NADYA

Harus Nadya akui jika perasaannya pada Alex mulai menjelma menjadi sebuah rasa yang sulit diartikan. Tapi terlalu dini jika dia mengatakan kalau dia sudah mencintai Alex.

Entahlah, yang jelas ada rasa nyeri dihati Nadya saat tau Alex sudah memiliki pacar sebelum bersamanya. Dan yang membuat Nadya semakin kecewa adalah Alex telah membohonginya demi bisa bersamanya. Akan tetapi, Nadya malas menuntut penjelasan dari pemuda itu. Dia juga tak tau kenapa, tapi dia sadar bahwa dengan diamnya ini maka hubungannya dengan Alex akan menjadi gantung dan tak jelas.

Nadya bagai diambang rasa bimbang. Ingin mengakhiri hubungan begitu saja tapi tak bisa. Ingin mempertahankan tapi kecewa. Yang jelas, Nadya merasa takut jika harus meninggalkan Alex. Pun setelah menjalani bersama Alex, dia juga takut ditinggalkan oleh pemuda itu. Mungkin ini karena efek dari perasannya sendiri dimana Nadya sudah lama tidak merasai dipedulikan oleh orang lain dan saat ini yang paling memedulikannya hanyalah Alex. Dalam kata lain, Nadya tak punya siapapun lagi selain Alex.

Makanya sejak awal Nadya malas menjalin hubungan sebab dia tau dia akan merasa memiliki orang itu nantinya, merusak tatanan hidupnya yang sudah terbiasa sendiri menjadi ketergantungan pada orang lain.

Jika Nadya bisa dengan tegas menolak orang lain, tapi entah kenapa dia tak bisa menolak Alex, sejak awal dia sudah memiliki rasa semacam itu terhadap Alex dan itu merajai hingga saat ini, apalagi mereka sudah terikat dalam sebuah hubungan.

"Apa aku bodoh kalau tetap mau mempertahankan kamu, Lex?" batin Nadya, dia menatap foto profil Alex di aplikasi whatsApp seolah tengah bicara pada cowok itu.

"Tapi kamu kan udah punya pacar sebelum aku? Apa aku jadi jahat kalo aku tetap mau sama kamu?" gumam Nadya kemudian.

Sebenarnya ada rasa tak tahan ingin menghubungi Alex, tapi Nadya menguatkan diri untuk tetap berada dalam mode diam. Entah sampai kapan dia bisa bertahan, yang jelas dia mau berfikir dulu sekarang.

Lain halnya dengan Nadya, Alex menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang terjadi pada Nadya. Gadis itu mengabaikannya tanpa memberinya penjelasan apa yang salah padanya.

Atau Nadya memiliki masalah lain dan sedang tak ingin diganggu? Tapi, kenapa Alex merasa masalah itu justru berasal dari diri Alex? Alex tak habis pikir, sepertinya dia tidak melakukan apapun yang bakal menyakiti hati Nadya.

Alex benar-benar tak tahan dalam mode diam begini. Dia ingin sekali menghubungi Nadya. Bahkan sejak tadi dia sudah membaca berulang-ulang segala pesan singkat dengan Nadya yang ada di aplikasi hijau, tapi dia tetap ragu untuk menelpon Nadya karena merasa jika saat ini Nadya sedang dalam keadaan yang tak ingin diusik.

"Gue gak bisa gini terus, gue harus ngomong sama Nadya."

Alex segera menekan tombol panggilan saat itu juga, yang justru membuat Nadya disana langsung terkejut sebab dia memang sedang melamun seraya memegang ponsel yang menampakkan foto Alex.

"Ayo angkat, Nad!" gumam Alex harap-harap cemas, dia takut panggilannya ditolak oleh Nadya.

Untungnya Nadya menjawab panggilan Alex, meski sebenarnya ingin menghindar lagi, tapi sepertinya Nadya merasa tidak tahan mendiamkan Alex seperti ini.

"Na-Nadya?" Alex bicara dengan ragu, dia takut salah berucap yang menyebabkannya salah dimata Nadya. Demi apapun, Alex tidak bisa menyakiti Nadya. Dia merasa Nadya adalah gadis yang pantas dia jaga.

"Hmm..."

Hanya deheman yang didengar Alex dari suara Nadya. Tapi entah kenapa itu mampu membuatnya merasa lega.

"Nadya, kamu dimana? Kita bicara ya."

"Ya udah ngomong aja."

Meski nada bicara Nadya terkesan cuek, tapi Alex merasa senang akhirnya Nadya tidak mendiamkannya lagi.

"Kita ketemu ya." Alex berujar pela dan hati-hati, takut Nadya marah lagi.

"Enggak. Kalau mau ngomong disini aja," jawab Nadya merujuk pada panggilan selulernya.

"O-oke. Sebenarnya kamu kenapa, Nad?"

"..."

Alex menghela nafas pelan, sebab sepertinya Nadya enggan menjawab pertanyaannya.

"Nadya, aku minta maaf kalau aku ada salah. Maafin aku kalau sumber kesedihan kamu berasal dari aku--"

"Siapa bilang aku sedih?" potong Nadya sebelum Alex menyelesaikan kalimatnya.

Nadya memang tak pernah mengatakan hal itu, tapi Alex cukup peka dan bisa melihat raut sedih diwajah Nadya saat pagi tadi Alex menjemputnya.

"Y--ya aku tau aja kalau kamu lagi sedih, Nad ..."

"Kamu salah, aku gak sedih kok!"

"Terus?"

Nadya kembali tak menjawab, hanya terdengar helaan nafas beratnya diseberang sana dan Alex merasa ada sesuatu yang dipendam Nadya seolah tak ingin Alex mengetahuinya.

"Kalau kamu gak mau cerita apa sebab kesedihan kamu, ya udah gak apa-apa. Tapi, aku mau kamu tau kalau aku gak mau aku kamu sedih. Aku mau kamu bahagia, Nad."

...***...

Nadya benar-benar tak bisa menyemprot Alex dengan fakta yang diketahuinya tentang Erin. Nadya takut jika dia mengatakannya justru berujung dengan Alex yang akan memilih antara dirinya atau Erin. Nadya tak mau hal itu terjadi. Dia tak mau Alex meninggalkannya dan lebih memilih bersama Erin. Nadya pikir, berlagak tak tau akan lebih aman. Bolehkah dia merasa egois sekarang? Jadi bagaimana dengan hubungan Alex dan Erin? Jelas-jelas Nadya sekarang tau jika Alex memiliki pacar yang lain. Jadi, bagaimana?

"Kalau kamu gak mau cerita apa sebab kesedihan kamu, ya udah gak apa-apa. Tapi aku mau kamu tau kalau aku gak m aku kamu sedih. Aku mau kamu bahagia, Nad."

Mendengar perkataan Alex itu, entah kenapa akhirnya Nadya berani mengungkapkan perasaannya.

"Aku beneran gak sedih, Lex. Tapi, aku kecewa sama kamu."

"Ke-kecewa? Kenapa?" Suara Alex terdengar lirih disana.

"Kamu udah bohongin aku kan, Lex?" Lama-lama Nadya bisa mengungkapkan semuanya jika begini. Ah, dia tak siap nantinya Alex benar-benar harus memilih. Pasti dia yang akan ditinggalkan, batin Nadya.

"Bohong? Aku bohong apa, Nadya? Aku gak pernah bohongin kamu, sayang ..."

Suara Alex benar-benar terdengar serius dan kata-kata 'sayang' nya mampu menembus hati Nadya yang justru semakin membuat gadis itu tidak tahan lagi.

"Kamu beneran gak sadar udah bohongin aku, Lex?" Kali inipun Nadya berucap dengan suara bergetar. Dia memang takut Alex tak memilihnya tapi dia tetap takut suka dibohongi seperti ini.

Apapun keputusan Alex, Nadya harus berani mengutarakannya. Meski nanti Alex tak memilihnya, setidaknya Nadya harus memberitahu Alex bahwa kebohongan pemuda itulah yang menyebabkan Nadya kecewa.

"Aku beneran gak bohongin kamu, coba kamu kasih tau mengenai hal apa jadi aku bisa introspeksi diri dan sadar, barangkali aku memang udah membuat kamu kecewa Nadya."

"Erin ... dia---"

Belum sempat Nadya menjelaskan, Alex langsung tau duduk permasalahannya saat nama Erin disebut oleh Nadya.

"Oke. Aku udah tau sekarang. Biar aku jelasin semuanya ke kamu, Nadya. Tapi yang harus kamu tau adalah aku gak pernah bohongin kamu asal kamu tau."

...Bersambung ......