NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Zea duduk di sofa dengan tatapan kosong ke arah Leon yang tengah asyik bekerja di depan laptopnya. Tiba-tiba, Zea merasa bosan dan ingin pergi jalan-jalan. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Leon.

"Tuan Leon, aku mau jalan-jalan boleh?" ucap Zea dengan lembut.

Namun, Leon tampak tak menggubris ucapan Zea dan tetap fokus pada pekerjaannya. Meski sebenarnya Leon mendengar ucapan Zea, ia lebih memilih untuk mengabaikannya. Zea merasa tidak dianggap dan kembali berbicara,

"Tuan Leon, aku pulang saja ya."

Leon yang mulai merasa terganggu akhirnya meledak, "Bisa gak diam!" bentaknya.

Zea hanya berdecak kesal dan kembali duduk di sofa dengan wajah manyun. Leon melirik ke arah Zea yang duduk merajuk, namun ia kembali fokus pada pekerjaannya.

Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu. "Masuk," seru Leon. Pintu terbuka, dan Tiger, asisten Leon, masuk ke dalam ruangan. Ia datang untuk memberikan informasi penting kepada Leon.

Sementara itu, Zea masih duduk dengan wajah kesal dan kesepian, menunggu perhatian dari Leon yang tak kunjung datang.

Leon menutup laptopnya dengan tegas, merasa sedikit tegang karena harus bersiap untuk meeting lagi di perusahaan milik tuan kerjanya. Ia menghela napas panjang, berusaha untuk mengendalikan emosinya sebelum beranjak dari kursinya.

"Tuan mau ke mana?" tanya Zea,  yang selalu penasaran dengan kegiatan Leon.

Leon tidak menjawab, ia hanya membenarkan dasinya lalu melangkah kakinya keluar ruangannya, berusaha untuk mengabaikan pertanyaan Zea. Namun, Zea tidak menyerah begitu saja, ia bersikeras untuk menemani Leon.

"Tunggu tuan Leon, aku ikut!" seru Zea, berlari kecil untuk menyusul langkah Leon yang cepat.

Meskipun Leon tidak bergeming dan tidak menanggapi, tetap saja Zea ikut Leon. Mereka berdua masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai tempat meeting diadakan. Zea tampak gelisah, ia menggigit bibir bawahnya sambil menatap angka lantai yang terus berubah di panel lift.

"Aku takut tuan," gumam Zea pelan.

"Jangan berisik!" ketus Leon, tanpa menoleh ke arah Zea.

Ia merasa kesal dengan sikap Zea yang terus mengikutinya, tetapi pada saat yang sama, ada perasaan gemas yang muncul saat melihat wajah Zea yang cemas.

Zea kembali memanyunkan bibirnya, merasa tidak dianggap oleh Leon. Diam-diam, Leon melirik ke arah Zea, yang tampak sangat gemas melihat wajah Zea yang manyun.

Walaupun di dalam hati, Leon ingin mencubit Zea, tetapi egonya masih terlalu tinggi untuk mengakui perasaan itu.

Saat Zea dan Leon tiba di lobi kantor, suasana tampak lebih ramai dari biasanya. Mereka duduk bersebelahan di sofa, namun jarak di antara mereka cukup jauh. Keduanya terlihat canggung, terutama setelah perdebatan mereka tadi.

Tak lama kemudian, HRD di kantor Leon, yang bernama miko, melintas di depan mereka. Ia terpana melihat kecantikan Zea, lalu ia mendekati mereka.

"Hai," seru miko HRD di sana sambil tersenyum lebar.

Zea hanya bisa tersenyum tipis, ia tidak ingin terlibat dalam percakapan yang tidak diinginkan. Namun, miko terus mencoba memulai obrolan.

"Boleh kenalan, gak?" tanyanya. "Apa kamu mau mendaftar kerja di sini?"

Zea semakin merasa tidak nyaman, namun ia tetap mempertahankan senyumnya. Sementara itu, Leon yang menyaksikan peristiwa ini mulai kesal. Ia merasa miko telah melampaui batas sebagai karyawan di kantornya.

Dengan nada tegas, Leon mendehem untuk mengingatkan miko. Miko yang tadinya terlalu fokus pada Zea, baru menyadari keberadaan Leon di sampingnya.

"Ah, Pak Leon, maaf, saya tidak tahu kalau ini teman Anda," kata miko sambil menggaruk kepala.

"Zea adalah tamu saya, jadi tolong jaga sikapmu di depan tamu, ya," ujar Leon dengan nada dingin.

Miko tampak malu dan hanya bisa mengangguk, sebelum akhirnya pergi meninggalkan lobi. Sementara itu, Zea menatap Leon dengan rasa terima kasih.

Tak ada yang mengira bahwa Leon akan berani membela Zea, terutama Leon begitu cuek dengan zea. Namun, Leon hanya mengalihkan pandangannya dan kembali menatap ke depan, seolah tak ingin mengakui bahwa ia baru saja membantu Zea.

Zea menatap Leon dari samping dengan ekspresi penasaran, tubuhnya sedikit miring agar bisa melihat wajah Leon dengan jelas. Karena perbedaan tinggi badan antara mereka, Zea harus mengangkat kepalanya agar bisa menatap wajah Leon yang tampan namun dingin itu.

"Terima kasih, Tuan," ucap Zea dengan suara lembut, mencoba untuk menjalin percakapan dengan Leon.

"Diam saja," jawab Leon dengan nada dingin, tanpa menoleh ke arah Zea.

Zea mengerutkan dahinya, merasa heran dengan sikap Leon, "Diam dan disuruh diam lagi, memangnya di kantor ini dilarang ngomong ya?" tanyanya dengan nada setengah bercanda.

Leon kembali terdiam, tak memberi tanggapan apa pun. Tak lama kemudian, Tiger datang membawa mobil mewah milik Leon. Leon segera masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Zea yang duduk di sampingnya.

Di dalam mobil, Zea masih berusaha mengajak bicara Leon meskipun pria itu terus bersikap dingin dan tidak memberikan tanggapan.

Zea menatap wajah Leon yang tetap fokus mengemudi, lalu bertanya dengan nada penasaran, "Oh iya, Tuan, kenapa tadi Tuan bilang ke pria genit itu bahwa saya tamu penting?"

Leon memandang Zea sejenak, lalu kembali menatap jalan di depannya. Dengan nada datar, dia menjawab, "Karena kamu memang tamu penting bagiku, jadi mereka tidak boleh mengganggumu."

Zea merasa hangat mendengar jawaban Leon, meski diucapkan dengan nada dingin. Diam-diam, dia tersenyum dan merasa bersyukur memiliki seseorang yang melindunginya seperti Leon.

"So sweet" jawab zea berbunga bunga

"Jangan gr, aku hanya ngomong kosong doang, mana ada tamu penting Seperti kamu !"

"Iya deh iya, cuman omong kosong doang" seru zea

Leon merasa kesal dengan dirinya sendiri kenapa bisa berkata seperti tadi, sebelumnya dia belum pernah berkata yang hangat.

Akhirnya sampai juga di perusahaan Leon yang dituju,. Leon idak mengizinkan zea untuk turun dari mobil karena biti ini sangat penting dan tiger disuruh menemani zea.

Zea sempat protes namun dengan cepat Tiger menahan zea untuk keluar dari mobil akhirnya zea pun duduk di mobil dengan perasaan yang kesal.

"Non zea" lirih Tiger

"Iya ger"

"Aku mohon bertahan untuk tuan Leon"

"Maksudnya?"

Zea sangat heran dengan perkataan Tiger,

"Non zia satu-satunya perempuan yang bisa ikut dengan tuan kerja, aku yakin non bisa merubah sikap tuan Leon"

"Kenapa kamu bisa saya yakin itu?"

"Iya karena aku lihat tuan tidak pernah marah-marahin seperti biasanya, palingan dia kalau marah sama non hanya diam,  biasanya Tuan itu sangat tegas bahkan sampai bisa mengusir loh, tapi beda dengan non zea tuan lebih baik diam daripada terus berdebat dengan non zea" jelas Tiger

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!