anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.
Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.
Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.
Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 12
Akhirnya semua tiba di lokasi camping. Semua siswa dan guru disibukkan memasang tenda camping masing-masing. Tasya sekamar dengan hazel dan salah satu teman kelas mereka, yang bernama rana. Mereka tampak kesulitan memasang tenda. Seorang pria menghampiri mereka. "butuh bantuan?" pria tersebut menawarkan bantuan, saat melihat ketiganya tampak kesulitan.
"eh kak arya, iya nih kak kita pusing banget masang ginian" jawab hazel jujur.
Kini arya mulai membantu ketiganya memasang tenda.
☆☆☆☆☆
"lokasinya ga jauh dari villa bokap gua" ucap salah satu pria yang bernama kevin. Kevin merupakan salah satu teman william.
"bisalah party di villa bokap lo" sahut pria yang bernama lian.
"bolehlah, kapan-kapan kita ke sana" balas kevin.
"mana seru bertiga" ucap william.
"santai bro, kita ajak anak-anak yang lain"
☆☆☆☆☆
Langit sudah mulai gelap, menandakan malam akan tiba. Sebagian siswa menyiapkan bahan makanan, sebagian siswa lainnya menyalakan api unggun untuk memasak makanan, ada yang membuat minuman, ada juga yang sedang membagikan kertas nasi sebagai pengganti piring. Anggota osis sibuk menyiapkan game atau sebuah acara setelah makan nanti.
Semua siswa dan guru sedang makan malam bersama. Setelah selesai makan malam, anggota osis sudah menyiapkan sebuah game yang akan di mainkan oleh kelompok. Pembagian kelompok di tentukan oleh anggota osis. Tasya sekelompok dengan rana, gilang, kevin dan william. Masing-masing kelompok terdiri dari kelas 11 dan 12.
Tasya kaget saat mengetahui dirinya sekelompok dengan sang kakak.
"masing-masing kelompok harus mencari kertas bendera merah putih. Kalian tinggal ikutin arah panah yang sudah kami atur. Kelompok yang dapat kertas dalam jumlah paling banyak, kelompok itu yang akan jadi pemenangnya. Ingat, untuk selalu melihat jarum jam. Sekarang sudah pukul 7 malam, sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, kalian sudah harus kembali ke perkemahan. Mengerti?"
"mengerti" jawab seluruh siswa bersamaan.
Masing-masing kelompok mulai mancari kertas bendera merah putih.
"mau cari ke arah sana apa sana" ucap gilang, sambil menunjuk ke arah timur dan barat.
"gimana kalau ke arah sana dulu" sahut rana memberi saran ke arah barat.
Gilang, tasya, dan rana kini menatap kedua kakak kelas mereka, william dan kevin. William dan kevin saling bertatapan saat ketiga adik kelas mereka menatapnya. Mereka mengangguk sebagai jawaban.
"ITU ADA KERTAS" teriak rana sambil menunjuk ke salah satu pohon.
Gilang langsung berlari ke pohon yang rana tunjuk. Dia langsung mengambil kertas tersebut, lalu menunjukkan kepada yang lain.
"hati-hati sya" ucap kevin.
Mendengar itu, william langsung menoleh ke arah temannya.
"capek ya sya, mau di gendong ga?" lanjut kevin.
Tasya tidak meresponnya, dia terus melanjutkan langkahnya.
"capek banget yak, mending gendong gua vin" ucap william sambil menyenggol lengan kevin.
"jijik gua" balas kevin sambil berjalan menjauh dari william.
"itu ada kertas" tasya menunjuk ke salah satu pohon yang tak begitu besar. Tasya langsung berlari ke arah pohon. Namun, dia tidak melihat ranting kayu di sekitarnya, membuat tasya kehilangan keseimbangannya. Dengan cepat kevin langsung menangkap tubuh tasya yang hampir terjatuh.
William tidak terima adiknya di sentuh oleh temannya. William langsung menarik lengan tasya, agar tasya kembali berdiri. Tasya terkejut melihat sikap william terhadap dirinya. Apakah william peduli kepadanya?
"makasih kak kevin" ucap tasya sambil tersenyum ke arah kevin.
William langsung berlari ke arah pohon, dan segera mengambil kertas tersebut.
Mereka melanjutkan perjalanannya mencari kertas. Kevin berjalan lebih dulu meninggalkan yang lainnya, mereka saling menatap satu sama lain.
"MAU KEMANA KAK" teriak gilang memanggil kevin. Kevin mulai menghilang dari pandangan mereka.
"apa kita ga nyusul kak kevin aja kak" tanya tasya ke sang kakak.
William hanya menggelengkan kepala.
"tunggu aja dulu"
Tak lama kemudian, akhirnya yang di tunggu-tunggu tiba. Kevin kembali dengan membawa dua kertas bendera merah putih.
"kalian semua lambat" ucap kevin sombong.
"untung gua kenal sama lo vin" ucap william, sambil berjalan lebih dulu.
"YANG PENTING DAPET" teriak kevin
Sebenarnya tasya merasa tidak enak dengan penghuni di area tersebut, karena beberapa kali teman kelompoknya berteriak. Tapi tasya juga tidak enak jika harus menegurnya dengan alasan yang tidak masuk akal.
Kelompok tasya, william, kevin, gilang dan rana memperoleh empat kertas bendera merah putih. Rana melihat jam di tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 20.30 malam. Mengingat perkataan ketua osis tadi, sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, kalian sudah harus kembali ke perkemahan.
"udah jam 20.30" rana mencoba mengingatkan kelompoknya.
"balik sekarang aja yuk, kita juga harus nyari jalan ke perkemahan" sahut gilang.
Mereka sepakat untuk kembali ke perkemahan. Mengikuti panah yang mengarahkan mereka menuju tenda. Akhirnya, mereka tiba di tenda. Saat perjalanan kembali ke tenda, dengan mata yang teliti, mereka menemukan dua tambahan kertas, total kertas yang mereka dapat menjadi enam.
Penghitungan kelompok yang mendapat kertas terbanyak akan menjadi pemenang akan segera di mulai.
Anggota osis mulai menghitung perolehan dari masing-masing kelompok. Setelah menunggu lumayan lama, mereka sudah menentukan pemenangnya.
"dari hasil yang setiap kelompok peroleh, kita sudah menemukan pemenang dari permainan hari ini, pemenangnya adalah..... Kelompoknya william dan kevin"
Mereka sontak terkejut bersama, dan saling menatap satu sama lain. Kini tasya dan william saling menatap dengan senyum di wajah mereka. Lalu, mereka saling berpelukan. Membuat semua siswa di sana terkejut, seorang william yang di kenal cuek dengan perempuan, kini malah berpelukan dengan seorang perempuan yang merupakan adik kelasnya. Clara sangat marah melihat tasya dan william saling berpelukan. Dia mengepal kedua tangannya.
Clara menghampiri keduanya. Menarik paksa tubuh tasya dari dekapan william. Kini clara menatap tajam tasya, dengan tangan yang masih mengepal. Clara menampar pipi tasya dengan sangat keras. Membuat william terkejut, melihat adik perempuannya di tampar oleh seorang perempuan yang di kenal sangat obses terhadap dirinya.
Tasya memegang pipinya yang terasa sakit. William manarik kasar lengan clara, hingga membuat tubuh clara berhadapan dengan dirinya.
"apaan sih lo" ucap william. William masih menegurnya dengan nada yang masih terdengar santai.
"GUE GA SUKA NGELIAT LO DEKET SAMA PEREMPUAN ITUU" teriak clara, dengan penuh emosi.
"lo pikir lo siapa?" jawab william. Dengan tangan yang masih memegang lengan clara.
"s--sakit will" clara berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman tangan william yang terasa begitu sakit.
"ingat ya, lo bukan siapa-siapa gua" william mengingatkan clara bahwa dirinya bukan siapa-siapa, dia hanya seseorang yang terlalu obses terhadap william. William menghempaskan cengkramannya dari lengan clara.
Sebelum william meninggalkan tempat itu, dan kembali ke tendanya. Dia sempat melirik ke arah tasya, memastikan adiknya baik-baik saja.