NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:802k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 13: Adipati Sudah Lari

Jing Fu baru saja mengirimkan sarapan untuk Ning Ziyu. Dia melihat sang adipati sedang memijat kepalanya sendiri. Wajahnya tidak tampak segar, tidak seperti biasanya.

“Tuanku, apakah kamu tidak tidur nyenyak semalam?” tanyanya.

“Bukan itu masalahnya. Kepalaku sakit karena wanita itu terus menggangguku, berkata ingin punya anak dariku setiap saat.”

Jing Fu mengulum senyumnya ke dalam hatinya. Sejak Putri Wanxin dan Jenderal Agung Xian Zhou meninggal, dia jarang melihat Ning Ziyu mengeluhkan seseorang.

Ia biasanya menahannya atau bertindak langsung darinya. Tidak dekat dengan wanita, juga tidak mau menjalin hubungan.

Sekarang dia dibuat pusing oleh Putri Danyang. Jing Fu jadi merasa Ning Ziyu benar-benar seperti orang hidup.

Putri Danyang baru beberapa hari tinggal di sini, tapi dia sudah mampu membuat Adipati Ning pusing tujuh keliling. Sepertinya tidak lama lagi kediaman ini akan menjadi sangat ramai dan berwarna.

“Lalu mengapa Tuan tidak mengabulkannya? Jika Tuan menyetujui permintaannya, Putri mungkin akan berhenti mengganggumu.”

“Kamu pikir semudah itu? Lalu mengapa tidak kamu saja yang melakukannya?”

“Aiya, Tuan, jangan bercanda tentang itu.”

Jing Fu masih agak trauma dengan tindakan pembalasan sang putri tempo hari. Dia bukan orang yang bisa dihadapi dengan enteng, terutama karena Jing Fu sama sekali tidak tahu menahu soal Cheng Yao. Dia hanya tahu berdasarkan rumor, yang semuanya ternyata salah besar.

“Kalau begitu jangan membicarakannya lagi. Siapkan pakaian dan perbekalan, aku akan pergi ke Kota Luo hari ini.”

“Ah? Tuan, racunmu baru saja dikendalikan. Bagaimana jika tiba-tiba kambuh seperti bulan lalu?”

Ning Ziyu menjawab pertanyaan Jing Fu dengan tatapan tajam.

Jing Fu tahu dirinya tidak bisa menahan Ning Ziyu. Tuannya keras kepala, ketika memutuskan pergi, maka dia akan pergi.

Jing Fu sungguh khawatir tuannya akan mengalami kesulitan jika tiba-tiba racun bunga Hongluo kambuh lagi. Saat ini, racun itu sudah seringkali muncul tidak beraturan.

“Baik. Aku akan menyiapkannya,” ucap Jing Fu kemudian.

Siang harinya, Ning Ziyu meninggalkan Kota Feng bersama Ling Yun. Ling Ren tidak ikut bersamanya karena dia ditugaskan mengurusi hal lain.

Ketika kuda mereka bergerak meninggalkan gerbang kota, awan di langit menjadi gelap. Suara petir menyambar dari atas langit, seakan ingin berteriak menghentikan Ning Ziyu. Namun, pria itu tetap memilih melanjutkan perjalanan.

Di kediaman adipati, ketika Cheng Yao mengetahui Ning Ziyu sudah meninggalkan Kota Feng tanpa memberitahunya, dia marah besar.

Dia menghukum Jing Fu yang terlambat memberitahunya, menyuruhnya berlutut di tengah guyuran hujan deras. Cheng Yao juga menyuruh pengurus itu memegang kendi berisi air dan mengangkatnya di udara sampai kemarahannya mereda.

“Beraninya dia melarikan diri!” kesal Cheng Yao. Xiuli mencoba menenangkannya, namun sia-sia.

Cheng Yao beberapa kali mengumpat lagi. Ning Ziyu benar-benar pengecut. Mengapa dia malah pergi ke Kota Luo di saat pembicaraan mereka soal anak belum selesai?

Cheng Yao bahkan tidak pernah mengira seorang adipati seperti Ning Ziyu yang digilai para gadis akan menjadi pengecut.

“Putri, Tuan Adipati mungkin benar-benar memiliki urusan penting untuk diselesaikan. Dia mana mungkin melarikan diri,” ucap Xiuli.

“Sekarang kamu membelanya? Xiuli, sejak kapan kamu berpihak pada Ning Ziyu?”

Xiuli langsung menciut. “Putri, aku selalu setia kepadamu. Aku mengatakannya karena tidak ingin Putri terus marah sampai merusak kesehatan.”

“Mulutmu sungguh pandai bicara.”

Cheng Yao merebahkan dirinya di sofa, menarik napas pelan-pelan untuk menenangkan diri. “Sabar, Cheng Yao, kamu harus sabar jika ingin mendapatkan hasil yang baik,” ucapnya pada diri sendiri. “Kapan Jun Heng akan kembali?”

“Tidak tahu. Tapi, pos cabang paviliun mengirimkan informasi yang Putri minta siang tadi.”

“Berikan padaku.”

Xiuli kemudian memberikan berkas berisi informasi mendetail mengenai racun bunga Hongluo. Racun itu berasal dari wilayah selatan Negara Jin, bersifat korosif jika bertahan di dalam tubuh terlalu lama.

Selain menyebabkan kelumpuhan dan kebutaan yang berulang di setiap bulan, racunnya bisa menjadi sangat masif jika bercampur dengan beberapa bahan obat yang punya sifat bertentangan.

Tidak ada keterangan mengenai penawarnya dalam berkas tersebut. Katanya, racun ini dibuat oleh master racun yang tidak bisa ditemui hanya karena ingin.

Selain para master racun di wilayah selatan Negara Jin, tidak ada orang lain yang tahu mengenai cara menawarkan racunnya.

Cheng Yao mengangguk-angguk kecil. Kalau begitu, masuk akal bila Ning Ziyu tidak dapat disembuhkan meski sudah lewat lima tahun lamanya. Jangankan Ning Ziyu, bahkan Kaisar pun belum tentu bisa menawarkan racunnya.

Apakah ini adalah alasan mengapa Ning Ziyu tidak memberitahu Kaisar soal penyakitnya?

“Aku tidak percaya racunnya tidak dapat ditawarkan. Tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati. Xiuli, kirim surat ke pos cabang paviliun, cari penawarnya bagaimanapun caranya.”

“Baik, Putri.”

Xiuli belum beranjak. Dia malah menyerahkan sebuah surat undangan berwarna merah yang dibubuhi bubuk parfum kepada Cheng Yao.

Di dalamnya tertulis tentang pesta teh yang merupakan acara rutin yang diadakan khusus sebagai pertemuan para gadis bangsawan terhormat di Kota Feng.

“Untuk apa mereka mengundangku?” tanya Cheng Yao.

“Sebelumnya, tidak ada wanita di kediaman adipati, jadi tidak ada undangan yang dikirim. Kalau pun ada, Tuan Adipati tidak pernah menghadirinya. Tapi, sekarang sudah berbeda. Karena Putri sudah menikah dengan Adipati Ning, maka tidak ada alasan undangan ini tidak dikirim,” jawab Xiuli.

“Putri, apakah kamu akan datang?”

Cheng Yao menggeleng malas. “Tidak mau. Aku paling malas bertemu dengan wanita bangsawan.”

Jangankan pertemuan gadis bangsawan Kota Feng, bahkan perjamuan para putri dan selir atau Permaisuri di istana saja Cheng Yao malas menghadirinya. Jika tidak terpaksa, dia tidak akan pergi.

Lebih baik menghabiskan waktu dengan makan dan tidur daripada harus membuang waktu dengan bercengkrama bersama sekumpulan orang yang bermuka dua.

Tidak ada gunanya. Cheng Yao hanya akan mendapat lebih banyak masalah jika datang ke pertemuan semacam itu.

“Putri, Adipati menolakmu mungkin karena dia berpikir kamu tidak punya kualifikasi untuk menjadi wanitanya. Tetapi, jika Putri berusaha menjaga nama baik Adipati, siapa tahu dia bisa berubah pikiran?”

“Maksudmu, ini adalah kesempatanku?”

Xiuli mengangguk cepat. Cheng Yao mengernyit, matanya penuh selidik. Tapi kemudian, dia menggelengkan kepalanya lagi.

“Tidak mau. Aku tidak peduli pada reputasi Adipati Ning.”

“Putri, cobalah satu kali saja.”

“Heh, siapa yang tidak tahu kalau pesta teh hanya sebuah kedok untuk mengujiku?” Cheng Yao mencibir.

Para gadis bangsawan itu sudah jelas ingin menguji apakah Putri Danyang benar-benar bodoh dan tidak berguna. Dengan begitu, mereka bisa kembali memimpikan Ning Ziyu.

“Aku baru menikah dengannya kurang dari dua minggu, tapi mereka sudah sangat tidak sabar.”

“Kalau begitu gunakan saja kesempatan ini untuk membungkam mulut mereka yang ingin merendahkanmu.”

Perkataan Xiuli sangat masuk akal. Saat ini, rumor buruk mengenai dirinya sudah menyebar sangat luas dan dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh banyak orang.

Kecuali yang hadir dan melihatnya secara langsung di pernikahan saat itu, sisanya masih tidak tahu tentang seperti apa Putri Danyang yang sebenarnya.

Haruskah dia pergi? Atau, abaikan saja?

1
Anonymous
keren
Daniela Whu
katax suka kebersihan, La kok malah milih tdur dilantai, memang tdk ada kursi ato sofa gitu🤔🤷‍♀️
jumriati
Thor harus ada novel untuk anak² nya Ning ziyu dan Cheng yao
Ayu Sari Murni
ngadon g harus malam....hihihi
Nia Nara
Pikir2 kasian ya jadi putri di kerajaan jaman dulu. Pernikahan politik dikirim ke daerah nan jauh di sana
Sun Flower: untung hidup bukan di jaman siti nurbaya
total 1 replies
Risna Murni
Luar biasa
Neng Diah
Suka banget ihh sama cheng yao dan adipati Ning. Alurnya pun gak berbelit belit gituu tapi jelas dan enak dibacanya. semangat kakak
Neng Diah
Ceritanya bagus, cocok deh dibaca baca pas waktu senggang
Neng Diah
Jangan lupa barcode dan nomor resinya jun heng 😭😭
Siti S
Luar biasa
Rere Salsa
Biasa
Rere Salsa
Kecewa
Fajar Ayu Kurniawati
.
MisZie
👍👍👍👍
Sumringah Jelita
Luar biasa
Gesang
masih seru mlh habis lanjutannya yg mn min
Gesang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tukimin tjokromihardjo
meskipun beda latar belaksng & jaman tp perasaan jg pemikiran bisa turut terhanyut mengikuti kisah ini. Trims, keren kisahnya.
Na
Secara Hitungan “Iya Tidak Cukup” Secara Githu Lho, Terus Lanjutkan 🤓
Na
Hayuk Menghitung Waktu 1/1=1 👏🏻 Oke Dapat Nilai/Ponten 💯✍️🤑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!