A True Knight

Satu persatu murid bertumbangan dari banyaknya para monster yang jumlahnya tidak ada habisnya. Mereka hanya mampu bertahan siapa yang mempunyai sihir saja maka dialah yang bertahan dari serangan para monster.

"Aaakh!"Teriak beberapa murid kelas C yang lari kocar kacir dikejar seekor serigala bertanduk.

"Shits!"Serigala bertanduk itu dapat menggunakan sihir yang berada ditanduknya.

"Boom!"Ledakan terjadi dan mengakibatkan hampir semua murid kelas C terkena ledakan barusan.

"Jangan.... Aaaakh!"Teriak salah satu murid kelas C kakinya digigit serigala bertanduk itu.

"Sring!"Sebuah serangan muncul dan memukul mundur serigala bertanduk itu hingga terpental.

"Rrrrr!"Serigala bertanduk itu menggeher melihat Leorin yang tidak takut sama sekali melihatnya.

"Wuuus!"Tak lama serigala bertanduk itu berlari meninggalkan tempat ini seperti tidak mau berhadapan dengan Leorin.

"Padahal ingin melihat kemampuannya!"Leorin sedikit kecewa ia tidak bisa melihat binatang buas yang bisa menggunakan sihir.

"Apa mereka terluka parah?"Tanya Leorin pada Misha yang menyembuhkan beberapa murid kelas C yang terluka.

"Lukanya akan segera sembuh!"Misha mengatakan dia bisa mengatasi para murid yang terluka apalagi dia mempunyai sihir penyembuh.

"Kalau begitu saya ingin undur diri terlebih dahulu!"Leorin pamit padanya karena ingin menemui Elsa yang menunggunya tak jauh dari sini.

"Ya!"Jawab Misha membiarkan Leorin pergi.

"Bahkan serigala itu kabur melihatnya!"

..."Siapa dia sebenarnya?"Jellan yang bersembunyi dari atas pohon tertarik dengan sihir Leorin itu yang mampu membuat serigala bertanduk lari....

......................

"Maaf lama tuan putri!"Leorin menghampiri Elsa yang berdiri dekat tanah lapang ditumbuhi banyak tanaman.

"Tidak apa!"Elsa tidak mempermasalahkannya.

"Baiklah mari saya ajarkan anda menggunakan sihir!"Leorin akhirnya bersiap mengajarinya menggunakan sihir.

"Aku sangat tidak sabar sekali melihat sihir apa yang kumiliki!"Elsa sangat senang akhirnya Leorin bersedia mengajarinya setelah sedari kecil dia tak pernah mengizinkannya mengajari sihir.

"Pertama tama anda harus fokuskan pikiran hilangkan segala beban yang ada diotak anda dengan menghirup nafas pelan pelan lalu keluarkan dengan teratur!"Jelas Leorin.

Meskipun terlihat aneh penjelasannya Elsa tetap melakukannya dengan benar sesuai perkataannya. Leorin melanjutkan langkah demi langkah menggunakan sihir dengan secara rinci kepada Elsa.

"Apa anda mengerti?"Tanya Leorin.

"Ya, aku sudah mengerti!"Elsa mengangguk tanda dia paham penjelasannya.

"Sekarang lihatlah ini tuan putri!"Leorin mengambil setangkai bunga yang ia petik dari tanamannya.

"Raaash!"Leorin mengubah bunga itu menjadi beku dengan warna perak mengkilat lalu memberikannya pada Elsa.

"Aku sekarang mengerti kau bisa mengubah apapun menjadi perak!"Elsa mengambil bunga yang menjadi perak itu penuh kekaguman terhadapnya.

"Giliran anda mencobanya tuan putri!"Leorin mempersilahkannya menggunakan sihir sambil dirinya mengaktifkan sihir pelindung jika terjadi kesalahan.

"Baik!"Elsa bersiap dengan mengikuti semua saran dari Leorin uang dia dengar dengan baik lalu memulainya.

"Wuuuush!"Semua tempat ini mendadak berubah menjadi es membeku seperti turunnya salju.

"Selamat anda sudah berhasil menggunakan sihir anda!"Leorin menonaktifkan sihir pelindungnya tak lupa ia memberinya selamat padanya.

"Terima kasih Leo!"Elsa sangat senang dia sudah tahu ternyata dia bisa menggunakan sihir es padahal dia berharap mempunyai sihir yang unik tapi semua sudah terlanjur.

Setelah mengajarinya menggunakan sihir itu Leorin dan Elsa kembali ketempat Misha dan murid kelas C lainnya. Sesampainya disana Leorin kaget ia melihat semua murid kelas C sudah sembuh dalam beberapa menit saja.

..."Bagaimana menurutmu apakah sihirku ini hebat?"Misha muncul mengejutkan Leorin dan menanyakan sihir yang dimilikinya....

..."Benar sihir anda hebat sekali!"Leorin mengangguk saja meskipun sihirnya tak ada gunanya saat dimedan tempur....

......................

"Gini amat punya teman!"Alex kesal sedari tadi dia saja yang bertarung melawan para orc yang mencoba menyerang mereka.

"Kalian kenapa tidak membantuku, hah?"Teriak Alex kesal sambil bertarung melawan satu orc yang dirasa kuat baginya.

"Kami tidak punya sihir petarung sepertimu itu!"Battoleon juga berteriak mereka sihir bertipe jarak jauh saja mana mungkin bisa bertarung.

"Tak guna!"Merasa dia menggendong para beban sialan itu Alex menggunakan sihirnya berupa bayangan.

"Sihir bayangan kematian!"Alex bergerak memasuki bayangan orc itu lalu menebasnya menggunakan pedangnya berwarna hitam hingga langsung tumbang ditanah.

"Kita cari yang lain saja!"Ajak Alex berjalan lebih dulu mencari yang lain setelah mengahkan semua orc sendirian.

..."Baiklah!"Veronica, Angela, dan Battoleon mengikutinya dari belakang mencari keberadaan teman mereka yang lain....

......................

"Bola api!"Teo menggunakan sihirnya dengan melemparkan beberapa bola api kearah Lizard man didepannya.

"Boom!"

"Boom!"Ledakan terjadi dimana mana beberapa Lizard man berjatuhan terkena bola api dari Teo itu.

"Bantu aku juga Fray!"Teriak Teo yang tak mau Fray menonton saja melihatnya bertarung.

"Ya, Baiklah!"Fray paham dan bersiap membantunya.

"Panah angin!"Fray menciptakan busur panah lalu membidik satu Lizard man yang mencoba kabur.

"Wuuuush!"Fray melepaskan anak panahnya dan melesat mengincar Lizard man itu.

"Duaaarh!"Lizard man itu hancur seketika setelah terkena anak panah angin dari Fray barusan.

"Menghindar bodoh!"Teo segera berlari lalu melompat menyelamatkan Fray dari Lizard man yang menyerangnya dari arah belakang.

"Brak!"Teo dan Fray jatuh ketanah dengan kondisi memalukan.

"Menyingkir dariku!"Fray menendang Teo yang menindihnya itu dengan sekuat tenaganya.

"Dasar tak tahu terima kasih!"Teo mengusap kepalanya yang benjol merasa kesal dengan Fray yang menendangnya padahal dia menolongnya dari serangan barusan.

"Bola api!"Teo melemparkan bola api kearah Lizard man yang hendak menyerangnya lagi.

"Boom!"Lizard man itu hancur dengan suara yang cukup keras.

"Terima kasih sekali atas bantuan kalian kami selamat dari monster monster ini!"Gianni menghampiri Teo dengan terima kasih diucapkannya.

"Pergi kau dari hadapanku tak guna!"Tapi Teo mengusirnya dia menganggap murid kelas B pecundang semua.

"Saya permisi!"Gianni yang ketakutan dengan gertakan Teo segera undur diri dari hadapannya.

"Kau kasar sekali kepada seseorang!"Fray yang ada didekatnya menegur Teo yang bersikap kasar pada siapapun.

"Apa masalahmu?"Teo tak peduli lagipula dia merasa dirinya lebih penting daripada orang lain.

"Kau ini!"Fray yang tak mau berdebat dengannya memilih tidak melanjutkan perkataannya lagi.

"Lebih baik cari keberadaan yang lain saja daripada menghadapi banyak monster sendirian!"Teo memutuskan mencari teman mereka saja ketimbang membuang energi sihir bertarung melawan banyak monster.

"Kalian!"Tunjuk Teo.

"Kami?"Semua murid kelas B bertanya tanya apakah mereka dipanggilnya termasuk Gianni.

"Betul!"Jawab Teo singkat.

"Apa ada yang harus kami lakukan?"Tanya mereka bersamaan.

"Kalian ikut kami mencari murid lainnya!"Setelah berkata itu Teo berjalan lebih dulu diikuti Fray dibelakangnya.

"Tunggu kami!"Takut ada monster muncul lagi Gianni dan teman kelas B berlari mengikuti Teo dan Fray dari belakang mengikuti jejak langkah kaki mereka.