Blurb...
"Sejak kapan kau mencintaiku hubby?" Tanya Alena setelah mereka selesai dengan percintaan panas mereka dan kini mereka saling memeluk satu sama lain.
"Sejak kau memakai hijabmu ini honey, kau semakin cantik setelah mengenakan hijab." Ucap Abraham sembari membelai lembut wajah cantik sang istri.
"Kalau begitu aku adalah pemenangnya hubby, karna aku sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu" Bangga Alena sembari mengecup bibir sang suami.
"Aishhh! kau pikir ini sebuah perlombaan!" Pekik Abraham sembari mencubit hidung sang istri dengan gemas"
Akankah pernikahan mereka bertahan hingga akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Razia
Tok tok tok
Alena dan Abraham sudah tertidur lelap, mereka sama sekali tidak mendengar suara pintu yang di ketuk itu.
"Permisi. Apa ada orang di dalam? Kami dari pihak kepolisian tolong buka pintunya"
Teriak seorang petugas berseragam polisi itu sembari terus mengetuk pintu kamar hotel tempat Abraham dan Alena menginap. Namun hening tak ada jawaban.
"Dobrak saja pintunya!"
Titah pria berjaket hitam, kepada anak buahnya.
"Siap, laksanakan!"
Balas seorang anak buahnya yang berdiri di samping kanan pria itu.
1...2...3...
Setelah menghitung aba-aba, polisi berbadan tegap itupun menendang pintu kamar hotel tempat Abraham dan Alena menginap.
Brak!
Pintu lapuk itupun terbuka dengan mudah hanya dengan satu kali tendangan saja.
"Aduh berisik sekali. Suara apa itu?" Cicit Alena sembari mengerjapkan matanya.
Suara gaduh tersebut membuat Alena yang sedang terlelap dalam dekapan Abraham jadi terbangun.
Entah siapa yang menyingkirkan pembatas yang telah mereka buat, hingga kini Abraham dan Alena tidur dalam posisi saling memeluk. Menyadari hal itu Alenapun langsung mendorong tubuh Abraham kuat-kuat, hingga pria tampan itu terjatuh dari ranjangnya.
"Aw sakit" Pekik Abraham masih dengan matanya yang terpejam.
"Selamat malam" Ucap polisi berjaket hitam itu.
Di sisi kiri pria berjaket hitam itu berdiri seorang polisi wanita, sedangkan di sisi kanannya berdiri seorang polisi pria. Mereka bertiga berdiri tepat di ambang pintu kamar hotel yang telah di buka dengan paksa itu.
"S-selamat malam. Kalian siapa?"
Tanya Alena dengan suara paraunya.
Matanya yang semula terasa berat, kini membelalak tajam setelah melihat seragam yang di kenakan ketiga abdi negara itu.
"A, bangun!"
Alena mengguncang tubuh pria tampan itu dengan ujung kakinya. Alena duduk di tepi ranjang sementara Abraham ada di bawahnya.
"Iya. Lima menit lagi"
Balas Abraham sembari mengubah posisi tidurnya jadi memunggungi Alena.
"Maaf mengganggu waktu istirahat anda, kami dari pihak kepolisian sedang mengadakan razia rutin di hotel ini"
Ucap polisi berjaket hitam itu dengan suara tegasnya.
Abraham yang semula masih tertidur pun ikut terbangun pula sembari menoleh ke arah pria itu.
"Razia?"
Beo Abraham masih dengan muka bantalnya.
"Gue pikir razia cuma ada di jalan raya aja."
Racau gadis berhijab itu pula.
"Apa kalian suami istri?"
Tanya polisi itu lagi seraya melihat ke arah Alena dan Abraham secara bergantian.
"B-bukan pak, k-kami---"
Lidah Alena yang biasanya lancar dalam berbicara, mendadak kelu ketika berhadapan dengan para abdi negara itu. Alena merasa takut, padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun.
"Periksa identitas mereka!"
Perintah pria berjaket hitam itu pada kedua anak buahnya yang ada di belakang.
"Siap pak!" Balas mereka singkat.
Tanpa basa-basi kedua polisi itu langsung menggeledah barang milik Alena dan Abraham.
"Ada kartu identitas?"
Tanya polisi wanita pada Alena.
"Gak ada bu"
Jawab Alena sembari menggelengkan kepalanya.
Alena di periksa oleh seorang polisi wanita, sedang Abraham oleh polisi pria yang satunya.
"Bagaimana kalian ini? Bukan suami istri tapi tidur dalam satu kamar?" Hardik pria berjaket hitam itu.
"Tapi kami tidak melakukan apapun pak" Alena membela diri.
"Mana ada seorang wanita dan pria tidur dalam satu kamar tapi tidak melakukan apapun" Pria berjaket hitam itu tak percaya begitu saja dengan ucapan Alena.
"Bawa mereka ke kantor" Titahnya dengan rahang yang mengeras.
"Siap laksanakan" Balas kedua anak buahnya.
***
Karna Alena dan Abraham terbukti bukan suami istri dan tertangkap basah ada dalam satu kamar hotel, jadi Alena dan Abraham di amankan ke kantor polisi untuk di beri pembinaan.
Berbagai pertanyaan di lontarkan oleh para petugas kepada Alena dan Abraham. Mereka berdua di periksa di ruangan yang terpisah.
Walaupun mereka sudah memberikan jawaban yang jujur, tapi tetap saja Alena dan Abraham harus di jemput oleh wali mereka masing-masing jika ingin keluar dari tempat tersebut.
"Jadi kalian ini tersesat?"
Tanya seorang petugas dengan ragu. Sedikitpun ia tak percaya dengan yang Alena katakan.
"Iya pak, seharian kami mencari alamat orang tuaku. Tapi kami tak bisa menemukannya"
Jawab Alena dengan wajah memelas.
"Tersesat kok sampai nyasar ke kamar hotel?"
Cibir pria berseragam coklat itu lagi.
"Jadi bapak gak percaya dengan kami?"
Tanya Alena dengan bibirnya yang mengerucut.
"Tentu saja tidak, saya mengenal keluarga Bagaskara dengan baik. Jadi kalian jangan ngaku-ngaku sebagai keluarganya!"
Umpat pria itu, menatap remeh pada gadis barbar dihadapannya.
#Like komennya jangan lupa ya^^#
