NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Kembali bersama

Sikap Danny masih sama, setiap hari dia akan menanyakan kabarku, kadang-kadang mengirimkan aku makanan. Tiap weekend Danny akan mengantarku pulang, dan akan kembali bersama ke Jakarta di hari Senin pagi. Yang berbeda hanyalah kali ini kalau dia datang menjemputku, maka ia akan masuk ke rumah menyapa orangtuaku dan berpamitan dengan mereka.

Hal sudah berlangsung selama sekitar 1 bulanan lebih terhitung dari pembicaraan jujur tentang hati kami masing-masing.

Angga akan menikah di Bali bulan depan, tentu saja bukan dengan Andre. Jarang sekali bukan pacar SMU yang lanjut sampai ke pernikahan. Angga dan calon suaminya berkenalan saat bekerja di perusahaan yang sama. Undangan pernikahannya hanya untuk keluarga dan teman dekat.

Aku, Nadia, Dian dan Bea sudah melakukan bridal shower minggu lalu disalah satu hotel di Jakarta. Kini aku bersama Bea sedang berada di pesawat untuk pernikahan Angga besok Sabtu sore di Sanur, Nadia dan Dian akan menyusul Sabtu siang. Sudah lama kami tidak liburan bareng, kebetulan Senin hari libur nasional, jadi kami baru akan kembali ke Jakarta Senin malam. Kami hanya akan bersantai di area Sanur saja, mencoba beberapa cafe dan bersantai di pantai, hanya itu rencana kami. Selama di Sanur aku sekamar dengan Bea, Nadia akan sekamar dengan Dian.

Pernikahan Angga berjalan lancar dan penuh haru, kami bahagia sahabat kami menemukan pasangan yang tepat dan akan membuka bab baru dalam kehidupannya.

Aku, Nadia, Dian dan Bea sedang mengobrol tentang kehidupan kami akhir-akhir ini. Teman-temanku semua sudah memiliki pacar masing-masing kecuali aku. Pernikahan Angga membuat kami berpikir tentang masa depan kami. Lalu aku jadi berpikir tentang Danny, kurasa aku sudah mulai menganggapnya lebih dari sekedar teman, entah sejak kapan aku jadi menunggu WA atau telepon darinya. Sama seperti malam ini, tumben dia tidak menanyakan kabarku, mungkin dia tau aku akan sibuk bersama teman-temanku.

"Fann, gimana perasaan lo yang sebenarnya sama Danny?" Tanya Dian.

Teman-temanku penasaran kenapa aku belum menerima Danny juga.

"Gue tahu, lo sebenarnya mulai sayang kan sama Danny" Kata Nadia menimpali.

"Sayang... iya kali ya, cuma gue takut gagal lagi, begitu gue jadian sama orang gue bakalan kasih 100% buat dia, orang ini adalah Danny, orang yang selalu punya gossip sama cewek disekitarnya, orang yang dulu untuk ngelupain dia aja gue harus manfaatin Armand, kalau gagal lagi butuh berapa tahun lagi gue bakalan membuang waktu hidup gue hanya untuk ngelupain cinta". Jawabku kepada mereka.

"Fann, lo sadar ga, dari kata kata lo aja, sebenarnya lo udah mengakui mau balikan sama Danny kan, masa depan ga ada yang tahu Fann" kata Bea.

Lalu Bea melanjutkan pembicaraannya lagi.

"Kalau kasusnya begini, Danny menyerah ga mau nunggu lagi, lalu dia jadian ga lama terus nikah, lo tetap bakal ngerasa sakit kan Fann, tetap aja pasti ada rasa penyesalan kenapa ga mencoba dulu".

Kata-kata Bea membuatku terdiam merenung, selama ini aku selalu fokus dengan kegagalanku, tidak mau memikirkan hal-hal lain dari segi pandang yang berbeda.

Haruskah aku belajar mempercayai Danny lagi? Kata-kata Danny ada benarnya, situasinya kini berbeda, jadi aku harusnya tidak hanya fokus pada kegagalannya saja tapi harus membuka kemungkinan-kemungkinan lain.

Lalu aku bertanya pada teman-temanku, "Apa kalian mempercayai Danny kalau dia bisa membuktikan keseriusannya?".

"Ya" jawab temen-temanku kompak.

"Gue rasa, Danny sudah banyak membuktikan kalau dia serius dan bersungguh-sungguh Fann" kata Nadia.

Tidak lama kami semua bubar menuju kamar masing-masing dan terlelap tidur.

Sekitar jam 9 pagi, aku sarapan bersama teman-temanku. Lalu aku melihat ada telepon masuk dari Danny.

"Fann kamu ada dimana?" Tanya Danny.

Aku sempat bingung dengan pertanyaan dia, tapi kujawab, "Lagi sarapan di restoran hotel".

"Tunggu ya disitu, aku bakalan cari kamu" lalu Danny menutup teleponnya.

Aku langsung menatap teman-temanku satu per satu, "Danny bilang ke kalian kalau dia mau datang?".

Semua teman-temanku merespon kaget dan kompak menjawab mereka tidak tahu menahu soal kedatangan Danny.

Kulihat Danny datang sambil melambaikan tangannya ke arahku, lalu menarik kursi lain dari meja kosong, dan duduk di sampingku.

"Kamu kok ada disini" tanyaku kebingungan.

"Karena Angga" jawab Danny tersenyum.

Lalu melanjutkan penjelasannya.

"Waktu kalian buat bridal shower, aku mengucapkan selamat ke Angga, lalu Angga meminta maaf tidak memberi undangan karena keterbatasan, lalu aku minta ijin untuk datang ke Sanur hari ini. Jelas Danny.

"Bisa aja lo Dann" Kata Nadia.

"Duh jadi pengen disamperin pacar juga" Kata Dian menggodaku.

"Eh aku cuma mau jadi bodyguard kalian aja kok, jadi kalian tetap aja sama rencana kalian, anggap aku cuma bayangan" Kata Danny ke teman-temanku.

Lali Danny pergi ke toilet, disaat itulah teman-temanku mulai berisik.

"Fann, tuh pembuktian lainnya, apa masih kurang" Tanya Bea.

"Udah Fann ntar lo jalan aja berdua" Kata Dian.

"Iya Fann ini waktunya untuk berani Fann, jangan sampai menyesal" Kata Nadia menimpali.

Lalu akupun mengiyakan teman-temanku.

Danny hanya membawa 1 tas backpack, jadi dia menitipkannya dikamarku dan Bea sambil menunggu kamarnya siap nanti siang.

Danny menyewa mobil, dia mengajakku ke salah satu cafe yang terkenal dengan pemandangan alamnya untuk makan siang.

Sambil menunggu makan siang kami datang, aku memperlihatkan foto-foto pernikahan Angga kemarin malam.

"Kamu cantik Fann".

"Terakhir aku melihatmu dengan gaun saat pesta prom nightku, apa kamu ingat itu" Tanya Danny.

Pikiranku melayang saat kami melakukan slow dance, kami berdansa sambil berpelukan, aku tersenyum dengan kenangan itu.

"Kamu menginginkan pernikahan yang seperti apa?" Tanya Danny.

"Entahlah Dann, belum terpikir sama sekali" Jawabku.

"Aku menginginkan pernikahan yang hanya dihadiri oleh kerabat dan teman dekat saja, seperti Angga. Tapi aku tahu kamu anak tunggal Fann, mungkin orangtuamu memiliki banyak daftar tamu undangan, berbeda dengan orangtuaku yang pasti akan menyerahkan beban tamu undangan yang banyak pada pernikahan kakakku" Kata Danny.

Aku bingung menatapnya, yakin sekali dia kalau kami akan sampai pernikahan. Kemudian Danny balik menatapku sambil tersenyum. Aku melanjutkan makan siangku tanpa berkomentar apapun.

"Fan, 2 bulan lagi kakakku akan lamaran, setelah itu sebulan kemudian akan menikah"

"Dulu aku pernah bilang kan, aku ingin menikah muda, aku ingin bisa bermain basket dengan anakku, kalau aku sudah berusia lanjut mana bisa aku memiliki tenaga lagi untuk itu" cerocos Danny.

Kami menyelesaikan makan siang kami, aku banyak diam membiarkan Danny yang terus berbicara. Dalam hati aku berpikir tentang hubungan kami.

Kami kembali ke hotel untuk mengurus check in kamar Danny, lalu kembali ke luar hotel untuk mengejar pemandangan matahari terbenam. Kami datang ke area dimana ada banyak cafe disepanjang pantainya. Sambil makan dan minum menunggu matahari terbenam, kami mengobrol tentang banyak hal, kadang mengingat kenangan masa lalu.

Saat langit mulai gelap kami berjalan jalan disekitar pantai, cafe dan restoran mulai dipenuhi pengunjung yang ingin makan malam, tapi dari tadi kerjaan kami hanya makan jadi kami tidak merasa lapar.

Semakin kami berjalan menjauh semakin sepi areanya. Kemudian kami duduk di pantai sambil memandang bintang.

Tiba-tiba Danny mencium pipiku.

"Maaf aku tiba-tiba menciummu" Kata Danny.

Kutatap wajah Danny, ya kurasa aku sungguh sudah jatuh cinta lagi padanya. Lalu kucium bibirnya.

Danny terlihat agak kaget dengan reaksiku, lalu dia memegang wajahku dengan kedua tangannya, dan kami berciuman, ciuman lembut yang menyatakan kerinduan.

"Apa ini artinya aku resmi jadi pacarmu?" Tanya Danny.

"Ya" Jawabku sambil tersenyum.

Danny memelukku erat, dan kami kembali berciuman.

Setelah itu kami kembali ke hotel, ke kamar kami masing-masing.

Sesampainya di kamar, kulihat teman-temanku sedang mengobrol.

"Jadi gimana ceritanya, kita udah nungguin nih dari tadi" Kata Dian.

"Malam bener pulangnya, ayo ngapain aja?" Tanya Nadia dan Bea.

Aku pun tersenyum sambil menceritakan semuanya kepada teman-temanku. Mereka memelukku dan memberiku selamat. Kemudian Dian dan Nadia kembali ke kamar mereka. Aku dan Bea pun bersiap siap untuk tidur.

Besok paginya, kami sarapan berlima. Teman-temanku menggodaku dan Danny sebagai pasangan baru. Kami akan menghabiskan waktu dengan makan siang dan membeli oleh-oleh. Sore ini kami akan pulang dan tiba di Jakarta saat malam.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!