Doa Ibu

Ku berjalan diatas rerumputan yang begitu hijau dan indah ,aku memakai baju berwarna putih bersih yang sangat cantik dan indah.

Aku menelusuri taman yang seakan-akan tidak berujung .

Akhirnya aku menemukan Danau yang bersih dan bening sampai terlihat pantulan ku disana.

Karena aku merasakan haus , aku memutuskan singgah di Danau tersebut, aku mengambil air dengan tanganku dan aku meminumnya.

Aku duduk di dasar tepi Danau mataku menelusuri taman yang begitu luas namun tidak ada orang disini seakan hanya ada aku saja.

Aku berjalan kembali menelusuri taman tersebut, kini aku melewati hamparan bunga yang begitu luar biasa indah.

Apa ini? aku seperti berada di negeri dongeng.

Aku takjub dengan ladang bunga yang sangat memanjakan itu.

Setelah ku berjalan terus menerus tak ada satupun orang disini, tidak ada manusia berada disini seakan hanya aku saja yang disana.

Tiba-tiba terdengar suara tertawa anak-anak kecil, aku berlari mencari sumber suara itu, siapa tahu mereka menunjukkan jalan pulang.

Aku terus mencari arah suara itu namun aku berhenti di pohon yang sangat besar.

Suara itu semakin dekat sepertinya mereka disana pikirku.

Aku melihat mereka dari belakang pohon, seketika aku memundurkan langkah kakiku sangking terkejutnya aku sampe terjatuh.

Bagaimana tidak aku melihat Ibuku dan diriku dimasa kecil .

Sebenarnya apa ini? seakan otakku berfikir lebih keras untuk menemukan jawaban,mengapa diriku di masa lalu berada disini bersama ibuku.

Aku berdiri lagi dan mendekat kepada ibu serta anak kecil yang sedang asik bermain itu.

" Ibu...? "

Aku panggil namanya namun ibu tidak memberikan respon dan tidak melihat ke arahku.

" Ibu...? "

Aku coba kembali namun mereka justru asik bermain terus, aku mendekat kepada ibuku, aku mencoba menyentuh ibuku.

Tapi tanganku seakan melayang seperti menyentuh angin.

Ibuku tidak melihatku dan kucoba kembali menyentuhnya tapi tetap saja aku seperti menyentuh angin, kenapa ibuku tidak bisa ku sentuh...?

Aku mulai meneteskan air mata.

" Ibu..., ini aku bu Aryani? "

" Ibu.. tidaklah rindu diriku? "

" Ibu.. apa ibu tidak mau punya anak sepertiku lagi, kenapa ibu tidak mau melihatku.? "

Aku sudah mulai putus asa dan menangis, hikksss hikksss " Ibu...? "

Sambil terisak aku melihat anak kecil yang seperti diriku di masa kecil itu bermain dengan gembira bersama ibu.

Aku coba menyentuh dan mencoba untuk sekian kali.

" Ibu, jangan tinggalkan aku ibu, aku takut sendirian hikksss hikss.. aku tahu Ibu aku ini nakal pembangkang, aku mohon Ibu jangan abaikan aku. "

" Ibu lihat Aku disini aku anak ibu, ibu aku mohon jangan tinggalkan aku sendirian , bawa aku bersama ibu. "

Aku menangis kencang dan berteriak putus asa aku berlutut memohon kepada ibu untuk membawa aku juga, tapi nihil ibu tidak mendengarku.

Aaaaaaakkkkhh hikss.. hikss

Suara perih yang bisa ku teriakan, bagaimana bisa ibu tidak melihatku.

Aku melihat anak kecil itu berlari menghampiriku dan menyentuh pipiku mengusap air mataku, aku bingung kenapa dia bisa melihatku sedangkan ibu tidak bisa bahkan dia bisa menyentuh ku yang sedang kalut ini.

" Pulanglah bersama ibu, tidak seharusnya kamu berada disini, ini hanyalah ilusi pergilah dan gandeng tangan ibu, jangan kau buat ibu menangis karena kenakalanmu, jangan membuat ibu bersedih akan keadaan dirimu. "

" Sekarang ikuti suara yang memanggilmu..! "

Aku mengerutkan dahiku karna aku bingung dimana suara yang harus aku ikuti, aku berdiri dan pergi dari sana , aku melihat kebelakang dan melihat anak kecil itu melambaikan tangannya.

" Aryani.. bangun sayang ini ibu, bangun nakk..? "

Itu suara ibu, aku mendengarnya aku terus berlari dan mendekati arah suara itu.

Aku mendengarkan doa ibuku sambil menangis ibu meminta menukarkan nyawanya untuk mengantikan ku, aku terus berlari tanpa arah ku dekati suara ibu yang sedang memintaku untuk kembali.

Aku seperti dejavu, kejadian ini terulang kembali.

Aku melihat cahaya yang bersinar terang akupun mendekati cahaya tersebut dan masuk kedalam sana, siapa tahu itu jalan untukku pergi dari sini dan menemukan jalan pulang.

*******

Note...

Ingat suara ibu akan menggema di telinga anaknya, ibu akan mampu menukar nyawanya hanya untuk melihat anaknya bahagia di dunia ini.

Tapi kebanyakkan anak hanya tahu menentang tanpa mau mendengar nasihat dari ibu, yang bisa jadi itu untuk kebaikannya.

Selamat membaca.