NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:45.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Lubang Cahaya

"AAAAAAAAAA!"

Bayangan itu menyelimuti mobil Faris. Faris tidak bisa melihat dalam kegelapan. Mobil Faris mati total. Di dalam kegelapan Faris merasa mobilnya tebang melayang. Faris hanya bisa pasrah kemana bayangan hitam itu akan membawa mereka.

Perlahan bayangan hitam itu memudar. secerah sinar perlahan masuk ke dalam mobil. Faris melihat sebuah rumah besar di depannya. Faris keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah besar itu. Di dalam rumah ada seorang pria duduk di kursi tamu menyambut kedatangan Faris.

"Selamat datang, silakan duduk," Dikara penyihir hitam berdiri.

"Maaf, saya ada dimana? Dan Anda siapa?" Faris duduk santai di kursi tamu.

"Selamat datang di rumah saya. Saya akan menawarkan pekerjaan untukmu. Imbalannya kamu akan mendapatkan kekayaan," kata Dikara.

"Pekerjaan apa?" Faris tersenyum.

"Sangat mudah. Kamu hanya menjaga Orin bersama mu. Jangan sampai dia keluar dari tempat ini. Tempat ini tidak terlihat. Jika kamu bersedia, kamu akan mendapatkan kunci untuk masuk ke dalam tempat ini."

"Orin pasti tidak betah jika berlama-lama di sini," ujar Faris.

"Dia pasti betah. Karena apapun keinginannya pasti akan aku kabulkan. Dan bayarannya kamu akan mendapatkan berlian. Jika kamu jual berlian itu di dunia mu, kamu akan jadi kaya raya." Dikara memperlihatkan satu biji berlian yang mengeluarkan cahaya berkilauan.

"Siapa Anda?" Faris memperhatikan Dikara yang duduk angkuh di atas kursi kebesarannya.

"Aku adalah penguasa dunia hitam. Kenalkan nama ku Dikara. Apa kamu menerima tawaran ku?"

"Baik Tuan, saya bersedia," jawab Dikara.

"Terimalah ini kunci untuk masuk ke dalam tempat ini. Semua makanan, pakaian dan keperluan Orin lengkap di tempat ini. Dia bebas melakukan apa saja. Bahkan dia juga bisa mengikuti kuliah lewat monitor besar di sana." Tunjuk Dikara pada monitor besar yang ada di ujung ruangan.

"Baik Bos, Orin masih di dalam mobil." Faris berdiri dari tempat duduknya.

"Orin sudah berada di dalam kamarnya di lantai atas. Ingat jangan berani-berani berniat jahat kepada Orin atau kamu akan merasakan tersiksanya hidup di dalam neraka!"

"Tapi saya menyukai Orin Bos, dia mantan kekasih saya," kata Faris.

Dikara melotot, tangannya tiba-tiba memanjang dan mencengkram erat leher Faris. Mata Faris hampir terlepas, Faris berusaha melepaskan cengkeraman Dikara dengan tangan berototnya. Napasnya tersengal, dengan kasar Dikara melepaskan cengkeramannya.

"Sekali lagi kamu berani melawan ku. Kamu akan mati!"

"Uhuk, uhuk," Faris tidak bisa bernapas, Faris jatuh tidak sadarkan diri.

Orin membuka matanya. Matanya berkeliling. Orin berada di sebuah kamar besar. Orin turun dari tempat tidurnya. Orin menuruni anak tangga. Orin melihat Faris yang tidak sadarkan diri. Dikara berbalik tersenyum kearahnya.

"Dika, aku ada dimana?" tanya Orin.

"Di rumah kita," jawab Dikara.

"Jangan bercanda kamu!" Orin mulai emosi.

"Iya, ini rumah kita. Hanya di sini kamu akan aman dari incaran makhluk astral."

"Aku mau pulang," Orin berniat keluar dari rumah itu. Belum lagi Orin melewati Dikara, kakinya membeku tidak bisa bergerak.

"Orin tetaplah di sini," Dikara menghilang.

Orin keluar dari rumah besar itu. Orin membuka pagarnya tapi Orin tidak bisa keluar. Ada tembok transparan yang mengelilingi tempat itu. Orin terkurung tidak akan bisa lari. Orin akhirnya menyesal mengapa tidak menuruti kata-kata Aydin. Seandainya Orin menurut tidak mungkin Orin menjadi tahanan Dikara seperti sekarang ini.

Di rumah Orin, Papa dan Mama Orin cemas Orin masih belum pulang ke rumah. Papa memberitahu Aydin. Aydin langsung menghubungi ketiga sahabat Orin. Mereka semua mengatakan Orin sudah lama kembali ke rumah.

"Orin, mengapa sih kamu gak nurut. Kalo sudah begini siapa yang repot!" Aydin mengacak-acak rambutnya.

Omar dan Ezar menuju tempat yang diberikan Papa Thoriq. Warung gorengan tempat Orin singgah terakhir kali. Omar dan Ezar melihat motor matik Orin yang masih terparkir di sana. Dengan sopan mereka bertanya dimana pemilik motor itu. Pemilik warung menjawab sudah dijemput suaminya.

Tidak berapa lama Aydin datang. Omar bertanya lagi kepada pemilik warung apakah dia suaminya tangannya menunjuk kearah Aydin. Pemilik warung menjawab bukan dia. Ezar menanyakan lagi ciri-ciri orang yang telah membawa Orin. Pemilik warung menjawab, badannya kekar, tinggi berambut keriting, wajahnya tidak kelihatan karena memakai masker.

"Faris, aku yakin Faris pelakunya!" Aydin mengepalkan keduanya tangannya.

"Terima kasih Mas atas informasinya. Motornya kami bawa ya," kata Ezar.

"Orin, Orin keras kepala sekali kamu. Dimana kamu sekarang!" Aydin merasa frustasi.

"Maafin Orin. Bukannya membela tapi Orin dalam keadaan hamil. Emosinya tidak stabil. Sebenarnya ada apa dengan kalian? Bukannya Orin selama ini lengket banget sama kamu. Kok bisa Orin jauh dari kamu?" Omar penuh selidik.

"Maaf Omar. Tanpa sengaja Orin ke kantor dan mendengarkan percakapan ku dengan teman. Aku bilang aku tidak suka sikapnya yang manja. Karena aku pikir Orin hanya memanfaatkan keadaannya berpura-pura dan malas. Ternyata aku salah. Itu memang bawaan bayinya." Aydin tertunduk penuh penyesalan.

"Pantesan, Orin juga sikapnya berubah kepada kami. Biasanya selalu minta dibeliin sesuatu. Sekarang mau beli apa-apa Orin pergi sendiri. Dan lebih suka jalan bersama sahabatnya. Orin, dimana kamu Dek?" Ezar juga mengkhawatirkan Orin.

"Ponselnya tidak aktif." Omar terus menghubungi Orin.

Sayang, kamu dimana? Anak Ayah, maafin Ayah Nak. Mungkin saja yang bermanja-manja itu kamu, maafin Ayah Nak. Ayah menyesal, karena Ayah, Bunda menjauh. Kalian dimana?, batin Aydin.

Orin masih berdiri di depan pagar rumah besar Dikara. Kak Aydin maafin aku Kak. Aku tidak menurut. Sekali ini aku akan patuh. Aku akan menuruti kemauanmu. Kak Aydin tolong kami, batin Orin.

Dari gelang Orin keluar cahaya putih. Gelang yang diberikan Om Surya sebagai kado pernikahannya. Dan dari dalam perut Orin keluar cahaya berwarna merah. Orin menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri cahaya putih dan cahaya merah itu membentuk sebuah bulatan lubang cahaya.

Orin memasukkan tangannya ke lubang cahaya. Orin merasa tangannya ditangkap seseorang. Orin dengan cepat menarik tangannya untuk keluar dari lubang itu. Tangan yang ada di sana tetap menarik tangan Orin. Kali ini tangan yang menarik tangan Orin bertambah banyak. Orin berusaha sekuat tenaga menarik tangannya keluar dari lubang itu.

Orin kembali memasukkan tangan yang satunya ke dalam lubang cahaya. Tangan Orin memukul dan mencubit tangan-tangan yang memegang dan menarik tangannya. Berharap tangan-tangan yang memegangnya melepaskan Orin. Tapi tangan-tangan itu tidak membalas pukulan dan cubitan Orin. Tangan-tangan itu hanya menahan dan berusaha menarik kuat tangan Orin.

Orin perlahan masuk ke dalam lubang cahaya. Orin berusaha menahan langkahnya. Orin takut sesuatu di dalam sana akan melakukan hal jahat kepadanya. Tubuh Orin semakin dalam masuk ke dalam lubang cahaya. Orin menutup mata ketika cahaya itu sangat menyilaukan mata.

"AAAAAAAAAA!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😁😅
Ma Chan
🐯🐯🐯🐯🐯
Queen
oh tidak 😱
Queen
tajam kali mulutnya
Queen
nah lho?
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!