NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Kesayangan Badboy

Gadis Cantik Kesayangan Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Romansa / Bad Boy
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lily_27

"Karena Lo udah nyuri first gue dan juga lancang nyium pipi gue, jadi Lo mulai sekarang jadi milik gue" kalimat yang diucapkan seorang pemuda tampan yang biasa di sapa Lio sembari menatap lekat wajah Lisna.

"Ha?" Pekik Lisna.

"Gada penolakan, Lo udah lancang cium bibir gue. Siapapun yang berani nyentuh bibir gue, maka dia harus jadi milik gue!"

***

"Mulai detik ini Lo milik gue!"

***

"Lagian kemarin Lo duluan yang nembak gue, jadi kenapa sekarang Lo nolak?" Tanya Lio.

"Gue gabut doang kemarin" ketus Lisna menyesali kebegoannya.

"Gak perduli Lo gabut atau gak, Lo udah nembak gue dan Lo harus jadi milik gue! Lo juga udah cium gue, jadi Lo harus tanggung jawab menjadi pacar gue mulai hari ini!" Titah Lio tidak menerima penolakan.

"Gada hukuman lain gitu?" Tawar Lisna.

"Hukuman lainnya, Lo jadi cewek gue! Hukuman utamanya, Lo milik gue! Masih pengen yang lain? Hukuman cadangannya, Lo jadi pacar gue! Ngerti Lo?" Jawab Lio tersenyum miring.

follow lily27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily_27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolong mama tiri

"Suapin, sayang" pinta Lio manja.

"Lo bisa makan sendiri, ogeb. Ngapain harus di suapin?" decak Lisna.

"Maunya di suapin" pinta Lio merengek.

"Astoge, Lo manja banget dah" cengo Lisna.

"Suapin" rengek Lio.

"Nyebelin" sungut Lisna tapi menurut menyuapi pemuda itu.

Lio tersenyum tipis karena gadisnya itu mau menyuapi dirinya, dengan senang hati dia makan dengan lahap. Karena apa? karena disuapi ayang, lah.

"Makan yang banyak, nanti biar gak lapar lagi" ucap Lisna sambil tetap menyuapi pacarnya itu.

"Lo perhatian sama gue, sayang?" tanya Lio tersenyum kecil.

"Gak! ngapain gue perhatian sama Lo" cibir Lisna.

Lio tidak menjawab, pemuda itu asik mengunyah makanannya sambil memandangi wajah cantik gadisnya itu. Lio malah memeluk pinggang Lisna sambil gadis itu tetap menyuapinya.

"Lio, jangan peluk gue dulu. Lo ngape, sih. Nemplok mulu perasaan" decak Lisna karena dipeluk oleh Lio, lagi makan juga.

"Lo cantik, sayang. Harus di tempelin" jawab Lio tersenyum kecil.

"Gak gini juga, lagi makan ini" balas Lisna berdecak.

"Iya, gak lagi" ucap Lio lalu melepaskan pelukannya dan duduk dengan bagus di kursinya, tidak lagi menempeli Lisna.

Takut gadisnya itu nanti makin kesal dan gak mau lagi menyuapi dirinya. Setelah selesai menyuapi makan bayi besarnya, Lisna lalu memakan nasinya. Setelah selesai, Lisna langsung membawa piring bekas makan mereka ke dapur dengan Lio yang terus mengekor di belakangnya.

"Lo gak capek ngikutin gue mulu?" tanya Lisna heran sambil tangannya sibuk membersihkan piring di wastafel.

"Gak. Malahan gue pengen sama Lo terus, tidurnya juga pengen bareng sama Lo" jawab Lio santai.

"Gak jelas" cibir Lisna.

Keduanya lalu berjalan ke depan setelah selesai membereskan dapur, Lisna duduk di sofa dengan Lio yang langsung memeluknya dari samping. Lisna hanya diam saja membiarkan pemuda itu memeluknya, dilarang juga percuma.

"Sayang, gue malas pulang. Maunya disini aja sama Lo" ucap Lio lalu menyandarkan kepalanya di bahu Lisna.

"Dih. Pulang aja Lo, sana. Nanti di cariin" balas Lisna.

"Gak, gue udah gede gak lagi bocah yang harus di awasin" ucap Lio.

"Ya, terus Lo ngapain di sini?" ketus Lisna.

"Sama Lo, lah. Gue mau nempelin Lo terus" balas Lio semakin mengeratkan pelukannya.

"Lo jangan peluk gue kenceng, njir. sesak ini" decak Lisna.

Lio malah membaringkan Lisna di sofa dan menindih tubuh gadis itu membuat Lisna melotot karena tiba-tiba di tindih oleh Lio.

"Yo, Lo ngapain. Turun Lo!" gugup Lisna.

"Gak, ah. Gue maunya gini" jawab Lio lalu meletakkan kepalanya di dada Lisna.

"Lio, jangan gini dong" rengek Lisna gugup karena Lio menindih tubuhnya.

"Diem, ahk. Gue gak ngapa-ngapain juga, cuman mau tidur doang" balas Lio malah memejamkan matanya dan tidak mau turun dari atas gadisnya itu.

'Lio nyebelin, ni orang ngeselin banget sih' sungut Lisna dalam hati.

"Lioo, kalau Lo gak turun gue marah sama lo" ancam Lisna.

"Marah aja gapapa, nanti langsung gue cium biar marahnya hilang" jawab Lio tersenyum kecil.

"Turun Lo, ahk. Lo ngapain gini, sih" decak Lisna.

"Mau nganuin, Lo" ucap Lio tersenyum mesum.

Lisna yang kesal langsung mendorong tubuh Lio sehingga pemuda itu terjatuh ke lantai. Lio terkejut dan meringis karena Lisna mendorongnya kuat dan terjatuh ke lantai. Lisna langsung bangun dan menertawakan Lio yang masih duduk di lantai dengan wajah kesal.

"Mampus Lo, sakit?" ejek Lisna.

"Sakit tau, Lo kasar banget" kesal Lio.

"makanya jangan ngeselin jadi cowok" sinis Lisna.

"Sayang..., bantuin" rengek Lio mengulurkan tangannya meminta Lisna membantunya berdiri.

"Dih, manja banget Lo. Gak mau gue" ketus Lisna dan malah duduk santai sambil memainkan ponselnya.

"Sayang..." lagi Lio merengek.

"Apa, sih. Gak usah nyebelin Lo, duduk sini" ketus Aini.

"Bantuin diri" rengek Lio.

"Astagah, ni ciwo nyebelin banget sih" kesal Lisna lalu membantu Lio naik ke sofa. Ck, dasar manja si Lio.

"Makasih, sayang" ucap Lio dengan senyum yang menyebalkan menghiasi bibirnya.

"Diem, Lo" ketus Lisna.

"Sayang, keluar yuk" ajak Lio.

"Kemana?" tanya Lisna malas.

"Kemana aja yang penting kita jalan" jawab Lio.

"Gak deh, Lo aja. Mager gue" tolak Lisna.

"Ayok dong, sayang" ajak Lio.

"Gue lagi malas, Lio. Lo aja sana, gue mau tidur"

"Gak asik" ucap Lio cemberut.

"Sayang, ayok" rengek Lio.

Lisna menghela nafas jengah dengan tingkah pemuda itu yang terus memaksanya dan lagi bertingkah kayak bocil pirik. Lisna menarik nafas dalam agar berusaha meredam kekesalannya agar tidak membogem wajah Lio yang menyebalkan itu.

"Ayok, cantikku" ajak Lio, pemuda itu bahkan sudah bergelayut manja di lengan Lisna.

"Hm. ayok" pasrah Lisna.

Lio langsung tersenyum sumringah karena gadisnya itu mau di ajak keluar, Lisna sendiri hanya mendengus kesal karena Lio yang sangat menyebalkan menurutnya.

Keduanya lalu keluar dari gedung apart dan menghampiri motor Lio yang terparkir di luar.

"Naik, sayang" ucap Lio.

Lisna menurut naik ke boncengan Lio, gadis itu hanya bisa pasrah karna Lio sangat pemaksa.

"Pegangan, cantik" titah Lio.

Lisna menurut melingkarkan kedua tangannya di perut Lio membuat pemuda itu tersenyum karena Lisna mau memeluknya. Lio lalu menjalankan motornya perlahan meninggalkan gedung apartemen Lisna.

Ditengah jalan, Lio mengerem mendadak karena di depan sana terjadi pembegalan. Lisna terkejut karena tiba-tiba Lio mengerem dan berakhir dia menubruk punggung Lio.

"awww, sakit banget anjir. Lo ngapain tiba-tiba nge rem" kesal Lisna.

"Maaf, sayang. Di depan ada begal" jawab Lio.

Lisna langsung menoleh ke depan sana, dan benar saja ada para preman yang mencegat mobil berwarna hitam. Lisna memicingkan matanya melihat mobil itu yang tidak asing menurutnya.

"Itu kan mobilnya mama tiri" gumam Lisna yang di dengar oleh Lio.

Lio mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan gadisnya itu yang mengatakan mama tiri.

"Maksud Lo, sayang?" tanya Lio.

"Iya, itu mama tiri gue" jawab Lisna.

"Lo punya mama tiri, Lis?" tanya Lio hati-hati.

"Heem. Mama kandung gue udah gada, adanya mama tiri" jawab Lisna sembari terus menatap ke depan sana.

"Maaf, sayang. Gue gatau tadi" ucap Lio tak enak.

"Gak papa, santai aja" jawab Lisna.

"Yaudah kalau gitu kita bantuin yuk" ajak Lio.

"Gak usah, biarin aja tu nenek peot di begal" ucap Lisna santai.

"Lah, nanti harta nyokap lo di ambil semua sama mobilnya juga. Lo tega, sayang?" tanya Lio cengo.

"Duit bokap gue banyak, paling nanti dikasi lagi kalau dia diperas sama para preman itu" jawab Lisna santai.

"Gak gitu juga, baby. Tungguin sini, biar gue yang nolongin" ucap Lio kemudian turun dari motornya.

"Lioo, bantuin gue turun. Gue juga mau ikut baku hantam" ucap Lisna merengek.

Lio melongo mendengar nada bicara gadisnya itu yang manja, turun dari motor saja harus di bantuin. Dasar manja, dah. Tadi Lio sekarang Lisna.

"Lo di sini aja, cantik. Biar gue aja yang nolongin nyokap lo" pinta Lio.

"Gue mau ikut, bantuin gue cepet" desak Lisna.

Lio akhirnya menurut dan langsung menggendong Lisna menghampiri para preman itu yang masih berusaha merampas semua barang-barang milik Lina, mama Lisna.

"Lepasin dia" dingin Lio menatap tajam para preman itu.

Lina serta kelima preman yang mencegatnya langsung berbalik dan menoleh pada Lio serta Lisna yang berdiri di belakang mereka. Lina terkejut melihat keberadaan putri tirinya di sana bersama seorang pemuda. Dalam hati, wanita itu bersyukur karena ada yang mau menolongnya.

"Heh! siapa kalian, anak kecil jangan ikut campur" remeh salah satu dari mereka.

"Bacot"

Bug

Bug

Krekk

Lio langsung menghajar mereka, Lisna juga ikut menghajar dua dari preman itu. Lio sendiri melawan tiga sekaligus. Lina terkejut melihat kehebatan keduanya, terlebih lagi putri suaminya itu yang ternyata hebat dalam beladiri. Sebelumnya, dia tidak pernah melihat Lisna berantam secara langsung. Hanya mendengar saja, dan ada untungnya juga gadis itu hebat dalam bertarung sehingga bisa menjaga diri dari orang jahat.

Lio dan Lisna menghajar mereka tanpa ampun. Tidak lama kemudian, para preman itu tumbang dan langsung kabur sebelum semakin parah dibuat oleh Lio dan Lisna.

"Ternyata pada lemah juga, badan doang gede. Gue yang kecil gini ternyata lebih hebat" sombong Lisna.

"Sombong banget sih, cewek gue ini" ucap Lio terkekeh kecil dan langsung merangkul pinggang Lisna.

Lina merasa lega karena dia selamat dari begal, untungnya kedua anak muda itu datang.

"Makasih, anak muda. Lis, kalau gak ada kalian mungkin saya udah di begal" ucap Lina.

"Heh! Mama tiri, ngapain Lo keluar pake bawa-bawa perhiasan segala. Di begal tau rasa kan, Lo" sinis Lisna.

"Sayang, yang sopan ngomongnya" tegur Lio.

Lina tersentak, wanita itu langsung menatap nyalang anak tirinya yang nakal itu, baru saja dia memuji gadis itu dalam hati tapi sudah dibuat kesal lagi. Bener-bener menyebalkan!

"Kamu emang anak durhaka, kenapa gak pulang kamu ke rumah" omel Lina.

"Malas, dirumah ada nenek lampir" cibir Lisna.

"Mama aduin kamu sama papamu, nanti pulang ke rumah" titah Lina.

"Dih. Bayar dong, kota udah bantuin Lo. Gak ada yang gratis" ucap Lisna sinis.

Lio dan Lina melongo sembari menatap cengo Lisna yang meminta bayaran, sama aja jika Lisna yang jadi begalnya wkwk.

"Sayang, kamu ngomong apa dah" cengo Lio.

"Dasar gak ihklas" cibir Lina.

"Iklas iklas, nenek peot" cebik Lisna.

"Lah..."

"Udah ahk, kita pergi Lio" ajak Lisna.

"Kamu kenapa mau sama anak nakal ini, ganteng? Dia ini anak bandal, jangan mau sama dia" sinis Lina.

"Gak usah bacot Lo, nenek lampir" ketus Lisna.

"Sayang, yang sopan ngomong sama orang tua" tegur Lio.

"Nenek peot gak patut di sopanin" sinis Lisna.

"Mama laporin kamu nanti sama mas, tunggu aja di rumah" geram Lina.

"Gue gak pulang, wleeee" Lisna menjulurkan lidahnya mengejek mamanya itu.

"Dah ahk, ayok Lio. malas banget liat nenek peot ini" ketus Lisna langsung beranjak menghampiri motor Lio.

"Maaf, Tante. Kita pergi dulu, permisi" pamit Lio kemudian langsung menyusul gadisnya itu.

"Dasar anak nakal" cibir Lina menatap sinis Lisna.

Lina lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana setelah Lisna dan Lio beranjak.

****

1
RINI FEBIAN AULIA
ceritanya hampir mirip kayak al ma aini ya kak tapi nie ceweknya gak terlalu judes..hehehe
RINI FEBIAN AULIA: makanya kak buruan up yang bnyak jangan lama"...kalo kelamaan aku mau pindah ke tetangga sebah ajah🤭
Lily_27: Al ma Aini bacot mulu, kalau ini masih ada lembutnya wkwk
total 2 replies
RINI FEBIAN AULIA
nie juga seru kak up yang banyak lagi ya kak pokok semuanya the best abis kak😘
Alex
lanjut Thor bgus" ceritny, aku ngikutin semuanya🥰
Lily_27: siapp, terimakasih udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!