Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FRUSTASI
Leo berada di dalam ruang kerjanya di mansion. Sekarang sudah hampir senja. Laki-laki itu tidak bisa menutupi tampilan kacaunya.
Berjam-jam sejak Ella menghilang kemarin hingga kini masih mengenakan pakaian kerja yang di pilihkan Ella pagi hari kemarin sebelum keduanya ke rumah sakit. Artinya sudah dua puluh empat jam lebih pakaian itu melekat ditubuh Leonard.
Seakan enggan menggantinya agar kenangan Ella tetap terus ada bersamanya walaupun wanita yang di cintainya itu kini berjarak sangat jauh dengannya. Tepat nya Ella berada di belahan dunia lain di bumi ini.
Bahkan semalam Catherine dan Hartono mengetuk pintu ruang kerja Leo, namun ia enggan membuka pintu. Makan siang dan malam pun dilaluinya.
Baru tengah malam, Agra yang memutuskan menginap di mansion bos-nya itu melihat Leo naik ke atas. Kemudian turun kembali mengunci diri di ruang kerja hingga pagi ini. Agra tidak berani menegurnya. Ia tahu suasana hati atasannya tersebut sedang tidak baik-baik saja setelah mengetahui Gisella pulang ke Amerika.
Leonard tak henti menatap handphone miliknya. Sejak kemarin siang hingga kini, ia mencoba menghubungi Gisella, namun tetap sama hanya suara operator yang ia dengar.
Kalau di lihat jam nya tentunya Ella sudah sampai beberapa jam yang lalu namun posisi handphone tetap tidak bisa di hubungi, hal itulah yang membuat Leonard mengkuatirkan Ella.
"Kenapa kamu tidak menyalakan handphone mu Ella. Aku hanya ingin tahu apakah kamu baik-baik saja".
*
Beberapa jam kemudian..
"Kau bawa sampel rambut ini ke rumah sakit. Aku ingin secepatnya mendapatkan hasil DNA ku dan Noah", perintah Leonard pada Agra.
Agra menganggukkan kepalanya.
"Baik tuan".
"Aku ingin kau benar-benar menunggu hasilnya Agra, jangan sampai hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi", tegas Leonard.
"Iya tuan Leo, sekarang saya langsung pergi. Permisi", jawab Agra berlalu dari hadapan Leonard yang menyandarkan punggungnya.
Kini ia sudah membersihkan tubuh dan berganti pakaian.
"Beberapa hari kedepan aku akan segera tahu, siapa Noah sebenarnya. Apakah benar putra ku atau bukan. Aku senang kau mengatakan nya langsung di hadapan aku, Maya. Masih ada waktu untuk ku membuktikan semuanya", ucap Leonard.
"Jika Noah bukan darah daging ku, aku tidak akan melarang kau mengambilnya dari ku. Tapi jika kamu berbohong kau akan menghadapi konsekuensinya Maya", ketus Leo sambil mengepalkan kedua tangannya di atas meja kerja.
Suara gemeretak gigi terdengar jelas. Menandakan laki-laki itu menahan emosi yang sedang menguasai dirinya.
Tok
Tok
"Click…
"Sayang .. Akhirnya kamu tidak mengunci pintu ini. Bagaimana keadaan mu, Leo", tanya Chaterine langsung memeluk putra kesayangannya itu.
Catherine tidak datang sendirian namun bersama ayah Leonard juga.
"Sungguh papa tidak menyangka Maya Ariestya berbuat memalukan seperti itu anak ku".
"Kenapa kau baru memberi tahu kami, Leo. Terlalu lama kau mempertahankan ikatan perkawinan kalian, sudah lebih dari satu tahun kau memendam sendiri masalah rumah tangga mu", ujar Hartono dengan wajah dingin menatap Leonard.
Saat Catherine istrinya memberi tahu apa yang terjadi sebenarnya, Hartono langsung naik pitam atas kelakuan Maya. Karena ia yang pertama kali membawa Maya masuk rumah mereka dan memutuskan mengenalkan Maya pada Leonard putra satu-satunya yang ia miliki.
Selama menjadi sekertaris Hartono, Maya selalu berkelakuan baik. Tidak ada penilaian negatif yang Hartono berikan pada anak buahnya tersebut. Ia menilai Maya cocok untuk putranya Leonard.
Ternyata di balik itu semua, Maya tak lebih dari wanita munafik. Hartono merasa bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada anaknya kini.
"Leonard...
"Segera akhiri pernikahan mu pada dua saudara itu!"
"Papa tidak mau berhubungan lagi dengan putri-putri Rudi Affandi. Mereka telah menjebak kita semua, bukan hanya kamu saja tapi nama baik keluarga kita pun mereka hina. Papa sangat menyesal membawa mereka masuk dalam keluarga ku".
"Papi ingin kau putuskan hubungan pernikahan baik itu dengan Maya ataupun Gisella. Lakukan segera!", tegas Hartono.
...***...
To be continue