Bagaimana jika seseorang yang memesan kamar malam ini adalah bos sendiri?
akankah mundur? atau justru menikmati malam bersama?
Deandra menjelma menjadi dewi rembulan yang anggun di saat malam hari namun di siang hari dirinya hanyalah seorang office girl biasa.
simak lanjutan Ceritanya di sini
@Symott
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Symott, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput Deandra
Mobil Aldino berputar balik , untuk menemui Deandra. Pertemuan dibatalkan dan Aldino bisa bebas pergi.
"Semoga kamu masih di sana , tapi... Aku berharap apa yang aku lihat tadi juga salah. "
Pikiran Aldino berkecamuk memikirkan Deandra . Untuk apa Deandra pergi ke tempat tadi? Apakah dia menemui seseorang? Apakah dia bekerja di sana?
Berbagai macam pertanyaan masih menggantung di kepalanya. Jalan satu-satunya hanyalah memastikan sendiri ke tempat panti pijat dan melihat apakah Dea ada di sana.
Mobil Aldino sudah berbelok ke panti pijat , saat keluar tidak terlihat ada Dea di sekitar parkiran.
"Mungkin aku salah melihat" Aldino ragu untuk masuk ke dalam. Belum pernah selama ini dia memijakkan kaki di tempat seperti ini.
Tapi Aldino masih belum tenang jika tidak masuk le dalam. Jadi Aldino memutuskan untuk masuk.
Klink
" Selamat datang Tuan.. silahkan mendaftar lebih dahulu dan beritahu kami pelayanan apa yang anda butuhkan" Suara penjaga pintu terdengar ramah menyapa Aldino.
"Maaf , mungkin tidak perlu saya ke sini mencari teman saya " menjawab dengan sopan.
"Ohh bolehkah saya tahu nama temannya siapa? Apakah pelanggan juga? "
"Tunggu sebentar, bolehkah saya numpang ke kamar mandi? " Tidak ada pilihan lain untuk menghindari pertanyaan. Jadi Aldino nyeplos bertanya letak kamar mandi.
"Ohh silahkan lurus saja , belok kiri nanti ketemu toilet di sana " menunjuk memberikan arahan.
"Terimakasih " Aldino langsung berjalan pergi.
"Cakep sih , tapi cuma mau numpang pipis hhhh " cibir penjaga pintu.
Tiba-tiba saat melintas ada sebuah pintu yang akan terbuka. Aldino kebetulan juga lewat dan menghentikan langkahnya.
Keberuntungan sedang berpihak pada Aldino , tanpa harus susah payah Dea sudah ditemukan juga.
Melihat sosok didepannya ini Deandra gelagapan. Sadar jika di dalam sedang berisik dan terjadi pergulatan Dea mendorong pelan Aldino dan menutup pintu.
"Huff ... Ee Al , kenapa bisa ada di sini " mencoba tenang. Meskipun jantung jedag jedug.
"Kamu sendiri? " menunjuk Dea.
"Ohh abis ketemu temen , kamu? Tunggu... Apa kamu juga pelanggan di sini.? " Menatap heran.
"Juga? Kamu ... Maksudnya? "
"Temen aku pelanggan sini apa kamu juga? " tegas Dea.
Dea membalikkan keadaan , harusnya dia yang tertangkap basah tapi justru menuduh Aldino.
"Apa Al juga pelanggan? Ternyata.... " masih bingung.
"Aku kesini karena liat kamu masuk ke sini tadi "
Aldino langsung pada intinya.
"Kita bicara di luar saja " menarik tangan Deandra.
" Ehh .. " Deandra menurut saja pada Aldino.
Kini Aldino dan Deandra sudah sampai di parkiran mobil. Dan saling diam tidak berbicara , masih menyusun kata-kata untuk dikatakan.
" Al "
"Dea "
"Kamu dulu " kata Aldino
Deandra menggelengkan kepalanya " Kamu duluan "
"Engga kamu dulu aja... "
"Hahh oke ,.. kamu kenapa ngikutin aku? " todong Dea.
"Karena penasaran .. Kamu ketemu teman? Cowo apa cewe? "
"Dea menatap bingung, ada apa dengan Aldino kenapa dia kepo ingin tahu? "Dea berkata dalam hati.
Belum sempat menjawab Aldino sudah menanyakan pertanyaan lain.
"Atau ... ( ragu mengatakan) kamu berkerja di sini ? Selain di minimarket? "
Deg,
Deandra menatap tidak percaya, bagaimana bisa Aldino sampai menuduhnya bekerja di sini? Apa hak dia? Dan.. Kali ini Aldino berbicara terlalu jauh sampai membuat Dea tersinggung.
( Dea menghela nafas) "Makasih sebelumnya kamu sudah khawatir.. Aku hargai itu ( menepuk lengan Aldino) tapi ... Kamu ga ada hak buat tahu kehidupan aku dan privasi aku Al. Dan satu hal lagi... Aku tidak bekerja di sini. "
Jujur Saat ini dada Dea terasa sesak , seperti ada yang menghantamnya sakit sekali.
"Temanku ada di dalam, dia perempuan yang mengajak untuk bertemu. Jelas? " menahan air mata.
Aldino tahu jika kata katanya menyinggung perasaan Dea , dan ingin meminta maaf saat itu juga.
"Dea.. Ma... "
"Oke aku maafkan" tersenyum getir.
"aku antar pulang.. Ayo masuk " membukakan pintu mobil.
"Tidak , terimakasih aku bisa pulang sendiri "
......................
Air mata yang tertahan akhirnya keluar juga , di dalam taxi Dea menangis sesenggukan . Dirinya merasa sakit hati dituduh sebagai pekerja pijat plus-plus.
Tapi pada kenyataannya justru pekerjaan malamnya lebih buruk dari itu. Dan Dea sudah berbohong pada banyak orang , orang orang yang baik dan sayang padanya.