Akibat diperkosa seorang kenek truk 14 Tahun silam, Karina harus berjuang menghidupi anak hasil kejadian naas itu bersama dengan ibunya. meninggalkan kehidupan lama, karena harus menanggung malu.
hingga akhirnya, dia dipertemukan kembali dengan lelaki bejat yang merenggut kebahagiaannya kala itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N_dafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
"Kok ada kamu disini?" pekik Karina dengan bingung, begitu ia melihal Gala yang tengah duduk di singgasananya.
"Kenapa emangnya? Nggak boleh?" Gala menaikkan satu alisnya.
Karina mengamati papan nama dari kayu yang ada di atas meja di depannya. Tertera nama Surya Dewangga, presiden direktur.
"Tapi Ini bukan meja kamu,"
Gala mengikuti arah pandang Karina. Kemudian lelaki itu mengambil papan nama di depannya itu dan mengamatinya.
"Surya Dewangga itu nama Papaku. Yang artinya, hotel ini milik Papaku."
"Bohong!!"
Gala mengangkat bahunya. "Terserah sih kalau nggak percaya. Kamu bisa tanyakan kepada orang yang lebih kamu percaya."
Karina pun sebenarnya memang percaya. Hanya saja, dia masih berusaha mengubah takdir yang sedang dia hadapi.
"Terus ngapain kamu disini? Bukannya kamu punya pekerjaan sendiri?"
"Kamu benar-benar ingin tahu tentang aku, Karina?" Gala meledek Karina.
" Jangan terlalu percaya diri. Aku nggak peduli sama kamu. Hanya saja, aku harus tahu kenapa kamu ada disini. Masalahnya aku kesini akan bertemu dengan pemilik ruangan ini."
"Untuk saat ini, akulah pemiliknya. Dan memang aku yang memanggilmu kesini."
"Pasti kamu sengaja ngikutin aku kan?" Kening Karina berkerut. Tanda dia tak menyukai situasi ini.
"Awalnya aku emang ingin ngikutin kamu ke tempat kerja kamu yang baru setelah kamu tendang aset pribadiku."
Karina salah tingkah karena Gala membahas hal itu. Matanya bergerak kesana-kemari untuk mengurangi rasa gugupnya.
"Tapi, karena aku harus segera meeting disini, jadi aku mengurungkan niatku untuk mengikuti kamu. Dan ternyata, tanpa aku cari pun kamu justru datang sendiri kepadaku."
"Dan sekarang, kamu tahu kan kalau aku benar-benar kerja di hotel. Tidak seperti yang kamu pikirkan sampai kamu berbuat hal tak menyenangkan kepadaku tadi pagi."
Seketika, Gala merasa bersalah. "Oke, untuk masalah tadi pagi, aku minta maaf sama kamu."
"Hem," Karina menjawab acuh.
Sementara Gala menatap Karina yang masih berdiri sejak tadi. "Kamu nggak mau minta maaf juga sama aku?" Gala memainkan alisnya, menggoda Karina.
"Kenapa aku harus minta maaf? Kamu yang lebih banyak salah disini."
"Baiklah, aku mengaku salah." Raut wajah Gala berubah serius. "Aku minta maaf atas semua kesalahan yang sudah aku perbuat sama kamu," lirih lelaki itu lagi dengan tulus.
"Sudahlah, lupakan!" Karina sedang tak ingin membahas hal itu. "Sekarang kembali ke tujuan awalnya. Ngapain kamu manggil aku kesini?" tanya Karina dengan jutek.
"Duduklah dulu!"
Meskipun malas, tapi Karina menuruti Gala.
"Seharusnya kamu tahu kenapa aku memanggilmu kesini."
Tiba-tiba Karina menunduk. Ya, dia pun merasa disini. "Kamu tahu sendiri ijazahku terbakar."
Gala yang melihat raut wajah Karina sedih, ikut merasakan sakit di hatinya.
"Saya tahu, Karina. Saya paham. Tapi masalahnya hotel ini bukan punya saya. Hotel ini punya Papa saya yang sudah ada peraturan di dalamnya." ucap Gala dengan perasaan menyesal.
"Aku tahu, makanya aku akan pergi setelah ini." Nampak sekali raut kesedihan semakin di wajah Karina.
Lagi-lagi Gala harus menghela napas panjang untuk menghadapi Karina. Jujur saja, dia merasa serba salah, meskipun dia memiliki kuasa.
"Kalau kamu nggak kerja lagi disini, kamu mau kerja apa?"
"Paling bikin kue lagi, meskipun harus memulai semuanya dari nol."
Entah mendapat wangsit dari mana, tiba-tiba Gala memiliki sebuah ide di kepalanya. "Apa kamu mau menerima tawaranku?"
"Tawaran apa?" Kening Karina berkerut dalam. Karina berharap, Gala menawarinya sebuah pekerjaan bagus untuknya.
"Bagaimana kalau kamu jadi istriku saja dari pada kamu harus capek-capek kerja?"
"Apa?!" pekik Karina tak terima.
"Sepertinya pendengaran kamu masih berfungsi dengan baik, Karina."
Karina mendengus. "Aku nggak mau jadi istri kamu. Lagu pula, kamu nggak mikir apa gimana perasaan istri kamu?" sungut Karina dengan kesal.
"Sebentar lagi aku akan menjadi pria single."
"Aku nggak peduli." sergah Karina cepat.
"Ya sudah kalau gitu. Terserah kamu." Gala pun kesal karena ditolak mentah-mentah oleh Karina. Meskipun ia sudah tahu jika Karina memang akan menolaknya, tapi kalau diucapkan secara terang-terangan begitu, Gala kesal juga.
"Kalau gitu aku keluar sekarang. Sepertinya nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku minta maaf karena sudah masuk ke hotel Papa kamu secara ilegal. Dan tolong jangan pecat Bu Nova serta temannya." Karina merendahkan dirinya. Meskipun dia membenci Gala, tapi Karina memang perlu melakukan hal itu. Biar bagaimanapun juga Gala adalah orang berkuasa di hotel itu.
Karina berdiri. Dia menunduk kecil sebagai tanda hormat, lalu setelahnya, wanita itu memutar tubuhnya dan mulai berjalan keluar dari ruangan Gala.
"Karina!!"
Langkah Karina yang sudah mencapai ambang pintu terhenti karena Gala memanggilnya.
Karina berbalik. "Ya, ada apa lagi?"
"Kemarilah!" Gala memberi isyarat dengan tangannya.
Sempat ragu, tapi Karina tetap menuruti Gala.
"Ada apa?"
"Aku ijinin kamu tetap kerja disini."
"Hah?!" Karina terkejut.
"Jangan berlagak sok nggak paham!" sergah Gala malas.
"Iya, tapi kenapa tiba-tiba kamu terima aku kerja disini?" heran Karina.
"Bukankah kamu bekerja disini demi Raka?"
"Ya, tentu saja." jawab Karina yakin.
"Makanya, aku terima kamu kerja disini. Biar bagaimanapun Raka adalah cucu dari pemilik hotel ini."
Karina melengos saat mendengar hal itu. Jujur saja, ada rasa tak rela jika Raka adalah cucu dari Papa Gala, tapi saat itu juga Karina merasa ibu karena anaknya yang merupakan cucu dari pemilik hotel, makan dari hasil ibunya bekerja sebagai petugas kebersihan di hotel itu juga. Tapi sekali lagi, Karina sama sekali tak menginginkan apapun dari Gala dan keluarganya.
"Kamu yakin mau terima aku?" Karina ingin memastikan sekali lagi.
"Ya, saya berhak mengambil keputusan apapun." sahut Gala dengan sombongnya.
Sebenarnya, Karina tak terlalu suka jika dirinya selalu dan selalu dihadapkan dengan Gala. Tapi untuk kali ini, Karina benar-benar membutuhkan pekerjaan itu. Meskipun Gala juga pasti sanggup membiayai hidup Raka, tapi Karina tak ingin angkat tangan dari kewajibannya atas Raka. Justru Karina merasa, Karina lah yang memiliki kewajiban paling banyak atas Raka. Ya, Karina tak mau anaknya itu tidak tergantung kepada Gala terus-menerus, meskipun saat ini pun, dia juga masih menggantungkan hidupnya dengan kekuasaan Gala.
Biarlah, untuk sementara, Karina akan jalani dulu yang ada. Toh pekerjaannya tak akan berhubungan langsung dengan Gala. Batu setelah semua kembali membaik, dia akan pikirkan cara lagi bagaimana menjauhi Gala.
raka udah mulai luluh ni.... udh setuju mama papa nya nikah.... melani ini jangan2 anak temen karina .... wkwkwkwkw...... apa justru anak sopir truk... hahahahahaha....
klo iya ini kejutan luar biasa...
lagian si karina -gala pacaran di dalam rumah. yg ada anak remaja nya. udh pasti raka tau lah.... aneh... wkwkwkwk.....
Setelah sekian lama 14tahun ayah dan ank akan bertemu dlm insiden mobil ayahnya dilemparin batu sm anaknya sendiri,,,,
pria misterius akan bertanggungjawab krn telah menodai karina akan balik lg....
.. wkwkwkwkwkwk.
.
.