Istri Hasil Rampasan

" Katakan dengan cepat apa maksud kedatangan anda kesini karna aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni orang seperti anda!"

Ucapan Arya terdengar begitu lantang dan tegas namun tak membuat abaz ciut.Dia merasa jika dia sudah memiliki alat untuk melancarkan niatnya.

Prok prok prok

" Apa seprti itu cara seorang pemimpin perusahaan besar saat berbicara dengan orang tua, terlebih aku ini ayah dari istrimu yang berarti aku adakan mertuamu."

Abaz justru terlihat santai dia duduk disofa panjang yang ada diruangan Arya.Abaz menyilangkan kakinya membuat Arya merasa jengah melihatnya.

" Saya menghormati orang yang memang layak dihormati dan dihargai.Jusrtru karna anda ayah dari istri saya maka saya bersikap seprti ini.Tuan abaz perlu anda ingat jika tidak ada dan tidak mungkin seseorang akan bersikap baik pada orang yang sudah mengkhianatinya apa lagi sampai merugikannya selama bertahun-tahun.Mimpi!"

Arya menegaskan kata mimpi tepat didepan wajah abaz.Wajah yang tak lagi muda karena kerutan banyak terlihat diarea wajahnya namun sangat disayangkan karena sikapnya tetap keras sekeras batu.Kesombonyannya dan juga keangkuhannya tidak pernah lepas darinya.

" Hahahaha kamu lucu sekali Arya,aku suka dengan gayamu.Kamu tau apa yang membuatku berani datang kesini?"

" Bukan urusanku, sekarang katakan dengan cepat apa yang membuatmu datang kesini tanpa punya rasa malu!"

" Arya menantuku jangan bersikap galak kepadaku.Aku lihat seprtinya kamu sudah jatuh hati dengan putriku.Dia memang putriku yang cantik,aku beruntung memilikinya dan.."

" Dan dia sangat sial karena mendapatkan ayah seprti dirimu yang serakah dan tampak akan harta.Bahkan kamu rela menjual putrimu sebagai alat untuk membayar hutangmu."

" Hahaha persetan dengan semua itu,aku sudah membiayainya ,menyekolahkan dia dan memfasilitasi dia sampai sebesar itu.Lagi pula dia tidak rugi dengan menikahi seorang Arya .Pengusaha muda yang sukses sekaligus pewaris perusahaan terbesar dinegri ini." ucap Abas dengan bangganya.

" Dia benar-benar manusia tidak tau malu,dia mengatakan hal itu langsung kepadaku.Bagaimana jika Pramesti mendengar ucapannya." ucap Arya yang hanya bisa bergumam dalam hati.

" Hahaha bangga sekali anda,lalu bagaimana jika aku memperlakukan putri anda dengan buruk dirumahku?"

Abaz menoleh begitu cepat mendengar Arya mengatakan hal itu.Ia sama sekali tak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari mulut Arya.Padahal abaz sudah sangat yakin jika Arya sudah mulai mencintai putrinya.

Dibelahan bumi yang lain seseorang yang ditugaskan Anita untuk mencari tau tentang Arya mulai bekerja.

Ia mulai mengawasi Arya dari jauh.Dia adalah agen terpercaya yang sudah tidak bisa diragukan lagi kinerjanya.Meskipun Anita harus menggelontorkan biaya yang tak banyak namun demi ketenangan hatinya ia rela membayar berapapun untuk itu.

Anita akan merasa tenang meskipun ia sulit menemui Pramesti jika benar Arya memang mencintai putrinya tersebut.

" Bagaimana apa kamu sudah memiliki informasi?"

" Belum Bu,tapi saya pastikan sebentar lagi saya akan mendapatkannya.Saya saat ini sedang berada didepan rumah target.Saya sedang mengawasi aktifitas para pekerjanya.Mungkin dari salah satu diantara mereka saya bisa mendapatkan sedikit informasi."

Ucap seseorang disebrang telfon.

Setiap satu jam sekali Anita memang menelfon orang tersebut dan menanyakan tentang apa yang memang ingin ia ketahui dari menantunya.

Tuut tuuut

Tanpa merespon apapun Anita lantas mematikan sambungan telfonnya secara sepihak ,namun hal tersebut tak membuat orang tersebut tersinggung.

Tak selang beberapa lama seorang pelayan terlihat keluar dari pintu gerbang yang menjulang tinggi itu.

Agus orang yang ditugaskan Anita lantas bersiap untuk mendekati salah satu pelayan yang ada dirumah Arya.

Bah gayung bersambut pelayan tersebut berjalan menuju ketempat dimana Agus berdiri.

Dia terlihat membawa sekantong besar yang kemungkinan itu adalah sampah karna Agus memang berdiri tak jauh dari bak sampah besar yang tak jauh dari rumah Arya.

" Permisi mba,apa betul itu rumah Tuan Arya Firman Anggoro? tanya Agus dengan sopan.

" Iya betul,em maaf anda siapa?Ada keperluan apa menanyakan tuan kami?

" Oh begini saya teman nyonya mesti semasa kuliah dulu.Tadi saya kerumahnya karna saya tidak datang kemari pernikahannya tapi pas saya datang kerumah ibu Anita malah memberikan alamat ini kepada saya.Katanya saya harus menemui nyonya mesti disini.Jujur saya bingung karena setahu saya Mesty menikah dengan Bagas.Tapi pas saya tadi tanya kepenjual yang ada didepan katanya ibu rumah tuan Arya." Ucap Agus terdengar begitu meyakinkan.

Semantara pelayan itu yang memang tak menaruh curiga sedikitpun terlihat menyimak penjelasan Agus.

Agus sebelumna sudah mendapat bocoran dari Anita mengenai kejadian yang menimpa putrinya hingga Agus terlihat seolah mengenal baik Pramesti dan keluarganya.

Pelayan tersebut terlihat menengok kekanan dan kiri.Dia juga sempat melihat kearah rumah dan setelah memastikan semuanya aman dia sedikit mendekat kearah Agus .

" Gini mas yang saya dengar dari mba ayu itu kalau nyonya mesti itu dinikahi secara paksa oleh Tuan Arya."

Bisiknya ,Agus pura-pura terkejut mendengar apa yang pelayan itu katakan.Walau sebenarnya Agus sudah tau hal itu dari Anita.

" Oh ya,kenapa begitu.Saya sungguh tidak menduga hal itu terjadi." Ucap Agus.

" Iya mas denger-denger sih pak abaz merugikan perusahaan karna korupsi selama bertahun-tahun.Tapi sebenarnya bukan itu alasan yang sebenarnya mas."

" Memang apa alasannya?"

" Susi!"

Terdengar suara ayu dari teras rumah.Suara ayu memang terdengar begitu kencang hingga Susi yang berada diluar pagar mendengar dengan jelas panggilan itu.

" Mas mba ayu udah panggil saya,saya gak mau dia marah kalau tau saya ngobrol sama orang asing kalau mas mau ketemu sama nyonya mas datang aja pas tuan udah dirumah.Kami tidak bisa menerima tamu apa lagi seorang laki-laki yang ingin bertemu nyonya.Kami sudah diwanti-wanti jangan menerima tamu orang asing apa lagi jika menyangkut nyonya."

" Oke saya faham,gini saja tulis nomor ponsel kamu disini nanty saya akan hubungi kamu dan bertanya dulu jika saya mau kesini .Gimana?" ucap Agus sembari menyodorkan ponselnya.

Agus tak menyangka Susi menyambar ponsel Agus dan mengetik nomor ponselnya setelah itu susi kembali lagi masuk kedalam rumah.

Agus pergi setelah terdiam beberapa saat.

" Siapa tadi sus,kenapa kamu bicara dengan orang asing.Hati-hati sus ,kalau dia ada niat jahat sama kamu gimana?

Tanya ayu yang melihat dari kejauhan Susi berbicara dengan Agus.

" Oh yang tadi itu orang nanya alamat mba,dia kayanya bukan orang sini deh."

Jelas Susi.Ia sengaja bohong karna tak mau kena marah ayu.

" Terus ngapain kamu pegang-pegang ponsel dia?"

Cecar ayu.

Susi pura-pura menunjukan ekspresi tidak suka lantaran pertanyaan ayu.

" Mba,dia minta kenalan trus minta nomor ponsel aku.Sebenarnya aku udah beberapa kali ketemu dia dipasar.Ini kebetulan ketemu lagi,dia lagi cari sodaranya katanya baru pindah didaerah ini."

Kebohongan Susi semakin lancar saja dan terdengar meyakinkan.

" Ooh jadi kamu kenalan sama dia? Terus dia minta nomor ponsel kamu,kamu kasih gitu?" Tanya ayu sembari menyikut Susi dengan sikunya membuat Susi senyum-senyum sendiri.

" Iya mba wong dia ganteng ko,mba kan tau aku jomblo akut." Kekeh Susi.

" Huuu dasar,tapi tetep kamu harus hati-hati ya!"

" Siap mbakuuu!"