NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13 Keputusan berat

Setelah menemukan akar permasalahan sebenarnya dari dorongan hasrat terlarang yang membutakannya, Raka menghadapi keputusan berat dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani semua proses rehabilitasi jiwa untuk menyingkirkan setan-setan itu dari dalam dirinya?

Pertanyaan itu terus mengusik benak Raka selama beberapa waktu ke depan. Di satu sisi, menjalani terapi penyembuhan diri berarti dia harus membongkar kembali luka-luka menganga di masa lalu. Termasuk mempertanyakan aspek kejiwaannya yang begitu rapuh hingga membuatnya berbuat keji pada Kirana.

Namun di sisi lain, Raka sadar bahwa inilah satu-satunya jalan menuju penebusan dosa dan pengampunan sejati dari sang adik. Tanpa mengenyahkan akar permasalahan hasrat terlarang itu, sia-sia lah semua usaha yang diupayakan nya selama ini.

"Tuhan...berilah aku petunjuk untuk mengambil keputusan yang tepat," Raka bermunajat dalam kesunyian. "Aku sungguh ingin melepaskan diri dari belenggu kebinatangan ini, tapi aku takut untuk menghadapinya."

Berbagai keraguan dan ketakutan silih berganti menghantui benak Raka. Bagaimana jika nanti terapi itu justru membuatnya semakin tersiksa? Membongkar kembali memori-memori luka yang sudah lama terkubur dalam-dalam.

Namun di saat bersamaan, Raka juga mencoba membayangkan akibat jika dia tidak menjalani proses penyembuhan diri itu. Bisa dipastikan, sisa-sisa kebinatangan dalam dirinya akan terus menggerogoti hingga membuatnya terjerumus ke lubang kehinaan yang sama suatu hari nanti.

"Kakak juga harus menghadapi ketakutan terdalam untuk bisa sembuh, seperti aku yang harus menghadapi luka terdalam ku," tegas Kirana saat Raka mencoba meminta pendapatnya. "Hanya dengan begitu, Kakak bisa menebus semuanya secara total dan mendapat pengampunan ku kelak."

Mendengar wejangan bijak adiknya itu, Raka sampai pada sebuah titik balik dalam hidupnya. Diapun menyadari bahwa inilah konsekuensi terbesar yang harus diambilnya sebagai dosa yang telah diperbuat.

Dengan mengumpulkan segenap keberanian, Raka akhirnya mengambil keputusan untuk menjalani semua terapi rehabilitasi jiwa guna menyingkirkan setan-setan hasrat terlarang dalam dirinya. Betapapun pedih dan menyakitkannya proses itu nanti, dia harus melewatinya dengan kepala tegak.

"Baiklah Kirana, aku telah membulatkan tekad untuk mengenyahkan jiwaku yang sakit ini sampai ke akar-akarnya," ujar Raka dengan sorot mata berapi-api. "Apapun yang akan ku hadapi nanti, aku siap untuk menanggung resikonya..."

Sang adik menatapnya dengan pandangan teduh. "Semoga Tuhan menunjukkan jalanmu, Kak. Aku akan selalu mendukung apapun keputusanmu, selama itu untuk kebaikan kita berdua."

Raka mengangguk mantap dengan keyakinan membaja. Dalam benaknya telah terbayang perjuangan panjang yang masih harus dia hadapi di masa mendatang. Namun itu semua sedikit pun tidak membuatnya gentar.

Demi meraih pengampunan sejati Kirana, Raka rela menjalani apapun prosesnya. Menembus kegelapan paling pekat sekalipun dengan tangannya sendiri. Karena sesungguhnya, melepaskan diri dari kebinatangan hasrat terlarang itu adalah satu-satunya kunci menuju kebahagiaannya di masa depan...

...

Setelah membulatkan tekadnya untuk menjalani proses rehabilitasi jiwa, kini Raka menghadapi tantangan baru. Dia harus menemukan terapis atau psikolog yang tepat untuk membantunya menyingkirkan akar permasalahan hasrat terlarang dalam dirinya.

Pencarian itu tidaklah mudah. Raka harus mencari seseorang yang tidak hanya berkompetensi tinggi, tapi juga bisa dipercaya sepenuhnya. Mengingat masalah yang dihadapinya begitu pelik dan rawan memicu kontroversi.

Setelah melalui penjajakan panjang, Raka akhirnya menemukan seseorang yang dianggapnya tepat. Dr. Rahmat, seorang psikolog terkenal dengan reputasi gemilang serta rekam jejak membantu pasien dengan masalah serupa.

Tentu saja tak mudah bagi Raka untuk membuka seluruh kisah kelamnya pada orang asing. Namun dia terpaksa melakukannya, demi bisa mendapatkan penanganan intensif seperti yang dibutuhkannya.

"Saya sadar bahwa masalah saya memang cukup pelik, Dok," Raka membuka percakapan dengan parau. "Saya sampai tega memperkosa adik kandung saya sendiri, didorong oleh hasrat terlarang yang membutakan nurani."

Dr. Rahmat mendengarkan dengan saksama, sama sekali tidak menunjukkan reaksi jijik ataupun terkejut berlebihan. Memang inilah profesionalisme yang diharapkan Raka dari sang dokter.

"Tentu ini memang masalah berat yang harus ditangani secara khusus," balas sang dokter dengan nada tenang dan berwibawa. "Akan tetapi, saya pastikan andai ada kesungguhan dari Anda untuk sembuh, maka insya Allah akan ada jalan keluarnya."

Raka mengangguk mantap meski dalam hati masih bergejolak ragu. "Saya siap untuk menjalani semuanya, Dok. Apapun prosesnya nanti."

"Baiklah, yang terpenting adalah komitmen dan kejujuran dari diri Anda sendiri selama menjalani terapi nanti," Dr. Rahmat kembali berkata dengan nada meyakinkan. "Ingat, masa lalu bukanlah sesuatu yang perlu disesali terus-menerus. Fokus saja pada upaya penyembuhan dan masa depan yang lebih cerah."

Mendengar wejangan itu, Raka merasa seperti baru saja menemukan secercah harapan di ujung kegelapan panjangnya selama ini. Sang dokter benar, yang terpenting kini adalah bagaimana mengupayakan penyembuhan, bukannya terus berlarut dalam penyesalan.

"Baiklah Dok, kapan kita bisa memulai sesi terapi pertama?" tanya Raka dengan nada bersemangat yang mengiba.

Dr. Rahmat tersenyum tipis. "Sesegera mungkin, Nak. Tapi sebelumnya, saya harus memastikan bahwa Anda sudah benar-benar siap untuk membongkar seluruh luka menganga di masa lalu. Karena sesungguhnya, proses penyembuhan adalah tahapan paling menyakitkan sebelum mencapai kebahagiaan sejati."

Raka menelan ludahnya yang terasa kering kerontang. Namun keyakinannya untuk sembuh sama sekali tak tergoyahkan.

"Saya siap, Dok. Apapun resikonya, saya akan menanggung semuanya," tekadnya membara bagaikan dibakar api keberanian abadi.

Kini setelah mengambil keputusan berat itu, Raka merasa dirinya bagai sang Feniks yang siap untuk terlahir kembali dari abu kehinaannya sendiri. Kobaran bara keberanian itu akan membantunya menembus kegelapan terdalam menuju cahaya pengampunan sejati yang dinantikannya...

..

Setelah bertekad bulat untuk menjalani rehabilitasi jiwa, kini Raka menghadapi tantangan baru dalam proses penyembuhannya. Dr. Rahmat, sang psikolog yang menanganinya, memperingatkan bahwa ini bukanlah jalan yang mudah untuk ditempuh.

"Anda harus siap untuk membongkar kembali semua luka menganga di masa lalu, Raka," tegas Dr. Rahmat dalam sesi konseling pertama mereka. "Saya tahu ini akan sangat menyakitkan, tapi hanya dengan begitu kita bisa menyingkirkan akar permasalahan Anda sampai ke akar-akarnya."

Raka mengangguk lemah, namun sorot matanya memancarkan determinasi membaja. "Saya siap untuk itu, Dok. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan terus tenggelam dalam kegelapan dosa sendiri."

Dr. Rahmat tersenyum kecil, tampak puas dengan jawaban itu. "Baiklah kalau begitu, kita mulai dari pengakuan dosa terdalam Anda, yakni perkosaan terhadap saudari kandung sendiri."

Mendengar kata-kata itu membuat Raka seperti dihantam godam besar tepat di ulu hatinya. Memori kelam malam mengerikan itu tiba-tiba membanjiri benaknya dengan dahsyat bagaikan tsunami kenangan paling mengerikan.

"Tolong ceritakan secara detail, Raka. Seluruh kejadiannya, dari awal hingga akhir. Jangan ada yang disembunyikan sedikitpun," pinta sang dokter dengan nada tegas namun teduh.

Raka menelan ludahnya yang terasa kering kerontang. Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya yang mendadak lemas seperti jeli. Namun dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tetap tegar.

"Ba-baiklah Dok... Saya akan mencoba untuk mengingat semuanya," ujar Raka dengan suara bergetar hebat.

Dengan tertatih dan sesengukan, Raka pun memulai kisahnya tentang bagaimana awalnya dia menaruh perhatian khusus pada Kirana yang tumbuh menjadi gadis cantik. Betapa dia begitu tergila-gila mengagumi lekuk tubuh indah sang adik yang semakin hari kian memesona.

Dr. Rahmat mendengarkan dengan saksama, sesekali mengangguk atau mencatat poin-poin penting. Sama sekali tidak ada raut jijik ataupun menghakimi di wajahnya yang tenang dan berwibawa itu.

Namun raungan pertama Raka pecah saat dia bercerita sampai pada bagian malam mengerikan di mana dia memperkosa Kirana dengan sadis tanpa ampun. Tangis pilu pun seketika meledak dari mulutnya yang bergetar hebat.

"Sa-saya sungguh monster paling keji, Dok! Bayangkan saja, saudari kandung saya sendiri yang saya nodai seperti binatang tak berperikemanusiaan!" Raka menjerit histeris di sela isak tangisnya.

Dr. Rahmat tetap tenang dan memandangnya dengan sorot teduh. "Jangan terlalu memaksakan diri jika memang terlalu menyakitkan, Raka. Kita bisa melanjutkannya lain waktu."

Namun Raka menggeleng lemah berusaha menguasai dirinya sendiri. "Tidak Dok... Saya harus menghadapi ini sekuat tenaga. Inilah jalan penebusan dosa saya yang sesungguhnya..."

Dengan tetap menangis tersengal, Raka pun kembali melanjutkan kisah kelamnya itu hingga pada bagian di mana Kirana berhasil melarikan diri dengan luka menganga, baik raga maupun jiwanya. Setelah sekian waktu, barulah Raka berhasil menemukan jejak sang adik untuk memohon pengampunan darinya.

Dr. Rahmat kembali mengangguk meyakinkan. "Anda telah melakukan bagian awal dengan baik, Raka. Sekarang cobalah renungkan, mengapa Anda bisa berbuat sekejam itu sehingga mengingkari ikatan saudara dengan menodai Kirana."

Raka kembali meringis dalam tangisnya yang memilukan. "Itu Dok... karena saya memang dibutakan oleh nafsu terlarang yang kelewat batas..."

"Baiklah, kita akan terus mengupas masalah itu di sesi-sesi berikutnya," Dr. Rahmat menepuk punggung Raka lembut. "Bukalah seluruh isi hatimu, biarkan luka-luka menganga di sana mengalir dan terbebas satu demi satu."

Dengan kepayahan yang luar biasa, Raka mengangguk pasrah. Dia tahu inilah jalan penebusan dosanya yang paling menyiksa sebelum akhirnya nanti dia bisa mencapai ketenangan hakiki di ujung sana.

Keputusan berat untuk menjalani proses rehabilitasi ini sudah diambil dengan matang. Meski terasa bagaikan menelan ribuan jarum beracun, dia tetap harus melangkah maju tanpa ragu, demi menggapai satu-satunya harapan pengampunan terbesarnya, dari sang adik Kirana...

...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!