Pembalasan Danastri

*

*

Dengan tangan yang gemetaran, pegawai broker tersebut langsung menjual saham milik Danastri sehingga saldo milik Danastri di bursa saham kini berjumlah 1 Milyar.

Danastri bahkan menahan nafas ketika ia melihat jumlah di komputer di depannya. Benar-benar tidak disangka, perkiraannya yang hanya naik sekitar 5 kali lipat ternyata tidak benar sama sekali. Dan apa yang terjadi? Jumlahnya 10 kali lipat! Dan ia berinvestasi sebesar 100 juta! Benar-benar jumlah yang fantastis yang pernah ia terima dalam hidupnya.

Meski ia menyayangkan uang yang tidak ia investasikan sebelumnya, ia tidak kecewa begitu saja, karena jumlah ini melebihi harapan awalnya.

Danastri kalut dalam emosi dan euforia bahagianya. Dengan kedua mata yang mengembun, ia benar-benar terharu atas pencapaiannya saat ini. Terbesit dalam hati, ia juga berterimakasih pada orang yang awalnya memberikan uang, meski dengan cara yang tidak benar.

Karena bagaimanapun, uang tersebut menjadi modal awal yang menopang hidupnya, hidup keluarganya sampai bisa membaik dan masih terus membaik sampai saat ini.

"Nona, terimakasih." Ucap pegawai broker, yang sudah menangis.

Danastri yang masih dalam euforianya, tentu saja terkejut karena orang di depannya benar-benar menangis sambil mengucapkan terimakasih padanya. Meski ingin tertawa dalam hati tapi ia tetap memasang wajah bingung menghadapi pegawai tersebut. "Ada apa? Kenapa kau menangis dan mengucapkan terimakasih padaku?" Tanya Danastri.

"Nona, sebetulnya aku mengikuti jejakmu berinvestasi pada saham DNET, setelah melihat kau berhasil investasi saham di minggu-minggu sebelumnya. Aku mempertaruhkan semua gajiku pada saham ini. Meski awalnya aku tidak berharap banyak, tapi saat ini, nona! Terimakasih, kau penyelamatku! Aku, benar-benar berterimakasih. Setelah dapat uang ini, aku bisa membawa ibuku ke kota dan berobat!" Jelas pegawai broker tersebut, menangis dan berterimakasih dengan suara besar.

"Nona! Aku, aku juga terimakasih! Aku juga mendapat hal baik ini dengan mempercayai pegawai dan sepak terjangmu!" Timpal manajer di kantor broker ikut-ikutan.

Danastri terdiam. Ia tidak menyangka bahkan manajernya ikut berinvestasi? Kalau pegawainya, jelas ia sudah memperkirakannya, tapi bahkan manajer?

Pegawai ini mendapat lebih dari 2 juta, dan manajer lebih dari 5 juta. Awalnya keduanya sama-sama dimarahi oleh orang di keluarga, tetapi akhirnya mereka berhasil mendapatkan kembali uangnya, lebih banyak 10 kali lipat dari modal awal.

"Jangan berterimakasih, lagipula aku tidak merekomendasikanmu untuk investasi pada saham yang aku investasikan juga. Itu semua murni keputusanmu sendiri, keputusan masing-masing pihak. Jadi, anggap saja kalian yang pintar dan beruntung karena berinvestasi kali ini." Ucap Danastri seraya tersenyum kecil.

"Apapun itu, pokoknya terimakasih nona!" Ucap pegawai dan manajer bersamaan.

"Sudahlah, aku butuh uangnya sekarang, bisakah kalian memberikannya padaku? Berupa cek sangat diterima juga, tapi beri aku beberapa cash." Ucap Danastri, yang kemudian dengan cepat di proses sementara dirinya mengisi formulir pengambilan uang dari penjualan sahamnya. "Oh bagi uang nya masing-masing 500 juta, dan 100 jutaan, sisakan 100 juta cash. Begini lebih baik." Lanjut Danastri yang kemudian beralih lagi pada formulirnya.

Cek paling besar sudah jelas akan ia simpan di rekening bank nya. Sedangkan cek 100 jutaan dan uang cash 100 juta akan ia gunakan untuk melunasi uang pembelian hotel, uang pembelian tanah, dan kendaraan yang sebelumnya sempat ia pikirkan. Karena sangat merepotkan baginya bolak-balik menggunakan angkutan umum.

Selain itu, ia juga harus membangun satu perusahaan untuk bisnis Franchise nya. Mari bangun di sebelah hotel Heavenly dan daftarkan bisnisnya agar bisa berjalan dengan legal.

"Nona, silahkan uangmu." Ucap pegawai tersebut seraya mempersilahkan. Memberikan cek dan uang dalam koper yang diberikan kantor untuknya karena melakukan transaksi yang besar.

"Terimakasih." Ucap Danastri seraya menerima koper dan melihat isi di dalamnya.

"Anu, nona, tidakkah kau mau berinvestasi lagi?" Tanya pegawai tersebut dengan canggung dan gugup.

Danastri menatapnya dengan bingung. "Tidak, aku sudah mendapatkan keuntungan lebih dari cukup dalam sebulan ini. Aku tidak mau serakah, tetapi jika kau ingin berinvestasi, aku sarankan saham SMBC lagi. Meski sekarang hanya begitu-begitu saja, tetapi ke depannya akan naik perlahan dan stabil di angka tertingginya. Yah, tidak sebesar kenaikan di awal dan akhir hari ini. Itu benar-benar lambat untuk menghasilkan banyak." Jelas Danastri seraya tersenyum. "Tapi kalau kau mau membelinya, di masa depan kau akan punya tabungan tersendiri. Anggap saja menabung di bank." Lanjut Danastri.

Setelahnya, Danastri pamit pergi, di bawah ucapan terimakasih dan sanjungan dua orang tersebut.

"Atasan menelfonku! Bagus, kantor kita mendapat bonus besar karena ada transaksi yang baik! Penjualan dan penerimaannya! Selain itu, banyak orang-orang kalangan atas yang bertanya tentang orang yang berturut-turut membeli saham dan mendapat untung besar. Nona ini, sudah pasti namanya akan menjadi besar di masa depan. Kau juga, kerja bagus! Teruslah rendah hati dengan tidak meremehkan siapapun!" Puji Manajer yang ketika pegawai membereskan uang, ia ditelfon atasannya di kantor pusat bursa saham.

"Sudah dapat uang banyak, ditambah bonus juga! Bos, keberuntungan kita sangat bagus tahun ini! Nona Danastri benar-benar dewi saham keberuntungan kita!" Balas pegawai tersebut sama antusiasnya dengan sang manajer.

Meninggalkan kantor broker, sebelum menuju hotel heavenly, Danastri langsung memasuki showroom untuk membeli kendaraan. Ia kangsung membeli satu unit mobil dan dua unit motor untuk di rumah.

Mobil yang menarik perhatian Danastri adalah merk BMW seri 3 yakni E36. Adalah mobil lama tahun 90 an yang masih hits di masa depan. Varian ini merupakan generasi kedua dari mobil BMW seri 3 yang diproduksi dari tahun 1990 hingga 2000. Mobil ini memiliki desain yang lebih modern dan aerodinamis daripada pendahulunya.

Mobil ini juga memiliki berbagai pilihan mesin, mulai dari 1.600 cc hingga 3.200 cc, baik 4 silinder maupun 6 silinder. Garis tegas dan lurus masih berlanjut ke bagian samping mobil. Sementara bagian belakang dibekali lampu trapesium dengan kombinasi warna merah oranye atau putih. Dan Danastri memilih yang spesifikasi 4 pintu dengan warna lampu putih. Harganya berkisar 80 sampai 100 jutaan, sesuai tipe mobilnya.

Danastri mengeluarkan 99 juta untuk mobil BMW e36 yang diinginkannya. Sedangkan dua motor yang dibelinya adalah Honda GL Pro untuk Ayahnya dengan harga 8.5 juta, dan Honda Astrea yang ada keranjang di kemudinya dengan harga sekitar 7 jutaan. Jadi, sekitar 114.5 juta Danastri keluarkan untuk kendaraan tersebut.

Danastri tidak langsung mengendarai mobil yang dibelinya, karena meski ia bisa menyetir dari kehidupan lalunya, tapi dikehidupan ini ia masih belum punya SIM, jadi menyewa supir untuk mengantarnya. Sedangkan dua motor lain ia antarkan ke alamat rumahnya langsung.

*

*