Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Tak ada yang salah dari awal dengan hubungan Oryza dan Alice, mereka saudara sepupu pada umumnya yang saling menyayangi dan menganggap layaknya adik kakak. Namun, sepertinya hal itu rusak enam belas tahun lalu, saat Oryza hampir menginjak usia dua belas tahun dan Alice yang masih berusia sepuluh tahun. Kecelakaan mobil beruntun terjadi, dan orang tua Alice termasuk korbannya. Kecelakaan itu menyebabkan dirinya jadi anak yatim piatu dalam sekejap mata. Orang tuanya yang baru pulang dari kantor harus menjadi korban kecelakaan mobil
Bunda Oryza selaku kakak dari Ibu Alice tak berhenti menangisi kejadian itu, lebih sedih lagi melihat anak berusia sepuluh tahun yang hidup tanpa orang tua. Alice sempat merasa terguncang saat itu sampai mentalnya berantakan dan perlu dibawa ke psikiater untuk pengobatan lebih lanjut. Memang siapa yang baik-baik saja ketika tadi pagi masih bisa tertawa bersama namun sorenya justru tiada?
Oryza tentu senang saat orang tuanya membawa Alice tinggal bersama mereka, ia jadi punya teman main. Biasanya mereka hanya bermain saat salah satu berkunjung, namun jika tinggal bersama bukankah bisa bermain bersama setiap hari?. Setidaknya itu yang ada dipikiran Oryza saat ia baru memasuki masa putih birunya
Nyatanya kedatangan Alice perlahan merubah bahkan mengambil satu persatu bagian dalam dirinya. Oryza saat itu paham, perhatian orang tuanya akan terbagi, ia bukan lagi putri satu-satunya, sekarang ia punya saudara. Hanya saja, tak pernah ia menyangka kalau awal itu justru membuat dirinya kehilangan mereka secara perlahan
"Jaga Alice sebentar, ayah sama bunda mau nemuin dokter dulu" peringat orang tuanya di lorong rumah sakit saat itu
"Baik" mereka awalnya hanya duduk didepan ruang tunggu, tapi secara tiba-tiba Alice berlari keluar membuat Oryza ikut mengejarnya
"Alice!" Teriaknya, ternyata gadis itu melihat ikan yang ada di kolam taman rumah sakit
"Mainnya jangan ditengah, nanti kamu jatuh" Oryza berusaha menarik tangannya pelan, namun Alice masih menatap fokus ikan-ikan itu
"Jangan main jauh-jauh ya" Oryza berdiri sedikit menjauh karena terlalu lama berdiri, gadis berbandul kelinci itu memerhatikan sekeliling kemudian terpaku pada anak laki-laki berkursi roda dengan mata tertutup
"Halo" Oryza berjalan menghampirinya namun anak itu hanya diam saja, walau matanya tertutup Oriza bisa sedikit membaca dari ekspresi wajahnya yang murung
"Dia baru saja kecelakaan, ia kehilangan penglihatan dan tidak bisa berjalan" bukannya pergi, Oryza justru duduk dibawah laki-laki itu
"Aku mengerti, rasanya pasti sakit kan?" Belum ada tanggapan sama sekali
"Kehilangan memang tak pernah baik-baik saja" lanjut Oryza
"Kadang dia kembali seperti apa yang hilang layaknya mainan kita yang ketemu, kadang dia hilang dan kembali dalam wujud yang baru seperti mainan kita yang rusak dan diganti yang baru, namun kadang kehilangan itu selama-lamanya, pergi dan tak akan kembali lagi" perawat yang menjaga Orion sampai hanya terbengong mendengar gadis berbandol kelinci itu bicara seolah orang dewasa
"Kamu kehilangan penglihatan? Bukankah itu bisa sembuh dengan donor mata? Artinya kamu kehilangan dan kembali dalam wujud yang baru. Aku yakin orang tuamu pasti sedang berusaha sebaik mungkin untukmu" gadis itu mengenggam tangan laki-laki itu yang terasa lebih dingin dari tangannya
"Siapa namamu?" Hening cukup lama, laki-laki itu masih enggan berbicara membuat Oryza merasa tak enak, saat perawat yang menjaga ingin menjawab, laki-laki yang duduk di kursi roda itu sudah menjawab terlebih dahulu "Orion"
"Orion" gadis kecil itu berseru dengan girang saat laki-laki itu akhirnya mau berbicara
"Apa kamu tau? Orion itu adalah nama rasi bintang di luar angkasa dan cahaya rasi bintang ini lebih terang dari pada matahari loh" ucap Oryza menceritakan dengan menggebu
"Apa gunanya jika aku tak bisa melihat?" Oryza menggeleng yang tentu tak dapat dilihat laki-laki itu
"Kamu pasti bisa melihat, Orion itu adalah rasi bintang pertanda musim akan berganti. Jadi aku yakin kamu pasti bisa melihat lagi dengan baik" gadis kecil berbando kelinci itu masih terus bercerita, senang sekali membicarakan apa yang ia suka
"Sebentar" gadis itu mengeluarkan pulpen dari kantong bajunya
"Bolehkah aku menggambar di telapak tanganmu?" Orion hanya diam namun menjulurkan tangannya. Oryza tersenyum dengan segera meraih tangan itu
"Bentuk rasi bintang orion seperti seorang pemanah seperti nama dewa dalam mitologi yunani. Cahayanya lebih terang ribuan kali dari matahari. Pokoknya kalau kamu ngeliat tiga bintang sejajar di langit, para pengamat bilang itu mungkin saja Orion. Setelahnya baru kamu bisa menentukan bentuknya" Oryza terus berceloteh. Gadis itu menggambar rasi bintang itu di telapak tangan seseorang yang baru di kenalnya
"Aku yakin kamu pasti bisa lebih bercahaya daripada Orion" ucapnya setelah selesai. Ia memegang tangan Orion yang lain kemudian mengambil telunjuk laki-laki itu seolah agar merasakan
"Disini tiga bintang sejajar, bisa kita lihat hanya dengan mata telanjang, tapi kalau pakek teleskop pasti lebih bagus lagi"
"Apa aku bisa melihatnya?"
"Tentu saja, kamu pasti sembuh dan bisa melihatnya. Kalau kamu sudah sembuh, aku berjanji padamu akan membawamu melihatnya di langit langsung. Tapi aku harus menabung dulu untuk beli teleskop, tapi aku yakin uangku sudah terkumpul saat kamu sembuh. Walau bisa melihatnya langsung, aku yakin dengan teleskop pasti lebih indah daripada dibuku" celotehnya lagi
"Bagaimana aku bisa menemukanmu?"
"Sebentar" gadis itu mengeluarkan dua kalung dengan permata bintang, kalung yang banyak sekali dijumpai di penjual mainan sekolahan
"Aku punya dua kalung, awalnya ingin ku berikan pada saudara perempuanku, tapi karena dia nakal aku berikan padamu saja" Oryza meletakkan benda itu ditelapak tangan kurus itu
"Jangan dipake, ini mainan perempuan, harganya lima ribu, awas saja kalau kamu membuangnya" ancamnya seolah perintah
"Sebentar" Oryza berlari menjauh ketika melihatnya kakaknya datang dengan pakaian putih abunya
"Kak Andra, tolong fotoin" Jayandra mengerutkan keningnya
"Foto siapa?"
"Fotoin aku dengan temanku sebentar" ucapnya menarik tangan kakaknya kearah Orion. Ia belum di perbolehkan memegang handphone saat itu karena dianggap masih terlalu kecil
"Kita foto sebentar, kalau kamu lupa aku biar aku yang nginget kamu dan ajak liat bintang" Oryza berdiri disamping Orion yang duduk di kursi roda seraya tersenyum lebar
"Terima kasih"
"Oh, ya aku belum memperkenalkan diri, namaku..."
"ALICE!" Suara teriakan itu membuat Oryza melepas pegangan tangannya pada Orion, ia melihat Alice yang tadi bermain di tepi kolam terjatuh disana, mungkin terpeleset pikirnya
"Aku pergi dulu" ucapnya dengan cepat tanpa sempat menyebut nama, ia berlari menyusul Andra yang sudah berlari lebih dulu
"Namanya Alice ya?" Orion tersenyum, ia memegang kalung ditangannya erat. Kesalahpahaman itu berawal dari sana yang membuat masa depan mereka saling menyakiti
Oryza 😭😭😭😭😭🤧
begitulah versi cerita ni... semua feeling jg ada d situ d uli sebati ole author. huhhh sedih bnget ya
karena Allah lebih tahu bahwasanya kita tidak boleh terlalu terlena & memuja yg ada di dunia ini tanpa mengingat penciptanya... Allah mengambilnya supaya kita selalu mengingat & berdoa kepada sang pencipta