NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 34 - Masalah

Aku dan Kael berbaring di bawah pohon besar di belakang gedung akademi, menikmati angin sepoi-sepoi yang menyapu rerumputan. Kami kini tengah bersantai, menikmati waktu luang setelah hari-hari ujian yang melelahkan.

"Hei, Ikki," kata Kael tiba-tiba, memecah keheningan. "Pernah dengar tentang Lucian, kan? Elf pria yang selalu pakai rok?"

Aku tertawa kecil. "Ya, aku pernah melihatnya beberapa kali. Aneh juga, sih. Tapi dia kelihatannya nyaman dengan itu."

Kael mengangguk. "Iya, aku penasaran bagaimana rasanya menggunakan rok. Mungkin anginnya lebih sejuk, ya?"

Aku memandang Kael dengan senyum lebar. "Kau serius ingin mencobanya, Kael? Aku bisa bayangkan kau berlari-lari dengan rok berkibar-kibar."

Kael tertawa terbahak-bahak. "Kenapa tidak? Mungkin aku akan terlihat anggun."

Sambil mereka tertawa, seorang pria dengan rambut hitam dan dua tanduk melengkung ke belakang mendekati mereka. Mata emasnya memancarkan ketenangan, dan wajahnya terlihat dewasa meski usianya masih terbilang bayi jika di bandingkan dengan umur naga. Dia adalah Zayan, murid yang menduduki peringkat pertama dalam ujian masuk.

"Ikki, Kael," sapa Zayan dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Apa yang kalian bicarakan? Kalian terlihat sangat senang."

Kenapa orang ini tahu namaku? Aku bertanya-tanya dalam hati. Aku dan Kael tidak pernah bertemu Zayan, jadi bagaimana dia bisa tahu nama kami?

Kael berdiri dengan semangat. "Kami sedang bicara tentang Lucian, elf pria yang selalu pakai rok. Aku penasaran, Zayan, kalau kami berteman denganmu, bolehkah kami juga pakai rok?"

'Apa yang di katakan orang ini, Zayan kan pria. Dan jangan libatkan aku.' Aku dalam hati melihat Kael yang membawa-bawa aku untuk menggunakan sebuah rok.

Zayan mengerutkan alis, tampak bingung. "Mengapa kalian ingin memakai rok?"

Aku cepat-cepat menyanggah. "Oh, itu hanya Kael. Dia penasaran bagaimana rasanya. Aku tidak tertarik."

Kael mengangguk. "Iya, cuma penasaran saja. Mungkin nyaman, kan?"

Zayan tertawa kecil, senyumnya hangat. "Kalian benar-benar unik. Aku suka itu. Bagaimana kalau kita berteman?"

'Ohh, ini kesempatan untuk mengekor pada orang kuat.'

Aku tersenyum lebar. "Tentu, Zayan. Kami senang bisa berteman denganmu."

Kael menambahkan. "Dan soal rok itu, hanya bercanda. Tapi serius, kalau penasaran, siapa tahu aku akan mencoba suatu hari nanti."

Aku mengganti topik pembicaraan. "Zayan, aku ingin mengajakmu masuk ke dalam tim kami untuk ujian berikutnya. Kamu sangat kuat, dan kami butuh seseorang sepertimu."

Zayan terlihat berpikir sejenak. "Aku harus memikirkannya dulu. Ini keputusan besar."

Aku mengangguk mengerti. "Tidak masalah. Pikirkan saja dengan baik. Kami akan senang sekali jika kamu mau bergabung."

Mereka bertiga melanjutkan percakapan ringan, berbicara tentang hal-hal tak jelas dengan tawa dan canda. Angin terus berhembus sepoi-sepoi, membawa suasana nyaman yang membuat mereka merasa lebih dekat satu sama lain.

***

Sekolah memang libur, namun akademi tetap ramai dengan aktivitas. Banyak murid yang tetap berada di sekolah, ada yang sibuk mencari tim untuk ujian berikutnya, dan ada juga yang berlatih untuk meningkatkan kemampuan mereka. Aku berjalan menuju kelas warrior dengan langkah cepat. Aku perlu bertemu dengan Alisa karena ada masalah yang harus diselesaikan.

Di tengah perjalanan, aku bertemu dengan Zayan yang sedang berjalan menuju arah yang sama. "Zayan, apa kabar?" sapa aku dengan ramah.

Zayan, dengan ekspresi tenangnya, mengangguk. "Baik, Ikki. Apa yang membawamu ke kelas warrior?"

"Aku ingin bertemu Alisa. Kami sedang menghadapi sedikit masalah," jawab aku. "Ngomong-ngomong, sudahkah kamu memikirkan tawaranku untuk bergabung dalam tim kami?"

Zayan diam sejenak, tampak berpikir sebelum menjawab. "Aku masih memikirkannya. Ini keputusan yang penting, jadi aku ingin mempertimbangkannya dengan matang."

Ikki tersenyum. "Tidak masalah, ambil waktu sebanyak yang kamu butuhkan."

Zayan kemudian memutuskan untuk mengikuti ku ke kelas warrior karena itu juga kelasnya. Kami berdua berjalan bersama menuju ruangan yang dipenuhi dengan murid-murid warrior yang sedang berlatih keras.

Saat mereka tiba, aku langsung melihat Alisa yang sudah menunggu di sudut ruangan. Dengan senyum lebar, aku berjalan mendekatinya. Alisa melihat aku datang dan wajahnya langsung berubah cerah. Dia berlari kecil menghampiri ku dan kami berdua mulai berbicara dengan mesra, membuat suasana di kelas warrior berubah.

"Ikki, aku senang kamu datang," kata Alisa dengan suara lembut, matanya berbinar-binar. "Aku punya masalah yang ingin ku bicarakan."

Aku mengusap kepala Alisa dengan lembut. "Apa masalahnya, Alisa? Kamu bisa menceritakannya padaku."

Alisa menghela napas, berpura-pura sedih dengan suara imut. "Ini tentang Garret. Dia sangat sulit diatur dan terus menolak bekerja sama dengan tim. Aku tidak tahu harus bagaimana."

Beberapa murid di sekitar mereka mulai melihat dengan rasa cemburu. Mereka tidak suka melihat kedekatan aku dan Alisa, terutama karena aku bukan bagian dari kelas warrior.

Di saat itu, Garret, pria besar dari ras iblis dengan pedang besar di punggungnya, datang mendekat. Dia menatap aku dengan mata penuh tantangan. "Hei, Ikki. Apa yang kau lakukan di sini? Dan kenapa kau mengusap kepala Alisa seperti itu?"

'Kan aku pacarnya bodoh.' Aku dalam hatiku menatap si idiot.

Aku tetap tenang, meskipun merasakan ketegangan yang meningkat. "Aku hanya mendengar keluhan Alisa tentangmu, Garret. Kenapa kamu tidak mau bekerja sama dengan tim?"

Garret mendekat, matanya menyala dengan amarah. "Aku tidak butuh orang lain untuk mengaturku, terutama dari murid kelas magic seperti kamu."

Alisa memegang lengan Ikki, mencoba meredakan situasi. "Garret, kami hanya ingin bekerja sama dan memastikan tim kita kuat. Tolong, jangan buat masalah."

Namun, Garret sudah terlanjur marah. "Jika kamu pikir kamu bisa mengaturku, buktikanlah di arena. Aku menantang mu, Ikki."

Aku menghela napas, mencoba tetap tenang. "Garret, aku tidak ingin bertarung denganmu. Kita seharusnya bekerja sama, bukan bertengkar."

Zayan yang sejak tadi mengamati situasi, melangkah maju. "Tenanglah, Garret. Mari kita bicarakan ini dengan kepala dingin."

Garret menatap Zayan dengan tatapan yang sama menantang. "Aku tidak peduli siapa yang kamu bawa, Zayan. Aku ingin lihat apakah Ikki benar-benar sekuat yang Alisa katakan."

Aku merasakan ketegangan di ruangan meningkat. Aku tahu pertarungan ini tidak bisa dihindari, tapi aku harus memastikan itu tidak akan berakhir buruk. "Baiklah, Garret. Kita akan bertarung, tapi bukan sekarang. Kita akan lakukan ini dengan cara yang benar."

Garret mendengus, tapi setuju. "Baik, tapi jangan berharap aku akan mudah padamu."

Alisa menatap aku dengan khawatir. "Ikki, kau yakin bisa mengatasi ini?"

Aku tersenyum dan mengangguk. "Jangan khawatir, Alisa. Aku akan baik-baik saja."

Dengan itu, mereka meninggalkan ruangan, ketegangan masih terasa di udara. Aku tahu bahwa aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi Garret, tapi untuk saat ini, aku benar-benar malas untuk melawan seseorang.

Aku menghela napas panjang.

Setelah kejadian di kelas warrior, aku membawa Alisa ke tempat yang lebih sepi di belakang gedung akademi. Tempat itu jauh dari keramaian, hanya terdengar suara angin yang berhembus lembut dan kicauan burung di kejauhan.

Aku menatap Alisa dengan serius. "Kenapa Garret bisa marah seperti itu? Bukankah dia sudah menerima untuk masuk ke dalam tim kita?"

Alisa, yang biasanya bersikap imut dan berpura-pura di depan orang lain, sekarang tampak berbeda. Wajahnya menegang dan matanya bersinar dengan kemarahan yang terpendam. "Garret memang setuju untuk bergabung, tapi dia merasa diremehkan ketika aku bilang kamu lebih kuat darinya. Dia tidak terima dan merasa harga dirinya terluka."

Aku menghela napas. "Jadi ini masalah harga diri? Aku mengerti, tapi kita bisa mencari cara untuk menyelesaikannya tanpa harus bertarung."

Aku hanya memiliki pilihan bertarung, bisa saja aku memilih orang lain. Tapi Garret pasti akan menganggap aku pengecut yang hanya bisa melarikan diri, dan itu akan memperburuk status hubungan aku dengan Alisa.

Alisa mendengus. "Ikki, kamu tidak mengerti. Garret adalah iblis. Harga diri adalah segalanya bagi mereka. Dan jujur saja, aku tidak yakin kamu bisa mengalahkannya. Lebih baik kita mencari anggota lain saja."

Itu pikirku juga tadi, apa dia sudah tidak peduli dengan hubungan yang akan lebih buruk. Tidak, yang mendapatkan hal buruk itu justru aku dari pada dia. Tapi ada kemungkinan dia juga ikutan kena sih.

Aku menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak, Alisa. Aku akan bertarung dengannya sesuai waktu yang sudah kita tentukan. Ini bukan hanya tentang membuktikan siapa yang lebih kuat, tapi juga tentang menjaga kehormatan tim kita. Apakah Garret mengganggumu atau tidak?"

Alisa menghela napas berat. "Dia tidak menggangguku secara langsung, tapi kehadirannya membuat suasana tim tidak nyaman. Aku hanya ingin semuanya berjalan lancar."

Ikki merangkul Alisa dengan lembut. "Aku mengerti. Jangan khawatir, aku akan mengatasi ini. Percayalah padaku."

Setelah menenangkan Alisa, aku kembali ke kelas warrior. Para murid sudah mendengar kabar tentang duel yang akan terjadi sore nanti, dan suasana di kelas menjadi penuh dengan antisipasi dan ketegangan. Garret berdiri di tengah ruangan dengan senyum sombong di wajahnya.

"Jangan berpikir kanu bisa mengalahkan ku, Ikki," katanya dengan nada mengejek. "Aku akan menunjukkan padamu betapa kuatnya iblis sejati."

Aku hanya tersenyum tenang. "Kita lihat nanti, Garret. Kita akan bertarung sesuai waktu yang sudah ditentukan."

Sore hari tiba, aku berjalan menuju arena dan bertemu dengan Miyuki di koridor. Miyuki adalah salah satu murid terbaik di akademi dan selalu peduli pada ku. Walaupun ekspresinya dingin dan sulit ditebak.

"Ikki, kamu yakin ingin melakukan ini?" tanya Miyuki dengan khawatir, namun tidak menunjukan ekspresi itu sama sekali. "Garret itu iblis dan dia cukup kuat untuk menjadi murid terbaik di kelas warrior."

Aku mengangguk. "Aku harus melakukannya, kak. Ini bukan hanya tentang bertarung, tapi juga tentang menjaga kehormatan dan keutuhan tim kita."

'Omong kosong apa yang sudah aku katakan ini.'

Miyuki menghela napas, lalu tersenyum lembut. "Baiklah, tapi hati-hati. Jangan meremehkan dia. Gunakan semua yang kau miliki."

Aku merasa senang setelah melihat kakakku yang tanpa ekspresi tersenyum, dia tampak cantik dengan senyumannya itu. Kalau saja dia bukan kakakku, aku mungkin sudah bersama dia, walau beda dua tahun.

Aku mengangguk lagi dan melanjutkan perjalanan menuju arena. Ketika aku sampai di sana, banyak murid sudah berkumpul, menunggu dengan antusias untuk menyaksikan duel. Garret berdiri di tengah arena dengan senyum percaya diri, siap untuk membuktikan kekuatannya.

Apa aku harus berpura-pura menang dengan sengit, atau aku harus menang dengan telak? Aku jadi bingung.

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!