Seorang laki-laki tampan dan kaya yang tidak diketahui apa pekerjaannya dan status nya di masa lalu itu tiba-tiba pulang ke rumah dan mengubah hidupnya dia memperbaiki diri dan melanjutkan hidup nya sebagai seorang CEO di perusahaan milik ayah nya
Pernikahan yang sangat di inginkan pihak keluarga nya, membuat sang ibu harus memilihkan menantu untuk anak nya itu, namun calon menantu yang dipilih masih di bawah umur untuk membangun sebuah rumah tanggan dengan laki-laki yang kurang jelas itu.
yuk baca kelanjutannya biar gak penasaran sama cerita nya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Lyona masih berada di ruangan yang tidak bisa kunjungi oleh siapapun karena darah nya belum bisa diambil dan infus yang diberikan juga tidak begitu berpengaruh karena suhu badanya yang cukup rendah
Dokter masuk dan memeriksa nya setelah lima menit dia di pindahkan ke kamar rawat " tolong periksa lagi setelah lima menit karena kita harus mengambil stempel darah nya " ucap dokter kepada suster yang berada bersama nya
Dokter keluar dan menatap keluarga yang sudah menunggu kedatangan nya " sepertinya dia mengalami trauma tangan dan kaki nya mengalami luka akibat di ikat dengan keras dan sel darah nya masih membeku itu membuatnya sangat pucat sekarang " jelas dokter tentang keadaan Lyona saat ini
Amar menatap dokter " apakah kami boleh masuk dok? hanya sebentar saja " memohon dengan tatapan yang penuh harapan
Dokter menatap Lyona " tidak bisa pak, pasien saat ini sedang dalam masa kritis nya " tersenyum lalu pergi dari sana
Amar dan Amira duduk bersampingan " sudahlah kita akan masuk ke dalam saat keadaannya sudah membaik " mencoba untuk membuat Amira tenang
Kabar Lyona masuk ke rumah sakit sampai kepada yoga, yoga berserta keluarga nya langsung menuju rumah sakit tempat Lyona di Rawat walau sudah malam mereka tetap harus ke sana dan melihat kondisi Lyona
Saat mereka sampai yoga menatap Bagas yang berdiri di depan ruangan Lyona " ada apa nak? Kau tidak melakukan sesuatu yang ganas bukan? " merasa khawatir jika Bagas menyakiti Lyona
Bagas menatap yoga " tidak ayah, mana mungkin aku menyakiti nya " menatap Lyona dari luar
Yoga merasa lega dan dia langsung menuju amar dan melihat amar sedang duduk dengan wajah yang khawatir " amar " ucap nya dari jauh saat melihat amar
Amar mengangkat kepala nya dan melihat yoga yang datang mendekat " kau datang? ini sudah malam kami membuat mu repot saja " bersalaman lalu berpelukan
Yoga menatap amar " apakah kau baik-baik saja? apa kata dokter? "
" Dokter bilang untuk saat ini tidak ada yang boleh masuk, karena keadaan nya masih kritis darah nya tidak bisa ambil karena dia berada di suhu ruangan yang sangat rendah " jelas amar
" Suhu yang rendah? Bagas mengatakan dia menemukan Lyona di pinggir jalan, tetapi kenapa suhu Lyona menjadi dingin? Cuacanya panas " merasa ada janggal dan aneh, dari apa yang di katakan dokter sangat bertolak belakang dengan penjelasan Bagas
Amar menatap yoga " mungkin AC mobil " mencoba untuk membuat yoga tidak curiga dengan putra nya sendiri walau dia juga merasakan hal yang sama
Clara datang di saat amar dan yoga berbincang " panam aku mohon batalkan pernikahan ini " menatap yoga
Yoga cukup kaget mendengar nya dan Bagas dari jauh mendekati mereka agar tidak terjadi kesalahpahaman " Lyona tidak bisa menikah dengan Bagas, umur nya tidak cukup selain itu dia selalu mengalami hal buruk saat bersama Bagas " jelas Clara tentang kekhawatiran nya kepada sang adik
Winda menatap Clara " nak musibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, kita tidak ada yang tau tentang itu " mencoba untuk tetap mempertahankan pernikahan ini
Clara mendekati Winda " mungkin itu bagi kalian, apakah kalian tidak sadar? Kesialan Lyona adalah bagas, Lyona selalu dalam bahaya karena dia " menunjuk Bagas
Bagas maju dan mendekati Clara " aku minta maaf jika ini semua terjadi karena aku, tetapi aku juga memohon kak untuk tidak membatalkan semuanya, karena aku akan menjaga Lyona dengan lebih hati-hati lagi " membela diri, Bagas sepertinya sudah jatuh hati kepada Lyona karena itu dia tidak mau melepaskan nya
Clara menatap Bagas " apakah kau yakin? adik ku sama sekali belum pernah masuk rumah sakit dan sekarang kau membuat nya di rawat di dalam sana " Clara berteriak karena termakan emosi
Amira menarik Clara " sudahlah nak, ini di rumah sakit tidak baik di lihat oleh orang banyak " membawa Clara untuk duduk bersama nya
Amar menatap yoga " sepertinya apa yang dikatakan Clara ada benar nya, karena semenjak Bagas datang Lyona jadi sedikit liar " amar mulai menatap Winda dan yoga secara bergantian
Bagas merasa jika amar akan setuju dengan Clara, dia tidak akan membiarkan pernikahan ini batal karena dia merasa dia jatuh jatuh cinta lagi setelah sekian lama " ayah aku mohon tenangkan diri, kita akan bahas ini saat Lyona sudah pulih total saja " mencoba untuk mengulur waktu
Pukul dua belas malam, Lyona belum juga sadar. Bagas menatap kedua orangtua Lyona yang sepertinya sudah lelah karena sejak tadi mereka hanya duduk saja " ayah, ibu kalian bisa pulang aku akan menjaga Lyona " mencoba untuk membuat Amar dan Amira percaya lagi kepadanya
Clara menatap Bagas " kau saja yang pulang, status mu juga belum menjadi suami, kami adalah keluarga nya dan kami akan tetap berada di sini "
Amar membawa Amira berdiri " Clara kau tinggal Disni bersama Bagas, ayah akan membawa ibu pulang. Kondisi nya sangat lemah " menatap clara
Clara melihat Amira yang sudah pucat dan matanya juga sudah mulai cekung " baiklah ayah, aku akan menjaga Lyona "
Bagas membantu amar membawa Amira " biar Bagas antar ayah " membantu menopang Amira yang sudah sangat lemas
Setelah sampai di bawah dan Amira sudah masuk ke dalam mobil, Amar menatap Bagas " tolong jaga dia, kau tau kami sangat sensitif tentang Lyona dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua bukan? "
Bagas paham dengan ucapan amar, akhirnya amar memberikan kesempatan kedua kepadanya untuk berubah " baiklah ayah " tersenyum dan membukakan pintu mobil untuk Amar
Saat Bagas kembali ke kamar Lyona, Clara tidak ada di sana " sepertinya dia ke toilet" duduk di salah satu bangku dan membuka Handphone nya
Bagas duduk cukup lama hingga suster datang dan memeriksa Lyona, akhirnya darah Lyona sudah bisa di ambil " bapak sudah bisa masuk pak, pasien juga sudah mulai siuman" ucap suster setelah mengambil darah Lyona
Bagas tersenyum lalu membuka pintu kamar Lyona dengan berhati-hati, dia menatap Lyona yang terbaring dengan tanggan dan kaki yang memar " sekuat itu karen mengikat nya " duduk di bangku yang ada di ruangan Lyona
Lyona membuka mata nya perlahan-lahan dan dia melihat cahaya lampu yang sedikit blur, dia masih terpengaruh oleh bius dan itu membuat nya merasa blur saat membuka mata
Bagas yang melihat Lyona membuka matanya " Lyona " berdiri dan melihat wajah Lyona
" Aku takut " itu yang pertama kali keluar dari mulut Lyona saat dia melihat Bagas berada di hadapannya, ucapannya tidak begitu jelas
" Apa, kenapa Lyona? " Bagas berusaha untuk mendengar nya dengan jelas
" Aku takut " mengeraskan suaranya dan Bagas dengar dengan jelas bahwa Lyona takut saat ini