Dokter Cantik Tuan Psikopat

...༻⌘༺...

Ares memang tak melakukan apapun di toilet. Tetapi tangannya beraksi saat dalam perjalanan menuju penjara. Dengan cepat dia ambil alat pemantik dari kantong jaket petugas penjara yang menemaninya.

Sebenarnya Ares ingin sekalian mengambil kunci selnya. Namun sayang, si petugas penjara menyimpan kuncinya di saku yang berlawanan dari posisi Ares.

Setibanya di sel, borgol Ares dilepas, dan dia langsung kembali di kurung. Kini Ares hanya perlu mencari waktu yang tepat untuk melakukan rencana pelariannya.

Ada kabel listrik di dalam sel Ares. Kabel listrik itu tersambung dengan kamera CCTV yang bertengger di atas.

Kala malam hari, Ares menyulut api ke kabel listrik. Dalam sekejap, api langsung menyala. Saat itulah Ares berteriak meminta tolong.

Para sipir berdatangan. Mereka mengeluarkan Ares terlebih dahulu dalam penjagaan. Ares memanfaatkan kesempatan itu untuk memercik api lainnya.

Tak tanggung-tanggung, Ares melemparkan pemantik yang menyala ke arah drum berisi minyak tanah. Si jago merah semakin membara. Para sipir bergegas menyelamatkan diri dari api. Mereka juga tak lupa menyelamatkan tahanan yang bisa diselamatkan. Termasuk Ares.

Di tengah keributan itu, Ares menyerang kedua sipir yang membawanya sampai pingsan. Lalu dia bawa salah satu sipir tersebut masuk ke sebuah ruangan. Ares segera mengganti pakaiannya dengan seragam sipir.

Kini yang perlu Ares lakukan adalah keluar melewati pintu depan. Semuanya tentu bisa dia lakukan dengan mulus. Terlebih semua orang sedang dalam keadaan panik.

Ares menghirup udara segar, setelah sukses melarikan diri. Nama yang langsung terpikirkan di otaknya adalah Athena.

'Jika kau ingin memilikiku, kau harus hentikan obsesi membunuhmu ini...' kalimat Athena itu selalu terngiang di telinga Ares. Kalimat tersebut juga berhasil membuat Ares terpikir ingin menghentikan obsesi membunuhnya.

"Apa aku bisa melakukannya?" gumam Ares. Sekarang keinginannya untuk memiliki Athena lebih besar dari apapun. Bahkan dari obsesi membunuhnya.

Ares diam-diam kembali mendatangi rumahnya yang ada di hutan. Di sana dia mengambil harta simpanannya yang berjumlah ratusan juta dolar. Dengan itu, Ares bisa kembali mendapatkan kehidupan normalnya.

Dengan keahlian bedah plastiknya, Ares mampu menutupi wajahnya dengan kulit palsu. Karena dia juga seorang seniman, dirinya mampu membuat wajah yang tampak realistis sekali. Bahkan tak kalah tampan dari wajah asli Ares sendiri.

Hal pertama yang dilakukan Ares adalah menemukan tempat tinggal terlebih dahulu. Dia tak seperti penjahat buronan pada umumnya, bukannya kabur keluar kota, Ares justru memilih tetap tinggal di kota Bloody. Itu jelas dirinya lakukan karena Athena.

Parahnya Ares memilih gedung apartemen yang sama dengan Athena. Unit apartemennya bahkan berada tepat di sebelah unit apartemen Athena. Ares rela membayar dua kali lipat untuk itu.

Setelah mengurus dirinya, barulah Ares mencari tahu secara lebih jelas tentang Athena. Dia baru tahu kalau perempuan tersebut adalah psikiater.

"Pantas saja dia bisa merubah pikiranku secara perlahan," gumam Ares.

...***...

Karena sudah membaik sepenuhnya, Athena memutuskan kembali bekerja. Dia juga menyuruh kedua orang tuanya pulang.

Menurut Athena kota Bloody sekarang sudah aman karena Ares telah tertangkap. Meskipun begitu, Bella dan Ben akan rutin mengunjungi Athena setiap seminggu sekali.

Kini Athena memasuki kamar mandinya. Ia melepas pakaian satu per satu. Tetapi dirinya merasa ada yang aneh. Athena merasa seperti tidak sendirian. Dia merasa ada orang yang memperhatikannya.

Athena mengedarkan pandangan ke sekeliling. Namun kecurigaannya itu tak terbukti adanya. Hanya ada dirinya sendirian di kamar mandi.

"Apa yang kupikirkan? Mungkin hanya perasaanku saja," gumam Athena sembari menggeleng. Dia mengabaikan pikiran anehnya dan segera mandi.

Athena bersiap untuk bekerja. Ketika keluar dari unit apartemen, dia melihat ada banyak kardus di depan pintu unit apartemen tetangganya. Athena menduga ada penghuni baru.

"Halo?" Penghuni baru itu muncul bersamaan saat Athena nyaris beranjak. Dia tidak lain adalah Ares dengan wajah barunya.

"Halo.... Kau pasti baru pindah ke sini," tanggap Athena sambil tersenyum.

"Ya, namaku Brandon!" ungkap Ares. Sengaja memilih nama yang akan membuat Athena teringat dengannya.

Benar saja, Athena langsung terkesiap. Wajah Ares langsung terlintas dalam benaknya.

"Nona? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Ares, karena Athena tak kunjung mengatakan apapun.

"Maaf. Namaku Athena." Athena segera angkat suara. Dia juga menepis segala pikiran tentang Ares. Karena tidak mungkin orang yang di hadapannya sekarang adalah lelaki itu. Ares sedang di penjara, wajah Brandon juga jauh berbeda dengan Brandon yang dirinya kenal.

"Semoga kita bisa berhubungan dengan baik, Nona!" ujar Ares. Dia mengulurkan tangan ke arah Athena. Perempuan tersebut lantas menyambut tangannya.

Sambil menyalami tangan Ares, Athena berkata, "Aku harap begitu."