Perjalanan Hidup Nessa Dan Dua Kuntilanak

"Mas berangkat kerja dulu ya." Pamit Rian ketika sudah satu minggu mendapat cuti sebab orang tua nya meninggal.

"Kamu hati hati ya, Jangan dekat dekat dengan dia." Peringat Nessa.

"Iya, Sebisa mungkin aku akan menghindari nya." Janji Rian.

"Ya sudah, Kamu hati hati di jalan dan jangan lupa makan siang." Ucap Nessa.

Rian mengangguk dan mencium kepala istri nya sambil tersenyum, Wajah nya terlihat sangat letih, Kata Maharani karena kangen main terong sama Aldo. Sehingga Rian terlihat layu, Wajar saja dia begitu. Pengaruh pelet masih sangat kuat dalam diri nya, Pasti Rian setengah mati menahan rindu pada Dedek gemes nya.

"Kira kira menurut mu dia bakal menemui Dedek gemes nya enggak?" Tanya Nilam.

"Kayak nya iya lah! Secara kan Rian masih dalam pengaruh pelet." Jawab Nessa.

"Buruan cari penawar pelet nya, Ternya kadal kiyowo itu pakai dukun juga." Desak Maharani.

Nessa pun mengunci pintu rumah dan keluar naik motor nya, Tak ketinggalan dua kunti yang di bonceng di belakang, Mereka semangat ikut karena ingin melihat pemandangan di desa ini, Apa mungkin banyak hantu juga di sini, Masa desa mereka saja yang hantu nya berserakan.

"Itu daun kelor, Nessa!" Maharani menunjuk pohon.

"Tapi ini rumah siapa ya? Aku enggak kenal loh." Nessa gamang.

"Maka nya kenalan, Kau diam saja di rumah sih. Rutuk Nilam.

"Mulut mereka tuh luar biasa, Aku jadi ngeri tau." Nessa pun turun dari motor nya.

Seorang pemuda yang mungkin umur nya di bawah Nessa sedikit sedang menjemur kopi milik nya di halaman agak menyamping, Nessa merasa tidak asing dengan wajah itu, Seperti pernah melihat nya di suatu tempat.

"Assalamualaikum." Sapa Nessa dengan suara ramah.

"Eh walaikum salam, Cari siapa, Mbak?" Jawab Tama.

"Em ini, Numpang beli daun kelor nya boleh?" Nessa masih tidak ingat siapa dia.

"Ambil saja, Mbak! Ngapain pakai beli sih." Tama berjalan kearah pohon kelor.

Nessa memperhatikan rumah mereka yang tampak asri dan bersih, Dia pun mengikuti tama kepohon kelor. Tama sedang mengambil kan untuk nya, Otak Nessa bekerja keras untuk mengingat siapa sebenar nya dia.

"Mas kita pernah ketemu enggak ya?" Tanya Nessa akhir nya.

"Pernah, Mbak lupa ya sama saya?" Tama tertawa melihat wajah bingung Nessa.

"Kayak pernah lihat gitu, Tapi kok ya lupa ketemu di mana." Nessa malu karena ingatan nya lemah.

"Saya adik nya Camelia loh, Mbak. Mbak istri nya Mas Rian kan." Tama juga tertawa kencang.

"Ya Allah iya! Mbak lupa beneran dik." Nessa pun baru ingat bahwa pemuda ini pernah datang kerumah nya.

Bunda yang sedang menyapu dalam rumah jadi penasaran dengan gelak tawa putra nya, Dia pun menghampiri keluar untuk melihat dengan siapa Tama berbicara, Dia pun tersenyum setelah tahu itu Nessa.

Nessa yang agak kikuk karena setahu nya Bunda orang judes mengingat saat itu dia menampar wajah Bu Fitri, Dan menatap nya juga tidak suka. Sehingga sekarang Nessa pun merasa agak aneh, Bunda jadi sedikit lebih ramah kepada nya.

"Untuk apa, Nes?" Tanya Bunda sambil tersenyum.

"Biasa, Untuk itu loh." Nessa mengedip kan mata nya.

"Emang dia pakai ilmu?" Bunda langsung ngeh kesana.

"Pelet, Aku berusaha untuk melunturkan nya." Jawab Nessa.

"Apa kamu juga bisa melihat mahluk tak kasat mata, Nessa?" Bunda bertanya serius.

Nessa mengangguk sedikit karena Nilam dan Maharani memberi nya kode untuk mengiyakan, Bunda yang melihat Nessa mengangguk pun mengajak Nessa duduk dulu, Baru sekarang Nessa merasakan bahwa Bunda juga menyimpan kesedihan yang amat dalam.

"Apa pernah kamu melihat Lia?" Bunda bertanya penuh harap.

"Maksud Bunda di rumah itu ya? Kalau di sana tidak pernah, Bun." Jawab Nessa jujur.

"Sebenar nya Bunda ingin menolak prasangka ini, Namun hati Bunda mengatakan bahwa Lia sudah meninggal." Bunda tertunduk sedih.

"Jadi Bunda ingin mencari arwah nya?" Tanya Nessa hati hati.

"Setidak nya dia bisa memberi tahu ku, Nessa! Di mana mayat dia berada, Bunda bisa menguburkan dia secara layak. Ini bahkan masuk mimpi Bunda saja tidak pernah, Sebenar nya Lia itu kenapa." Isak tangis Bunda pecah juga.

Nessa merangkul pundak Bunda yang sedang menangis, Wajar saja orang tua ini sangat terpukul dengan kematian anak nya. Dan sampai sekarang Lia juga tak ada kabat berita nya, Bila pun mati tidak ada jasad nya juga.

"Bunda sabar ya, Aku punya sepupu yang bisa melihat hal ghaib. Mudah mudahan dia bisa membantu." Nessa sedikit memberikan harapan untuk Bunda.

"Benarkah? Ayo kita kerumah nya saja, Nessa." Bunda bersemangat.

"Bunda tunggu saja kabar dariku, Dia orang nya tak bisa berbasa basi dengan orang baru. Sedikit judes bila berkata, Bunda nanti tersinggung! Biar aku saja yang bicara dengan nya." Nessa tak mau bila nanti Bunda kena mental dengan ucapan nya Purnama.

Orang tua ini akhir nya mengangguk setuju sambil mengusap air mata nya yang jatuh berderai, Meski hanya jasad yang tinggal tulang. Bunda ingin menemukan Lia, Supaya anak nya juga punya rumah saat meninggal.

Nessa memahami bagai mana terluka nya hati Bunda, Sekarang Nessa masih berusaha mengumpulkan puing puing cerita tentang rumah itu, Karena Maharani dan Nilam bilang rumah ini menyimpan sejuta rahasia.

Bila Aldo saja bisa memainkan dukun untuk mengambil Rian, Pasti pria itu juga menggunakan dukun untuk menyimpan arwah yang selama ini meneror Nessa. Sebab sekarang arwah itu tak ada lagi, Apa mungkin Aldo menambah pagar ghaib supaya arwah itu menghilang.

"Apa mungkin itu arwah nya Lia ya?" Nessa bertanya pada dua kunti dalam perjalanan pulang.

"Aku rasa itu bisa saja! Dugaan ku di mati di rumah itu." Jawab Maharani.

"Pasti Aldo yang melakukan nya, Dia mungkin saja cemburu bila melihat Lia bersama dengan Rian." Ujar Nilam.

"Tapi bagai mana bila Rian yang membunuh istri nya sendiri? Bisa saja Rian kan yang melakukan nya, Lagi pula dia di cuci otak nya dengan Aldo." Maharani memberikan pendapat nya.

"Bisa jadi mereka kerja sama! Aku jadi takut sekarang." Sahut Nessa.

"Kau meragukan kami?" Maharani tak terima.

"Bukan begitu, Gimana kalau pas aku tidur kan langsung di bunuh sama Rian." Ucap Nessa.

"Tenang saja, Kami terus berjaga kok! Bahkan sampai rela tidak bertemu dengan pacar kami, Mereka pasti gabut menemani duda segar itu." Ujar Nilam loyo.

"Kau rindu Aksara?" Tanya Maharani.

Nilam mengangguk dan Maharani tertawa mengejek, Nessa juga tertawa karena merasa lucu ada setan yang merasakan rindu pada pacar nya.

Hallo guys, Jangan lupa tinggalkan jejak like comen dan hadiah nya. Supaya othor kuat up lima bab untuk kalian!!