"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Sarapan Gombalan
"Mama kenapa gak bilang sama Giselle, kalau ternyata papa nikah sama mamanya Samudra?"
"Jadi ini alasan mama kenapa Giselle mama larang berhubungan sama Samudra?" tanya Giselle dengan menatap Sinta dengan datar.
Yang tadinya Sinta tengah sibuk mengoles roti dengan selai kacangnya, dia langsung menghentikan aktifitasnya dengan menatap kearah Giselle "Dari mana kamu tau itu Sel?"
"Mama tinggal jawab apa susahnya sih ma? Kenapa mama diam saja? Kenapa mama gak pernah bilang jika Samudra itu anak wanita yang selama ini mama ceritakan? Bukan begini ma, bukan begini yang Giselle minta, cukup mama jujur dan bilang sama Giselle!"
"Sel, dengerin mama! Mama ada alasan kenapa mama tidak bilang sama kamu, mama gak mau nyakiti hati kamu karena rasa sayang kamu sama Samudra, tapi mau gimanapun mama gak mau kamu berhubungan sama Samudra anak dari wanita yang selama ini sudah merusak rumah tangga mama, mama gak mau sayang"
"Dengan cara mama berbohong sama Giselle? Mama bilang Samudra anak geng motor, samudra urakan, dan Samudra bukan laki laki yang baik? Oke fine semua itu Giselle terima ma, tapi kenapa dari semua itu, kenapa harus Samudra yang merebut semua kebahagiaan Giselle, kalau dari awal Giselle tau, Giselle gak akan sedalam ini suka sama dia Ma" lirih Giselle dengan air mata yang mengalir.
Sinta langsung beranjak dari duduknya, dan langsung duduk disebelah Giselle, Sinta mengelus punggung Giselle dengan lembut "Maafin mama sayang, maafin mama , mama takut kamu benci sama mama, dan mama takut kalau mama bilang yang sebenarnya kamu malah gak percaya sama ucapan mama,"
"Kenapa hidup kita semenderita ini sih ma, apa perlu Giselle balas semua rasa sakit mama sama pelakor itu?"
Sinta mengeleng dengan mengusap air mata Giselle dengan lembut "Tunggu balasan dari Tuhan, mama yakin mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal, tukang selingkuh itu gak akan mungkin puas dengan apa yang dimiliki sekarang, jadi tunggu aja sayang"
Giselle menggelengkan kepalanya dengan meraih kunci mobil dan juga tasnya "Gak ma, Giselle gak mau merepotkan Tuhan, kalau Giselle bisa balas semuanya kenapa Giselle gak lakuin itu? Giselle pamit ma"
"Sarapan dulu Sel, jangan nekat kamu!" teriak Sinta
Giselle hanya diam, dia menulikan pendengarannya, jujur antara kecewa, marah, dan juga sakit hati ini menjadi satu.
Baru juga membuka pintu rumahnya, Giselle dibuat kaget saat Langit sudah berada di depan pintu dan malah mengetuk keningnya.
"Ehh, Salah" ucap Langit sambil meringis menatap kearah Giselle yang menatapnya dengan datar.
"Nyesel gue lo tau rumah gue" sebal Giselle dengan berjalan melewati Langit.
"Ehh tunggu! Buru buru banget sih, mana bawa kardus gede banget mau bagi bagi apaan lo Sel?"
"Bagi bagi pala bapak lo, gue mau balikin bareng kemantan, minggir lo, atau mau masuk dalam bagasi juga lo?"
"Galak amat sih lo Sel sama gue, sakit hati loh gue, semalam aja gak ingat lo nangis nangis dipelukan gue, eh by the way lo ada hutang sama gue" ucapnya dengan menaik turunkan alisnya
Giselle mengerutkan keningnya dan mengurungkan tangannya yang hendak membuka pintu mobil. "Hutang apaan? Perasaan gue gak ada hutang ya. Ohh atau jangan jangan lo beliin gue jagung tadi malam ya? Berapa emangnya, sampai segitunya lo datengin rumah gue dan nagih hutang"
Tangan Langit menahan pergerakan tangan Giselle yang hendak membuka tasnya, "Bukan itu Sel, gak usah pura pura lupa deh lo"
"Gue bukan cenayang yang bisa baca fikiran lo, to the point aja, maksud lo apa? Gue dah lupa" sebal Giselle.
Dengan senyum tengilnya Langit menujuk pipinya "Hutang lo karena gue sudah bantu lo kemarin, harusnya gak lupa kan soal ini semalam"
Giselle mengerjabkan matanya, "Gak, gak ada yang gitu gituan, gue alergi sama yang namanya laki laki brengsek minta cium banyak cewek"
"Hanya lo" jawab Langit dengan serius "Gue emang playboy tapi soal sentuhan fisik atau ciuman gue gak pernah lakuin itu, demi Tuhan"
Giselle mengidikan bahunya "Gak usah bawa bawa nama Tuhan, kalau salah ya salah aja" jawabnya hendak masuk kedalam mobilnya,
Dan sialannya kenapa tiba tiba Giselle malah menginjak tali sepatunya sendiri, yang harusnya nyungsep masuk kedalam mobil dengan tak estentik malah masuk kedekapan Langit, dan mencium pipi Langit.
"Nolong dapat bonus, makanya kalau punya hutang dibayar, hampir aja kena karma kan lo" ucap Langit dengan santai dan melepaskan pelukannya,
"Sialan gue nyium Langit"
Giselle yang tengah seperti orang linglung, dia masih menatap lurus kedepan, sedangkan Langit sudah berjongkok didepan Giselle dengan menalikan sepatu gadis itu "Kaya anak TK aja, tali sepatu gak bisa"
"Ralat, bukan gak bisa tapi emang lepas aja kurang kuat nalinya"
Langit bangkit dari duduknya sambil meraih kunci mobil Giselle "Alasan, masuk lo gue yang nyetir gue anterin lo mau kesekolah lama lo kan?"
Giselle menatap jam dipergelangan tangannya sambil menggelengkan kepalanya "Gak jadi, entar aja pulang sekolah, gara gara lo gue terlambat"
"Gue mulu perasaan, dah masuk sana gue yang nyetir"
"Siap pak sopir" jawab Giselle dengan terkekeh.
Sudah pasti pagi ini akan bikin geger satu sekolah karena Giselle datang dengan sang playboy, yang kadang kumat kadang juga waras.
Perjalan hanya memakan waktu lima belas menit, dan mobil Giselle seperti biasa terparkir rapi diparkir sekolah, tapi saat yang keluar idaman sekolah dan juga anak baru mereka semua langsung memekik histeris.
"Oh my god, jadi Langit sudah mendapatkan Giselle?"
"Demi apa Giselle luluh sama Langit, dan baru kali ini Langit ngejar cewek, apa dia bener benee tobat?"
"Gak tau, tapi gue chat, dm gak ada yang dibalas bahkan sudah satu minggu gak dibuka"
"Gila Giselle bawa pengaruh banget gak sih"
"Beruntung banget, Langit mau berubah demi Giselle"
"Cewek pertama yang bisa luluhin hati Langit, fiks sih ini adalah cintanya Langit"
Banyak banget yang penasaran sama hubungan keduanya, bukan hanya anak satu sekolah tapi juga temen temennya terutama Bella.
Gadis itu langsung berlari menghampiri Giselle dan menarik tangan gadis itu.
"Demi apa woy, lo sama Langit jadian? Secepat itu?"
"Gak usah ngadi ngadi lo, siapa yang bilang gue jadian" saut Giselle dengan sewot.
"Lah lo berangkat bareng?"
"Terus kalau berangkat bareng bisa dibilang jadian? Dah lah gak usah ngawur lo, mending kota kekelas" ajak Giselle sambil menyodorkan tangannya kearah Langit "Kunci mobil?"
"Gak, gue yang bawa, nanti pulang sama gue"
"Awas aja kalau lo gadein mobil gue" Ancam Giselle.
"Gue orang kaya kalau lo lupa, mobil aja bisa beli baru, tapi kalau jatuh cinta sama lo gak bisa diperbarui"
"swiitt switt pagi pagi makan gombalan maut dari Langit cieee" ledek Leo
"Ehem ada yang merah tapi buka tomat" saut Elang dengan tertawa pelan,
"Bacot amat kalian" sebal Giselle dengan meninggalkan tiga laki laki yang tengah sibuk meledek Langit dan juga Giselle.
Harapan ku semoga di tempat baru,Gizelle lebih strong,Tegas dan jadi cewek yg tangguh,jangan lemah,Jangan suka ngerendahin harga diri demi cowok..☺️