NovelToon NovelToon
BORU NI RAJA

BORU NI RAJA

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / spiritual / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Jayapn

Tradisi batak kuno yaitu harus menikah dengan pariban yang merupakan anak dari kakak perempuan dari ayah.

Tradisi kuno yang masih dipertahankan oleh kedua orangtuanya Nauli Rumondang di jaman modern ini.

Nauli Romandang yang baru wisuda dari sarjana hukum dan harus menjadi istri dari paribannya yang bernama Yosua.

Yosua adalah laki-laki yang hanya tamatan sekolah dasar karena malas, menjadi anak laki-laki dalam keluarga diantara 7 saudara perempuannya yang membuatnya manja.

Berhubung kedua orangtuanya adalah orang kaya sehingga Yosua menjadi pribadi yang manja.

Semua pernikahan diatur oleh mamaknya Yosua dan hingga kehidupan berumahtangga yang membuat Nauli menjadi kesal.

Ibu mertua yang sangat cerewet, perfeksionis dan suka mengatur sesuai dengan kehendak dan ditambah lagi kakak ipar dan adik ipar yang begitu menjengkelkan.

Bagaimana nasib Nauli?

Apakah Nauli bisa bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jayapn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mamak Tidak amanah.

Aku bertanya-tanya dan keheranan karena melihat Ramses dan Armadi yang bangun pagi tepat pukul delapan pagi.

Setelah selesai sarapan dan kemudian berpakaian rapi, lalu mereka pergi entah kemana.

Itu urusan mereka, lebih baik aku ke warung mak Dison untuk mencari sesuap nasi seraya menyalurkan bakat ku yaitu memasak.

Ku hempaskan pikiranku jauh-jauh mengenai urusan mamak dan kedua anaknya itu, ku langkahkan kakiku menuju warung mak Dison dengan penuh kepastian.

"My darling love love ku akhirnya datang juga, ni minum jus alpukat dulu." ujar mak Dison seraya menyodorkan jus alpukat yang kental.

Nikmatnya jus alpukat ini, langsung ku sedot habis, lalu kerja lagi untuk membuat gorengan.

Pembeli silih berganti berdatangan karena letak warung ini berada di pinggir jalan dan area pemukiman warga.

Sesekali kami menggosip di kala tidak ada pembeli dan kemudian kerja lagi saat ada pembeli.

Tanpa terasa waktu sudah petang, tambahan tenaga kerja yaitu Irwan membuat semua pekerjaan menjadi ringan.

Hingga akhirnya semua dagangan telah ludes dan kami akhirnya pulang ke rumah dengan membawa uang dan perut yang sudah kenyang.

Sesampainya di rumah, kulihat ada motor baru dan motor lama sudah ngak ada lagi. motor besar yang tidak berguna menurutku.

"Abang pengen juga punya motor besar seperti ini?" tanya Samuel pada Irwan dan itu adalah sindiran.

"Ngak lagi...! ntar abang beli mobil jika udah kerja. tapi apa abang tukar tambah moto, iya!" sahut Irwan.

"Emangnya bisa tukar tambah? caranya gimana?" tanyaku pada Irwan.

"Motor yang lama di jual dan ditukar dengan motor ini, palingan tinggal nambah lagi....!"

Irwan berhenti bicara karena Friska dan Merlin menghampiri kami di dapur ini.

Leher, telinga dan tangan sudah berisi perhiasan dan sepertinya itu emas asli.

"Kami juga beli emas perhiasan seperti punya mu itu, emangnya eda yang punya emas perhiasan." ucap Merlin dengan sombongnya.

"Uang dari mana?" tanyaku dengan pelan.

"Uang dari bapak lah, ngak mungkin dari kau." jawab Merlin.

Ternyata mamak ngak amanah dan lagian ini salah pejabat itu, sudah ku peringatkan untuk membeli lahan pertanian secara langsung.

Tapi malah nitip uang ke mamak, aku yakin itu emas perhiasan palingan berumur 3 bulan.

"Tidur, yuk!" ajak ku pada Samuel.

Tapi Irwan minta ikut sekamar dengan ku karena bapak ngorok tidurnya, Irwan bersedia tidur di lantai asal jangan tidur disamping bapak.**

Pagi harinya aku terbangun dan kedua adikku sudah berangkat kerja dan aku langsung ke dapur untuk memasak seperti biasa.

Sampai akhirnya Irwan dan Samuel berangkat ke sekolah, tapi penghuni rumah ini belum ada yang bangun.

Istilahnya kembali ke stelan awal, mereka masih tidur dan aku bersiap-siap untuk pergi ke warung mak Dison.

kreeekkkk...!' pintu kamarku yang dibuka oleh mamak.

Wajahnya terlihat lesu dan langsung duduk di ranjang, sementara aku masih mengurus rambut ku.

"Kira-kira sudah berapa tabungan Samuel, iya? tanya mamak.

Mendengar pertanyaan itu, seketika jiwa-jiwa amarah ku langsung meledak tapi ku redam karena tidak mau berdebat di pagi hari yang cerah ini.

"Jika mamak berani mengusik tabungan mereka berdua, akan ku usir kalian semua dari rumah.

jika kalian ngak mau ku usir, akan ku bakar rumah." ucapku pada mamak dengan tegas.

"Kalau begitu sinilah surat rumah ini, biar mamak gadaikan." ucap mamak.

"Mamak mau ku bakar?" sahutku dan mamak akhirnya menangis.

Ku biarkan aja, toh juga itu hanya sandiwara dan aku ngak mau tau apa yang terjadi ke mamak.

"Semuanya sudah habis, bahkan mamak ngak bisa lagi beli ulos untuk pernikahan mu nanti...!"

"Ngak usah dipikirkan, Mak! Itu di lemari banyak ulos, itu aja kasih sama ku nanti." jawabku dengan ketus.

"Semua itu sudah lama...!"

"Pernikahan ku juga ngak akan lama, kok! ngak usah terlalu di pikirkan. Lebih mamak pikirkan biaya pesta pernikahan anak-anak mu itu.

mamak juga berkata akan memberikan sinamot dua puluh juta rupiah kepada keluarga Friska dan Merlin." ucapku yang mengingatkan mamak.

Mamak hanya menangis tapi aku ngak perduli, aku hanya menggulung rapi rambut ku karena aku akan memasak di warung mak Dison.

"Nauli boruku sayang...! bisa mamak pinjam semua emas mu? mamak sudah terpojok karena keinginan adek-adek mu yang tukar tambah motor dan eda-eda mu yang ingin punya emas perhiasan...!"

"Ngak bisa...! Itu urusan mamak dan bukan urusanku, aku capek menasehati mamak yang bebal.

terus aja manjakan anak-anak mu dan teruslah tinggi hati dan sombong." sahutku ke mamak.

Saat aku berdiri dan mamak langsung bersujud di kaki ku, tapi itu ngak akan mengubah hatiku.

Siapa yang berbuat harus dia bertanggungjawab dan aku ngak peduli dengan penderitaan mamak saat ini.

Sudah ku nasehati agar tidak memanjakan anak-anaknya yang bisa hancur lebur dan jangan tinggi hati.

"Sekalipun mamak menangis darah, aku akan perduli, Mak!"

"Kamu tega membiarkan mamak malu?" tanya mamak padaku.

"Bukan urusanku, Mak! aku ngak peduli dengan semua penderitaan mamak...!"

"Bou...!" teriak Friska dari arah dapur.

Kami berdua langsung ke dapur, ku lihat Friska dan Merlin yang menangis didekat sumur.

Sumur berada di dapur dan hanya ditutupi dengan seng, tapi kenapa mereka berdua menangis didekat sumur itu.

"Kalian berdua kenapa? kok nangis?" tanya mamak dengan lembutnya.

"Emas perhiasan kami berdua tercebur ke sumur ini karena mengejar ayam, kami berdua ingin makan ayam." jawab Merlin.

haaaaaaaa...!' hembusan napas ku yang berat.

Padahal aku masak ayam gulai dan juga ayam goreng karena kedua perempuan itu suka ayam goreng.

"Untuk apa kalian berdua mengejar ayam? aku masak ayam gulai dan ayam goreng untuk kalian berdua." ucapku pada kedua perempuan itu.

"Mana ayam nya?." tanya Friska.

Masa ngak ada? Ayam gulai dua kilogram ku masak dan hampir dua kilogram ayam goreng.

Ternyata benar kalau ayam yang ku masak menghilang semua padahal baru tiga orang yang makan dan ayam masih banyak yang tersisa.

"Bapak...!" teriak ku yang memanggil bapak.

Bapak datang dari arah belakang rumah dan baskom tempat ayam gulai serta piring tempat ayam goreng di pegangnya.

"Bapak dari mana dan kenapa bapak membawa baskom dan piring tempat ayam yang ku masak?" tanyaku pada bapak.

"Ba..bapak! bapak berikan pada bou mu, bou mak Risna...!"

"Bapak sudah gila, iya! disini banyak mulut yang mau di beri makan tapi bapak bisa-bisanya memberi makan benalu itu.

capek mengurus keluarga bapak ini, mati aja kalian semua...!" ucapku dan aku langsung pergi setalah ku ambil tasku.

Bou mak Risna adalah kakak sepupu bapak yang sudah janda tapi selalu beranak.

Heran kali melihat keluarga bapak ini, tak satupun yang beras. Begitu juga dengan bapaknya Mora yang saat sudah menjadi duda berdasarkan keputusan adat.

1
Heri Wibowo
anak kurang ajar nyuruh-nyuruh mamanya kayak pembantunya
JayaPn
/Ok/
Heri Wibowo
lanjut thor
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Parah kali lah keluargamu itu Yosua
Heri Wibowo
Gimana kalau madumu itu hamil anak dari mertuamu itu Nauli
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
sungguh gila! bapak mertua garap menantunya
Heri Wibowo
Kenapa hanya kedua anak laki-laki itu yang diistimewakan Mamakmu Nauli
JayaPn: karena anak laki-laki sebagai penerus marga dan keduanya adalah menantu sang pejabat
total 1 replies
Heri Wibowo
bagus Nauli, memang harus bersikap tegas pada keluargamu
Heri Wibowo
percaya diri kali madumu itu nauli.
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
jangan sampai istri ke 2 yosua bernasib sama dengan nauli.
Heri Wibowo
wah enak juga ya, kalau punya kebun sayur sendiri, enggak usah mikirin harga sayuran di pasar.
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
penjarakan saja ipar-iparmu itu Nauli
Ribu Barus
sangat bagus
Heri Wibowo
benar bapak mertua, sebaiknya kau pulangkan saja uangnya daripada nanti masuk penjara.
Heri Wibowo
Irwan sama Samuel sudah seperti bodyguard-nya Nauli saja ya.
Heri Wibowo
apa-apa Kata mamaku ya sudah masuk dalam perutnya lagi aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!