. Satu, dua orang turun hilir berganti menerjunkan diri ke air laut yang dangkal. Mereka menjadi manusia kedua, ketiga yang menginjakkan kaki di pulau Dark Forest, bukan yang pertama.

Dari titik awal berlabuh, mereka disambut pemandangan hutan gelap yang melintang luas. Gurandal mulai mengintruksikan kepada semua prajurit untuk memeriksa sekitaran hutan, para prajurit terlatih membagi kelompok menjadi lima, lalu merangsek masuk melewati semak belukar yang tumbuh tinggi dipinggiran ujung pantai.

Lima menit berikutnya Gurandal dan Aliansi ikut memasuki hutan.

Hutan lebat dan tumbuhan aneh menjadi pandangan awal yang mereka lihat. Banyak tumbuhan asing yang belum pernah mereka lihat, flora di hutan sangat terjaga, bunga-bunga indah tumbuh rapi warna-warni di lembabnya tanah yang mereka lalui. Gurandal melarang siapapun untuk menyentuhnya, tentu bukan karena dia pecinta tumbuhan. Tapi karena tumbuhan yang aneh dan unik bisa saja mengandung zat beracun.

Setengah jam penuh berjalan dibawah pepohonan hutan. Tak satupun dari mereka menemui monster, hewan pun juga tidak ada. Hutan begitu sunyi sejauh langkah kaki mereka berjalan, seperti tidak ada kehidupan di hutan kecuali pohon dan tanaman liar. Hening hutan tidak berlangsung lama setelah satu prajurit mendatangi Gurandal dan Aliansi. Dia prajurit yang lebih dahulu memasuki hutan.

"Tuan, saya menemukan goa di bukit dua ratus meter dari sini! Ada hal aneh di sana, mungkin akan lebih mudah menjelaskannya jika anda melihat sendiri."ujar si prajurit itu.

"Antar kan aku ke sana!"balasnya cukup penasaran. Para aliansi juga merasa penasaran.

Sampai di goa yang dimaksud, Gurandal dan Aliansi dibuat tercengang juga bingung. Arang bekas kayu bakar dan bercak hitam dibibir goa membuat mereka bertanya-tanya. Saat memasuki goa pun mereka tambah kaget, tumpukan dedaunan yang sudah mulai terurai kering menjadi tanda tanya besar. Siapa yang pernah tinggal di goa itu? Itulah isi benak mereka.

"Apa menurut kalian kalau kita bukanlah manusia pertama yang datang ke pulau ini?"tanya Gurandal cukup kebingungan.

"Dilihat dari arang bekas api unggun dan tumpukan daun yang dijadikan alas tidur. Aku tidak yakin jika itu perbuatan monster! Terlebih selama memasuki hutan, kita tidak pernah menemui monster satu ekor pun."cetus Roku memegang dagunya, berpikir.

"Tapi bagaimana mungkin? Bukannya pulau ini belum pernah dijelajahi selama ratusan tahun."ucap Elrick coba mengikuti pembicaraan.

"Terlalu banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Menghilangnya Sea Serpent, munculnya Pilar Cahaya, dan sekarang goa ini. Tapi aku tau dimana jawabannya, mungkin di sana!"Ucap Roku menunjuk Pilar Cahaya dari celah rimbunnya pepohonan.

Pertanyaan-pertanyaan yang terus menumpuk dan jawaban yang entah kemana membuat mereka bingung tak karuan. Dengan rasa penasaran ingin tahu membuat mereka memutuskan untuk mempercepat menuju Pilar Cahaya, di hari itu juga mereka mulai masuki hutan lebih dalam, dengan Pilar Cahaya yang menjadi kompasnya.

Sinar matahari mulai berubah jingga, sedangkan mereka baru setengah jalan menuju perbatasan wilayah. Pergerakan mereka yang lambat membutuhkan waktu yang lebih lama, terlebih mereka selalu beristirahat di setiap tiga jam sekali, yang membuat perjalanan semakin lama

Tenda-tenda didirikan berjejer di samping pepohonan, api unggun menyala dengan panci besar di atasnya. Nyala api selaras dengan warna cahaya sore hari. Para prajurit perempuan mulai menyiapkan makanan untuk makan malam dengan dibantu Elrick dan teman-temannya.

Sup hangat menjadi teman malam yang begitu nikmat, dinginnya hutan hilang begitu sup memasuki mulut mereka. Memakan sup bersama bukan hanya meredakan rasa dingin, tapi dengan makan bersama membuat prajurit dan Aliansi menjadi akrab satu sama lain. Bercengkrama riang, tertawa, dan berbagi cerita mengubah hutan yang awalnya hening menjadi hidup kembali. Elrick dan teman-temannya mendapat ilmu baru dari cerita para prajurit, sedangkan para prajurit dibuat penasaran dengan cerita mereka tentang dunia mereka.

Kisah dari mulut ke mulut membuat waktu seakan lebih cepat dari biasanya, tak terasa sudah larut malam. Mereka bersiap tidur di masing-masing tenda yang berdiri kokoh, sebagian prajurit berjaga malam secara bergantian, menunggu malam hingga menjadi pagi.

Pagi-pagi buta sebelum matahari terbit, semua orang sudah merapikan tenda dan mulai bersiap kembali.

Sama seperti sebelumnya, perjalanan mereka sama sekali tidak memiliki kendala. Hanya medan hutan saja yang sedikit menyulitkan, seperti menaiki bukit ataupun melewati rawa. Tidak terlalu sulit bagi mereka, hal itu sudah menjadi makanan sehari-hari.

Waktu terus berlalu dan akhirnya mereka sampai di sebuah ngarai yang lumayan lebar, dibawahnya jurang yang gelap dan teramat dalam.

Perbatasan wilayah pinggiran dan wilayah pegunungan.

"Apa yang harus kita lakukan untuk menyebrangi ngarai ini?"tanya Gram pada Gurandal.

"Tidak terlalu sulit, tapi membutuhkan waktu lebih. Ada beberapa prajurit mage yang dapat membuat tanah menjadi jembatan."balas Gurandal mengamati ngarai.

Jumlah prajurit mage ada enam orang, dan keenam orang itu sesuai perintah mulai menggunakan sihir untuk membuat jembatan. Satu orang mulai mengeluarkan tanah dari sihirnya, terbentuk sebuah pondasi awal, lalu dua orang lainnya menggunakan sihir lain, menyatukan tanah dengan sihir air agar lebih merekat, tiga orang lain menggunakan sihir api, membuat tanah semakin keras dan tahan untuk dipijak. Hal itu terus mereka lakukan secara berulang hingga jembatan setengah jadi, hanya perlu beberapa meter hingga akhirnya jembatan jadi seutuhnya. Jembatan yang terbuat dari tanah tidak begitu luas, namun cukup kokoh untuk dilewati setiap orang.

Satu, dua orang bergantian menyebrangi ngarai, memakan waktu setengah jam untuk semua orang dapat sampai ke seberang ngarai. Namun itu lebih aman dari pada harus menempel di dinding bebatuan.

1
PotatoBoy
lanjut kan thor, crazy up
Cze Jeje
cukup bagus ceritanya
Pemula WN [--Ig alnpndhyhy ]
lanjutin jangan sampe terputus tengah jalan ngab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!