Pewaris Tak Terlihat

"Ternyata Kamu bisa sadar diri juga. Apakah kamu tahu keluarga Nina itu keluarga seperti apa? Aku akan memberitahumu, bahwa keluarga Nina memiliki perusahaan. Apakah kamu layak untuk Nina Arsa? " kata Afida dengan bangga.

" Maaf, dia tidak layak dan tidak sebanding denganku " Kata Arsa dengan entengnya. Jika dibandingkan dengan Arsa saat ini, cucu orang terkaya di Suarabaya, keluarga Nina tidak akan ada apa-aanya.

"Apa? Kamu bilang Nina tidak cocok untukmu? Dasar udik, kampungan?Aku tidak percaya kamu bisa mengatakan hal itu. Berani sekali kamu? " Kata Afida. sepertinya telah mendengar kata-kata begitu berani hidupnya.

"Tahukah kamu undangan apa ini? Ini adalah undangan pesta dari Kendi Group cabang Kota Surabaya. Seorang udik pasti sepertimu sudah pasti tidak akan bisa pergi ke pesta kelas atas seperti ini selama sisa hidupmu." Nina mengeluarkan sebuah undangan. Iya terlihat sangat sombong. Wajahnya juga menunjukkan ekspresi tidak suka kepada Arsa. Menurutnya, Arsa hanya orang kampungan yang berasal dari pedesaan yang berani mengatakan bahwa dirinya tidak layak untuknya. Hal itu sangat membuat Nina kesal.

"Wow... Aku sangat iri dengan sambutan hangat dari Kendi Group." Afida tampak sangat menginginkan hal seperti Nina.

"Kendi Groub sangat terkenal di Indonesia. Bahkan undangan pesta penyambutan Pimpinan baru Cabang Kota Surabaya sangat menarik di mata para pengusaha. Selain itu, Kendi Grub cabang Surabaya memiliki popularitas dan status yang sangat tinggi." Ucap Afida begitu antusias. Setelah mendengar kata-kata tersebut, Arsa tidak bisa menahan senyumnya dalam diam. Arsa Kenandra sendiri adalah pimpinan Kendi Groub cabang Surabaya. Tak disangka, Nina datang membawa undangan untuk dipamerkan kepada Arsa.

"Nina, kamu akan pergi ke pesta ini pada hari Sabtu kan? Mungkin kita akan bertemu saat itu." kata Arsa sambil tersenyum. Arsa adalah tuan rumah dalam pesta tersebut, dan karena Nina akan menghadiri pesta itu, tidak dapat dihindari bahwa nanti dia akan bertemu dengan Arsa. Yang ada di pikiran Arsa, bagaimana reaksi Nina saat ia tahu bahwa dirinya adalah pimpinan baru di Kendi grup tersebut.

"Bertemu denganmu? Itu tidak mungkin. Apakah kamu memenuhi syarat untuk masuk bisa masuk ke sana? " terdengar Nina yang mencibir Arsa.

"Belum tentu dia tidak diizinkan masuk ke sana. Siapa tahu dia bekerja sebagai cleaning service di hotel tersebut. Jadi dia sangat punya syarat untuk masuk ke dalam pesta tersebut." kali ini Afida juga ikut menghina Arsa. Iya menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya yang sedang tertawa keras.

" Sudahlah hentikan semuanya. Ayo kita dansa secara berpasang-pasangan" Adit yang merasa semua tak sesuai harapannya pun berniat untuk mencairkan suasana.

"Aku akan berpasangan dengan Afida, sedangkan Arsa dengan Nina" ucap Adit menyarankan.

" Maaf dia tidak pantas berdansa denganku" kata Nina yang terdengar sangat dingin. Bahkan ia tidak menatap Arsa sedikitpun. Dia langsung berdiri dan meninggalkan tempat tersebut.

Adit yang melihat itu semua tak tampak malu kepada Arsa. Niat baiknya adalah untuk membuat Arsa bisa melupakan patah hatinya. Namun Ia tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Dia tidak tahu jika ternyata Nina adalah wanita yang seperti itu.

"Maafkan aku Arsa, Aku tidak tahu kejadiannya bakal seperti ini" ucap Adit. dia sepertinya menyesal karena telah mengenalkan Arsa kepada Nina.

"Tidak apa-apa Adit" ucap Arsa sambil menepuk Bunda teman sekelasnya itu. Iya tahu bahwa niat Adit baik. Adit berusaha untuk membantu dirinya. Dan pada akhirnya, Adit pun tidak jadi berdansa dengan Afida. tapi malah menikmati kopi bersama Arsa.

Arsa merasa tenang dengan semua kejadian yang terjadi di cafe tersebut. Iya hanya ingin melihat Bagaimana reaksi orang-orang yang menghinanya sebelum tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Dan di saat yang bersamaan, ponsel Arsa berdering. seseorang telah menghubunginya. setelah Arsa melihat Siapa yang menghubunginya tersebut, Iya langsung meminta izin untuk ke toilet. Karena tidak mungkin ia akan mengangkat panggilan tersebut di tengah-tengah cafe dengan suara yang berisik.

"Tuan muda, semua surat-surat telah selesai kami urus. Ke mana kami akan mengantarkan mobil inidan kapan" tanya manajer toko mobil yang baru iya beli. Arsa tampak memikirkan ke mana mobil tersebut akan dikirimkan. Setelah beberapa saat, dia pun menemukan sebuah ide yang bagus.

" Kirimkan mobilnya sekarang juga ke cafe anggrek" jawab Arsa. Dia menyuruh manajer tersebut mengirimkan ke cafe karena supaya pulangnya tidak kebingungan mencari tumpangan.

Lamborghini Daniel pesanan Arsa telah sampai di depan cafe yang dia tempati saat ini. Kira-kira setengah jam sebelum Nina kembali dari panggung dansa.

"Aku merasa hari ini yang sangat membosankan. Ayo pergi!" kata Nina. Iya pun berjalan keluar dari Cafe tersebut. Setelah keluar dari Cafe, Ada sebuah mobil Lamborghini Daniel berwarna oren diparkir di depan Cafe. Mobil yang dibeli Arsa tadi pagi. supercar keren seperti itu Tentu saja sangat menarik perhatian banyak pengunjung.

"Waah... Lamborghininya keren, sangat Indah sekali" Ucap seorang pengunjung.

"Lamborghini pemuda yang mana ini? Mobilnya diparkir di depan Cafe, berarti pemiliknya ada di dalam kan sekarang? " Ucap pengunjung yang lain.

"Jika ada yang beruntung, seseorang mungkin bisa menaiki mobil ini" sahut yang lain.

"Aku akan menjadi sangat keren jika mengendarai mobil seperti ini" Di sekitar mobil, ada banyak orang yang berkumpul di dekat mobil lamborghini milik Arsa. Dan banyak juga yang mengeluarkan ponsel mereka untuk mengambil gambar dengan mobil tersebut. Bahkan ada beberapa wanita cantik yang menunggu langsung di dekat mobil itu, menunggu pemiliknya muncul. Mereka siap untuk menjalin hubungan dengan pemiliknya.

Lamborghini Daniel memiliki julukan rajanya lamborghini. Di kota Surabayq, sangat sedikit orang kaya yang mampu mengendarai mobil mewah semacam ini.

" Wow... Lamborghini" Ketika Nina dan Afida melihat mobil itu, mereka tidak bisa menahan diri untuk berseru.

"Andai saja pacarku bisa memiliki mobil seperti ini, aku akan sangat terhormat saat bersamanya" Ucap Afida.

"Jangan bermimpi terlalu tinggi. Mobil ini harganya sekitar 7 sampai 8 miliar. Aku saja Bahkan tidak mampu untuk membelinya walaupun aku menjual seluruh aset keluarga maupun bekerja keras seumur hidup" jawab Adit sambil menggelengkan kepala dan tersenyum Getir.

"Entah siapa pemilik mobil ini. Alangkah bahagianya jika aku bisa mengenalnya. Aku yakin dia terlahir dari keluarga konglomerat di kota ini. Dan kekayaannya pasti tidak akan habis sebanyak 7 turunan. Jika aku bisa mengenalnya, aku pasti akan menjadi orang yang sangat bahagia. siapa ya pemiliknya? " ucap Nina sambil mengamati mobil yang berada tidak jauh darinya itu. Iya sepertinya sedang menunggu pemilik mobil tersebut untuk keluar.