THE GREAT TEACHER COMES

Hari perebutan kolam sutra di perguruan Xian Zhao tiba, semua murid yang akan mengikuti perebutan kolam sutra yang diadakan setiap 10 tahun sekali telah berkumpul di halaman tengah perguruan itu.

Para tetua yang melihat banyaknya murid yang akan ikut merasa senang, karena jika dilihat perebutan kolam sutra kali ini memiliki banyak peminat, terlebih murid dari kelas pemula.

Shu Liang Ma terbang dari sebuah gunung tempat dia tinggal menuju area utama perguruan dimana para murid sudah berkumpul, dan itu membuat semua para murid kagum akan kehebatan master tetua mereka.

"Master Shu, selamat datang!" ucap para tetua menyambut kedatangan Shu Liang Ma.

"Apakah semuanya sudah berkumpul?"

"Sudah, apakah kita akan memulainya?"

Shu Liang Ma melihat para muridnya dan mencari seseorang diantara mereka.

"Tunggu sebentar, seseorang yang aku tunggu belum datang!" ucap Shu Liang Ma yang membuat para tetua bertanya-tanya.

Mereka tentu tidak bisa memulai pembukaan perebutan kolam sutra itu, karena sang master tetua mereka belum mengizinkannya. Dan itu juga membuat para murid yang sudah menunggu menjadi bingung serta saling berbisik satu sama lain.

Kraak!

Pintu gerbang halaman tengah terbuka, dan seorang wanita dengan sepasang ayah dan anak di belakangnya berjalan memasuki halaman itu.

Semua orang menatap ke arah tiga orang yang baru datang, tidak terkecuali Shu Liang Ma dan para tetua lainnya.

"Kak Qin, bukankah itu adalah wanita yang kemarin keluar dari gua?" ucap salah seorang murid yang kemarin melihat Xiang Li menghajar Qin.

"Benar, itu dia. Dia juga datang, apakah ingin mengikuti perebutan kolam sutra di sini?"

Xiang Li terus berjalan melewati kerumunan murid-murid Shu Liang Ma yang menatapnya dengan heran, hingga dia naik ke atas altar dan berdiri di samping master tetua mereka.

Para guru tetua yang tidak mengenal Xiang Li menatapnya dengan bingung dan ingin bertanya, namun melihat Shu Liang Ma diam saja saat wanita itu berdiri disana, mereka pun hanya bisa diam.

"Guru, kau sudah datang," ucap Shu Liang Ma seraya memberi hormat.

Semua murid dan juga guru tetua yang melihat Shu Liang Ma memberi hormat pada wanita yang baru saja datang terkejut, begitu juga dengan para murid yang kemarin berkelahi dengan wanita itu.

"Ma....master guru memanggil wanita itu dengan sebutan guru? Itu artinya dia adalah guru leluhur!" ucap Qin dengan tidak percaya dan takut.

Shu Liang Ma menatap para muridnya, "Aku akan memperkenalkan kepada kalian seseorang yang sangat hebat, yang memiliki banyak bakat dan juga ahli dalam membuat pil, ramuan serta senjata pusaka, dia juga yang telah membuatku memiliki kekuatan dan membangun perguruan yang luar biasa ini. Dia adalah guruku, guru leluhur kalian!"

"Hormat kepada guru leluhur, semoga guru leluhur berkenan mengajari kami semua!" ucap para murid secara serempak sambil memberi hormat.

"Kalian adalah murid-murid yang pintar dan berbakat. Aku harap meski kalian telah memiliki kekuatan yang besar, tidak membuat kalian menjadi sombong dan bersikap semena-mena terhadap orang lain yang memiliki kekuatan di bawah kalian, atau orang yang sama sekali tidak mempunyai kultivasi! Karena aku tidak akan pernah mengajari orang semacam itu!" ucap Xiang Li dengan auranya yang kuat, sehingga membuat para murid merasa tertekan.

Qin dan teman-temannya merasa jika perkataan Xiang Li bukan hanya ditujukan untuk semua murid, tetapi itu ditunjukan padanya dan juga teman-temannya karena kemarin mereka telah bertindak sombong pada wanita yang mereka anggap lebih lemah dari mereka.

"Baiklah, perebutan kolam sutra kali ini juga akan disaksikan oleh guru leluhur kalian. Jadi lakukanlah yang terbaik, karena yang berhasil mendapatkan 3 peringkat besar akan mendapatkan sebuah pil yang buat sendiri oleh guru leluhur!" ucap Shu Liang Ma yang membuat para muridnya semakin bersemangat.

"Lakukan dengan sekuat tenaga kalian!" seru Xiang Li sambil mengangkat tangan kanannya memberi semangat pada semua murid Shu Liang Ma.

"Lakukan sekuat tenaga!" ucap para murid sambil mengangkat tangan mereka.

Para tetua yang sejak tadi memperhatikan Xiang Li tidak percaya jika dia adalah guru dari master tetua, sebab jika dilihat usia dan tingkat kultivasinya jauh di bawah mereka semua.

Namun melihat aura yang sempat dikeluarkan, mereka kembali menimbang wanita yang dipanggil guru oleh Shu Liang Ma itu.