NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:51k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. King si hebat

Harusnya saat melompat ke kolam air mancur tadi, ia bisa tetap menjaga keseimbangan tubuhnya hingga tidak sampai basah kuyup seperti sekarang. Tapi balita laki-laki yang ditolongnya tadi terlalu gesit, tiba-tiba saja sudah berpindah posisi dengan tangan terulur berusaha meraih mainan kapalnya yang akan tenggelam tepat saat kaki kanan King mendarat. Refleks King menarik kakinya menjauh, agar tak menginjak tangan mungil itu. Bertumpu pada satu kaki ia membungkukkan badan lalu meraih tubuh balita itu dari dalam air.

Air di bawahnya memercik tinggi saat kedua kaki King berpijak di dasar kolam yang licin hingga mengenai wajah balita itu, membuatnya meronta dan terus bergerak dalam rengkuhan tangan King. Gerakannya seperti belut, King hampir saja kewalahan untuk menenangkan. Ia berhasil menahan perut balita itu, tapi sayang kepala balita itu menjuntai dan hampir masuk ke dalam air. King memutar tubuh dan menjatuhkan diri ke dalam kolam, lalu mengangkat tubuh si balita tinggi dengan kedua tangannya. Berhasil! Balita itu tidak jadi tenggelam. Tapi tubuh King basah kuyup.

“Kenapa Kau tidak mau mendengar ucapanku!” Mika bersungut-sungut menatap King yang berdiri di hadapannya. “Bagaimana kalau pak Danu tadi melihatmu dan berpikir yang bukan-bukan tentang kita?”

“Aku kedinginan,” sahut King lalu meraih paper bag di tangan Mika. Hanya melihatnya sekilas tanpa memeriksa isinya, kening laki-laki itu tiba-tiba berkerut dalam. King berjalan meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu menelepon seseorang dengan suara penuh penekanan. “Apa Kau sudah bosan hidup?! Kenapa Kau bawakan Aku kemeja dengan warna seperti ini!”

Mika yang berdiri memperhatikan jadi penasaran, ia tak sempat melihat isi pakaian milik King. Laki-laki itu tampak kesal dan meminta orang di seberang telepon untuk segera mengirim ulang sambil menyebut detail warna pakaian yang ia inginkan. Mika geleng-geleng kepala tak percaya melihatnya.

“Kenapa warnanya? Tidak sesuai selera?” tanya Mika ingin tahu, menatap King yang masih memegang paper bag di tangannya.

King mendengkus, meletakkan begitu saja paper bag di tangannya ke atas meja lalu balas menatap Mika. “Kau lihat saja sendiri,” sahutnya dengan wajah ditekuk. “Seleranya benar-benar buruk!”

Mika tergelitik untuk melihat dari dekat, ia pun menghampiri King yang masih berdiri dengan kedua tangan berada di pinggang. “Coba Aku periksa.”

Mika meraih kemeja yang dimaksud King, memeriksanya bolak-balik sambil berusaha menahan senyumnya. Ia melirik King, tapi laki-laki itu sedang menatap ke arah lain. “Bagus, kok. Modelnya juga keren. Warnanya ...” sejenak Mika diam, lalu dengan berani menempelkan kemeja warna merah jambu itu ke tubuh tegap King. “Cocok!”

“What?!” King memicingkan mata, menatap Mika lalu menunduk menatap kemeja yang menempel di tubuhnya.

“Iya, cocok Aku bilang.” Mika mengangguk seraya tersenyum, ia mengatakan yang sebenarnya. Pakaian itu sangat pas dan warnanya cocok sekali dengan kulit tubuh King yang cenderung putih.

“Are you sure?” King tampak ragu, tapi Mika mengangguk sekali lagi untuk meyakinkan.

“Baiklah.” King menghela napas, tersenyum samar saat dirasakannya Mika menarik cepat tangannya ketika jemarinya tanpa sengaja menyentuh kulit tangan wanita itu. “Kalau menurutmu Aku cocok memakainya, maka Aku akan memakainya untukmu.”

“Maksudnya?” Mika tak mengerti dengan ucapan King barusan. Kalau tak nyaman, King tak perlu melakukannya. Mika masih bisa bersabar menunggu sampai orang suruhan laki-laki itu datang kembali mengantar baju lain untuknya. Dan sebagai jawaban, King hanya menatapnya sambil senyum-senyum tak jelas.

“Ibu Mika, buka pintunya. Rio mau lihat Ibu Mika dulu!” suara lantang dari luar ruangan terdengar seiring dengan suara ketukan keras di pintu.

“Rio?” Mika tampak kebingungan mendengar suara Rio, ia segera mendorong bahu King agar menjauh dan menyuruhnya segera berpakaian. “Udah cepetan, buruan pakai bajunya!”

“Rio, siapa?” King balik bertanya, menoleh ke kanan kiri mencari tempat tersembunyi untuk berpakaian. Ia berhasil menemukan lemari dan terburu-buru memakai kemeja juga celana panjangnya dan nyaris lupa mengancingkan kemejanya. Dari balik celah korden yang terbuka, ia melihat Mika membuka pintu dan di sana tampak seorang bocah lelaki berusia sekitar empat tahun sedang berdiri menunggu bersama Dita sahabat Mika.

“Kok lama, sih?”

Dita membungkuk di dekat Rio, bicara dengan suara selembut mungkin. “Ibu Mika sedang kedatangan tamu, jadi Rio harus sabar menunggu sampai ibu Mika membukakan pintu.”

“Rio mau pamit pulang sama Ibu Mika dulu!” rajuk Rio sambil menatap Mika yang kini berjongkok di dekatnya.

Dita yang tadi melihat Rio berlari menuju ruang kerja Mika, segera menyusulnya. Di sana ia bertemu pak Danu yang langsung pamit pergi begitu melihat kedatangannya. “Aku sudah berusaha membujuknya, tapi dia tetap keukeuh mau ketemu Kamu. Belum mau pulang ke rumahnya kalau belum pamit sama ibu Mika. Gitu katanya,” ungkap Dita dengan suara berbisik, ia mengarahkan telunjuk ke belakang sambil menghela napas. “Papanya lagi nungguin di depan.”

“Oh, ya?” sahut Mika sambil menatap wajah polos bocah lelaki di depannya itu dengan perasaan bersalah. “Maafkan Ibu Mika ya, sayang. Rio sama papa jadi nunggu lama,” ucap Mika tapi hanya dalam hati sambil mengusap pipi bocah laki-laki itu dengan ujung jemarinya.

Ibu Rio meninggal dunia sesaat setelah melahirkan dirinya, oma dan papanya yang merawatnya sejak kecil. Meski mendapat banyak limpahan kasih sayang dari keluarga dan keinginannya selalu terpenuhi, Rio kecil tetap merindukan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah ia dapatkan. Pertama kali bertemu, Mika sudah dibuat jatuh hati dan sayang dengan sikap Rio yang polos dan menerima kehadirannya dengan sangat terbuka sebagai guru baru di sekolahnya.

“Kenapa ditutup sih, pintunya?” sela Rio, memutus bisik-bisik dua orang wanita dewasa di dekatnya itu. “Rio kan jadi gak bisa lihat Ibu Mika,” protesnya kemudian. “Memang tamunya siapa?”

“Iya, kan sekarang sudah dibuka lagi pintunya.” Sahut Mika, memilih untuk mengabaikan pertanyaan Rio padanya. “Sekarang, ikut Ibu masuk dulu, yuk. Biar Ibu kenalkan sama tamunya,” ajak Mika setelah mendapat isyarat tangan Dita yang hendak kembali ke ruangannya.

King yang sejak tadi berdiri mengawasi di dekat pintu, bergegas keluar dan langsung mengambil tempat duduk di sofa. Menyilang kaki dan tersenyum menatap bocah lelaki yang berjalan masuk dengan sebelah tangan menggenggam erat tangan Mika. “Hai, Rio.” Sapanya ramah.

Mata bening Rio langsung menatap awas pada lelaki dewasa yang duduk tenang di sofa. Ia pun diam dan hanya menurut saja sambil matanya terus memperhatikan saat Mika mengajaknya duduk bersebelahan dengan King.

“Rio, ini Om King. Dia tamunya Ibu Mika.” Mika mengenalkan Rio pada King, lalu menceritakan kisah heroik King yang telah menyelamatkan balita Miko saat tercebur ke dalam kolam air mancur sekolah.

“Rrrrrhhh, hrraaaum!” Rio yang awalnya hanya diam saja, mendadak dibuat takjub oleh cerita Mika. Ia tiba-tiba menggeram dan mengaum mengikuti suara singa, membuat King terperanjat oleh tingkahnya. Tapi herannya, reaksi Mika tampak biasa-biasa saja dan hanya tersenyum melihatnya.

“Kok?” King menatap heran pada Mika dan Rio yang duduk berdampingan secara bergantian. “Boleh Aku tahu kenapa reaksi dia seperti itu setelah mendengar ceritamu?”

“Om King hebat!” Rio mengacungkan jempolnya. “Namanya saja seperti singa, si raja hutan.”

“Hah?” King berpikir sejenak, masih belum paham apa maksud ucapan Rio barusan. Sementara Mika setengah mati menahan tawa. “Masih belum paham!” ujarnya seraya menggelengkan kepala.

Tak berapa lama, Rio pun pamit pulang diantar Mika sampai di depan gerbang sekolah di mana papanya tengah menunggu di sana. Sekilas Mika melihat Dita berada di sekitar taman, duduk berdiam diri lama di sana seolah sedang menghindari seseorang. Sementara papa Rio, tampak sesekali mengarahkan pandangannya ke taman. Pria berkacamata minus yang selalu berpenampilan rapi itu tersenyum ramah pada Mika, mengangguk sejenak saat sang anak melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.

“Papanya masih muda,” celetuk King yang tahu-tahu sudah berada di samping Mika. “Kelihatannya orang baik.”

Mika menoleh dan tersenyum melihat ekspresi King yang tampak kaku. “Duren, pengusaha sukses, incaran banyak kaum hawa.”

“Termasuk Kamu?”

Mika tersenyum lagi, ia seolah mendengar nada tidak biasa dari pertanyaan King barusan. “Biasa aja, Aku tidak termasuk dalam barisan itu.”

King tertawa sumbang, “Bisa saja laki-laki itu tertarik padamu. Mengingat kedekatanmu dengan putranya.”

Mika menggeleng. Saat matanya menangkap bayangan Dita yang berjalan ke arah samping gedung sekolah, Mika pun menoleh pada King. “Masih penasaran gak dengan ucapan Rio di dalam tadi?”

“Lion?” sahut King lalu menggeram dan mengaum seperti yang dilakukan Rio, membuat Mika tergelak.

“Sesuai dengan namamu, King yang berarti raja. Rio menganggapmu hebat dan menyamakanmu dengan singa, si raja hutan yang menurutnya hewan besar yang perkasa.”

King meringis, “Andai dia tahu bagaimana Aku jatuh ke dalam air dan keluar dengan tubuh basah kuyup seperti seekor kucing lemah. Apa dia masih menganggapku hebat?”

“Tentu saja, dan di mataku pun Kau tetaplah hebat. Karena sudah menyelamatkan nyawa orang lain.” Mika menatap lembut mata King, membuat dada King berdenyut nyeri saat lintasan peristiwa lalu berkelebat dalam benaknya. Saat ia tak mampu menyelamatkan Joe dan sahabatnya itu meninggal dalam pelukannya.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!