NovelToon NovelToon
Kemarau Menggigil

Kemarau Menggigil

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Ayah, aku butuh selimut untuk tubuhku yang penuh keringat. Kipas angin tua milik bunda hanya mengirimkan flu rindu. Sebab sisa kehangatan karena pelukan raga gemuknya masih terasa. Tak termakan waktu. Aku tak menyalahkan siapa pun. Termasuk kau yang tidak dapat menampakkan secuil kasih sayang untukku. Setidaknya, aku hanya ingin melepuhkan rasa sakit. Di bawah terik. Menjelma gurun tanpa rintik gerimis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Kukira, setelah kuncup adalah mekar. Ternyata layu.

...----------------...

Seorang wanita dengan baju kaos dan sarung merah bermotif bunga membawa singkong rebus diguyur gula merah yang dilelehkan. Seorang pria yang telah menunggu lama langsung merekatkan senyuman. Anak tunggalnya turut bergabung setelah melepaskan boneka Barbie-nya. Keharmonisan terjadi hanya karena sepiring singkong rebus campur gula merah yang dilelehkan.

Di tengah suasana sejuk persawahan pada sore hari. Setelah si pria perpeluh bersama gabah. Si wanita pun telah selesai menyiapkan camilan terenak. Angin sepoi-sepoi menjadi mengiring tawa. Selalu ada kehangatan di tengah-tengah sejuknya dengan berada di antara mereka. Sebuah adegan sederhana yang tidak mungkin terulang lagi. Denting waktu membisikkan luruhnya tawa itu. Hilang begitu saja. Tanpa aba-aba. Aku terkapar di tengah gigil tanpa penghangat lagi.

"Dain, akhirnya kamu sudah sadar. Aku membawakanmu kue bolu rasa coklat. Dimakan, ya." Wujud Rasen tampak setelah memasuki pintu yang tidak dikunci.

Aku tidak bermimpi ketika pingsan tadi terhadap ingatan masa lalu. Aku sudah siuman sejak belasan menit yang lalu. Empat orang petugas PMR menjagaku. Segitu banyaknya hanya untuk menjaga satu orang. Mereka pasti berjaga-jaga jika perempuan gila sepertiku akan mengamuk lagi.

Rasen muncul setelah aku mendengar suara siswa-siswi berhamburan ke luar kelas. Jam istirahat telah tiba.

"Terima kasih sudah menjaga Dain," ucap Rasen kepada empat petugas PMR itu.

Ucapan lelaki tinggi bernama Teguh itu langsung memenuhi ingatanku. Membayangkan lelaki yang tengah tersenyum manis ini mempermainkanku. Alasan mendekatiku karena disuruh guru BK? Kurang ajar!

Aku masih diam. Menatap kosong ke arah sembarang. Suasana ruang UKS tenang, namun tidak dengan suasana hatiku. Sangat terbayang bagaimana seseorang yang selama ini kuanggap benar-benar peduli, nyatanya menyimpan kepalsuan. Sejak tadi, Rasen bahkan tidak melepaskan senyumannya. Bagaimana aku rela jika perkataan Teguh itu benar?

"ARGHHH!" Aku mulai mengamuk lagi sambil menjambak diriku. Tangan Rasen langsung meraih lenganku untuk membantu melepaskannya dari rambutku.

"Dain, tenanglah. Ada aku di sini. Jangan pikiran orang-orang yang tadi menyakitimu," ujar Rasen.

Pada tangannya pun aku merasakan ketulusan itu. Bagaimana cara dia bersandiwara dengan begitu sempurnanya hanya karena permintaan guru BK? Siapa yang jujur? Siapa yang harus aku percaya? Semuanya selalu menyelipkan dusta. Sial!

"ARGHHHH, JANGAN SENTUH AKU LAKI-LAKI PENIPU!"

Rasen mendekatkan wajahnya pada telingaku, "Apa yang kamu bicarakan, Dain?"

"PERGI!"

"Rasen, mungkin penyebabnya seperti ini adalah kamu. Coba kamu keluar aja sekarang. Karena sejak tadi, dia tenang-tenang saja saat bersama kami," ujar salah satu petugas PMR.

Embusan napas berat Rasen terdengar. Ia semakin erat menggenggam tanganku. Sebab aku semakin keras dalam berusaha melepaskan,

"Tapi aku tidak ada di lokasi kejadian. Biasanya juga aku yang akan menenangkannya." Rasen berkata.

Aku kehilangan kendali lagi. Aku tak mengerti dengan diriku sendiri. Apakah aku sudah gila sekarang? Apakah suatu saat kewarasanku akan hilang juga?

"ARGHHH!" jeritku kencang.

"Rasen, kami mohon biarkan kami saja yang menenangkannya."

"DIAM! Biarkan aku dan jangan ganggu. Kalau bisa kalian saja yang pergi. Kalian pikir aku tidak tahu kalau kalian juga menjadi beberapa orang yang menganggap Dain gila. Biarkan di mengamuk di hadapanku. Daripada aku pergi dan membiarkan dia dalam keadaan seperti ini," jawab Rasen dengan penuh amarah. Ini pertama kalinya aku melihatnya semarah itu. Bahkan sampai uratnya terlihat. Itu membuatku melemaskan tubuh dan terdiam sejenak demi mendengar semua ucapannya dengan jelas.

Kemudian, Rasen kembali melemparkan pandangannya ke arahku, "Dain, ceritakan semua yang terjadi. Kenapa kamu terlihat sangat enggan melihatku? Aku ada salah? Apa yang mereka katakan kepadamu?"

Air mataku mengalir, "ARGHHH. UNTUK APA KAMU KE SINI, RASEN?"

"Kamu tidak seharusnya menanyakan itu. Tanpa aku beri tahu, kamu juga tahu, 'kan."

"Untuk apa kamu berkorban demi orang menyusahkan seperti aku? Aku bukan tanggungjawabmu," ujarku mulai melemah.

Rasen menarik napas. Sesekali melirik kue bolu yang diletakkan di meja.

"Semua orang heran denganmu. Yang selalu bersama dengan orang sepertiku. Tak ada yang memungkiri. Semua orang tidak bisa mencerna, mengapa kamu bisa bersamaku," tambahku.

"Aku sudah berkali-kali mengatakannya, tidak harus ada alasan untuk menyayangi seseorang. Apa pun pandangan orang lain tentang itu," jawab Rasen.

"BOHONG!" tegasku yang kini telah berhasil melepas genggaman Rasen.

Para petugas PMR itu langsung mendekat. Satunya yang merupakan seorang perempuan naik ke kasur dan mendekap tubuhku dari belakang.

"LEPAS!"

"Lepasin dia," pinta Rasen lembut. "Tolong, tinggalkan kami sebentar."

Akhirnya, empat petugas PMR itu menurut dan ke luar dari UKS namun mereka bersandar di pintu luar. Menyisakan aku dan Rasen di dalamnya.

"Aku tidak bohong. Sungguh!"

"Lalu, untuk apa kamu melakukan perintah dari guru BK?"

Seketika Rasen terdiam. Seolah menjadi patung. Hanya daru napasnya yang terdengar. Dengan pandangan yang mengarah ke sembarang. Dapat aku simpulkan bahwa itu memang benar. Teguh jujur. Rasen memang sedang menjalankan misi. Perih!

"Diam 'kan, lo! Dasar kurang ajar! Semua orang sama aja. Penuh kepalsuan termasuk seseorang yang selama ini aku anggap paling tulus. Basi! Nyatanya cuma bersandiwara. Pergi aja, sana! Kita nggak usah ketemu lagi. Nggak perlu diputusin. Karena hubungan kita selama ini juga palsu."

Tarikan napas Rasen terdengar, "Tidak, Dain. Aku tidak mau menyudahi."

"Karena misi lo belum selesai, 'kan? Berapa juta yang dijanjikan sama guru BK sampai lo rela mempertaruhkan harga diri hanya untuk bersandiwara seperti ini. ARGHHH! KEJAM! LO PALING KEJAM TAHU, NGGAK!"

"Dain," lirih Rasen sambil mendekatkan tangannya.

Aku menepis tangannya dengan keras hingga merah.

"PERGI!"

Para petugas PMR masuk lagi setelah mendengar amukanku. Kali ini empat orang itu benar-benar mengunciku agar tidak bisa bergerak.

"Keras kepala. Sudah kami bilang bahwa kamu penyebab dia seperti ini!" tegas petugas PMR sambil melotot ke arah Rasen.

Lelaki itu mundur beberapa langkah. Untuk pertama kalinya. Setelah tadi pertama kali melihatnya marah besar. Sekarang pertama kali melihatnya menangis. Ia menunduk dan melirik tisu di sebelahnya. Lantas mengambil beberapa lembar untuk menghapus air matanya.

"PERGI COWOK PEMBOHONG! PENIPU! PERGIIII!" Suaraku seperti hampir mencapai batas. Benar-benar suara terbesar yang bisa aku kerahkan.

"AKU TIDAK TAHU BAHWA MISI ITU MEMBUATKU BENAR-BENAR TIDAK INGIN MELEPASMU!" ungkap Rasen saat salah satu petugas melepaskan diri dariku dan menggeret Rasen agar keluar dari UKS. Sehingga hanya itu ucapan yang bisa ia katakan.

Ayolah, jangan membuatku berharap lagi. Bagaimana jika ucapan itu juga bagian dari misinya? Tidak. Aku tidak ingin percaya kepada siapa pun lagi. Bahkan untuk siapa pun yang bersikap baik. Tidak ada orang baik. Tidak ada!

Lebih baik aku kembali pada dunia khayalku, di mana semuanya jauh lebih indah.

1
Selfi Azna
pada kemana yang lain
Selfi Azna
MasyaAllah
_capt.sonyn°°
kak ini beneran tamat ??? lanjut dong kakkkk novelnya bagus bangetttttt
Selfi Azna
mungkin bapaknya cerai sama ibunya,, truss jd pelampiasan
Chira Amaive: Bukan cerai, tp meninggal ibunya 😭
total 1 replies
melting_harmony
Luar biasa
Zackee syah
bagus banget kak novel nyaaa...
Chira Amaive: Thank youuuu
total 1 replies
Zackee syah
lanjut kak
Ichinose
barter, aku like punya kamu, kamu like punya aku
Chira Amaive: okeyyyyy
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!