Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi
Suara tabuhan musik dari penabuh gendang dan peniup terompet mulai memelan ketika memasuki sebuah hutan belantara yang lebat oleh pepohonan. Lebih dari empat puluh orang berbaris di sepanjang jalan, berjalan seperti sebuah kereta panjang berkecepatan paling rendah.
Kain-kain merah melilit tiang-tiang bendera dan tiang ungkapan ‘kebahagiaan ganda’ yang dibawa oleh beberapa pria. Mereka juga mengaitkan kain merah di pinggang mereka.
Cheng Yao, yang berada dalam kereta merah paling besar terpaksa bangun karena guncangan yang dirasakan semakin hebat. Dia membuka matanya, menguap lalu mengedipkan kelopak matanya beberapa kali.
“Putri, kamu sudah bangun!”
Itu suara Xiuli. Cheng Yao menoleh, lalu melihat Xiuli, pelayannya sedang duduk di bagian lain di dalam kereta sambil memegang sebuah lembaran kain berwarna kuning keemasan. Perasaan Cheng Yao tiba-tiba tidak enak. Ia merasa sesuatu yang buruk terjadi ketika dia melihat lembaran kain yang tergulung tersebut.
“Apa yang terjadi? Kenapa kita ada di dalam kereta?”
Xiuli tampak kebingungan dan ragu untuk memberitahu. Bagaimana ini? Situasinya bahkan terasa lebih buruk sekarang ini. Putri sudah bangun, tapi dia bahkan kesulitan untuk menjelaskan apapun.
“Xiuli, mengapa aku ada di kereta?” Cheng Yao bertanya sekali lagi. Dia melirik tubuhnya yang terbungkus gaun berwarna merah dan diikat dengan tambang yang besar. “Juga, mengapa aku diikat dan mengapa pakaian menakutkan ini melekat di tubuhku?”
“Itu.. itu… Kaisar… Kaisar…”
Dia tergagap. Karena tidak sanggup mengatakannya, Xiuli langsung membentangkan lembaran kain kuning keemasan yang bagian luarnya dihiasi corak naga. Bagian dalamnya yang berisi tulisan dan segel merah kekaisaran ia perlihatkan pada Cheng Yao, memintanya untuk membacanya sendiri.
Isi gulungan itu berbunyi, “Putri Danyang baik hati, berbudi luhur, berbakat, cerdas, dan berkarakter mulia. Dia diberkati dengan keberuntungan yang tidak terbatas. Atas rahmat langit, aku Kaisar menganugerahkan pernikahan untuknya. Dia akan dinikahkan kepada Adipati Ning, Ning Ziyu, putra Jenderal Agung Xian Zhou dan Putri Wanxin dan akan menikah pada tanggal 15 bulan kedua. Titah selesai.”
Cheng Yao kesulitan berkedip. Apa dia tidak salah membaca? Apakah penglihatannya tidak bermasalah? Apakah isi titah itu barusan adalah titah pernikahan untuknya?
Tapi, cap dari segelnya asli, kainnya juga asli. Tulisan di atasnya juga tulisan asli. Cheng Yao tiba-tiba menggeram kesal. Astaga, pantas saja perasaannya tidak enak sejak kemarin.
“Pria tua itu benar-benar licik!”
Cheng Yao adalah Putri Danyang yang dimaksud dalam titah tersebut. Tapi, dia datang ke dunia ini secara kebetulan. Dahulu kala dia adalah Kepala Badan Intelijen Rahasia yang mengumpulkan informasi penting yang tidak dapat diakses oleh pemerintah.
Suatu hari, markas besar Badan Intelijen Rahasia meledak karena bom yang sengaja disiapkan oleh orang yang ingin menjatuhkannya, tidak lain dan tidak bukan adalah rekannya sendiri.
Cheng Yao tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, tapi ketika dia membuka matanya, dia tidak dapat bergerak. Suaranya berubah menjadi tangisan dan ocehan yang tidak jelas artinya apa.
Lalu, dia juga punya sepasang tangan dan kaki mungil yang lucu. Intinya, dia telah bertransformasi menjadi seorang bayi, dan masalah besar lainnya adalah ia telah berpindah ke dimensi lain.
Cheng Yao tidak pernah menyangka dia akan mengalami arus perputaran waktu dan kembali ke masa lalu. Seorang kepala sebuah organisasi intelijen rahasia tiba-tiba menjadi bayi di zaman kuno, itu adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah Cheng Yao alami.
Latar belakang bayi itu juga tidak sederhana. Dia adalah bayi yang dilahirkan seorang selir Kaisar, artinya dia lahir di keluarga kerajaan.
Itu berarti dia adalah seorang Putri. Di sini, dia dinamai Ye Yao. Cheng Yao mengira kehidupan di dalam istana seperti medan perang karena dia banyak membaca novel fiktif dan menonton drama-drama kolosal di waktu senggangnya.
Cheng Yao punya kesimpulan sendiri: jika ingin memiliki umur yang panjang, jadilah tidak berguna. Cheng Yao juga berkaca dari pengalaman hidupnya yang lalu, bahwa bekerja keras dan membuat diri sendiri berprestasi adalah bencana yang mendatangkan iri dengki dan akhirnya mencelakai diri sendiri.
Selama masa pertumbuhannya, Cheng Yao pura-pura bodoh. Hal itu membuatnya tidak disayangi. Cheng Yao tumbuh sebagai seorang putri yang diabaikan di istana, tidak disayangi, dan sangat nakal.
Saat kecil dia pernah menceburkan Putri Chengjia, kakak perempuannya yang seorang anak Permaisuri ke dalam kolam dan membuatnya demam selama seminggu. Alasannya sederhana, dia marah karena Putri Chengjia menginjak seekor semut yang sengaja ia pelihara di sekitar taman istana.
Cheng Yao juga malas belajar. Di kelas khusus Akademi Kekaisaran yang mendidik putra-putri Kaisar, dia punya peringkat terendah karena sering bolos dan menentang guru. Karena dia dianggap bodoh dan tidak berguna, orang-orang dengan hati gelap tentu saja membuangnya dari daftar incaran politik.
Meskipun begitu, jiwanya adalah jiwa seseorang dari masa depan yang punya kecerdasan melebihi orang lain. Hanya karena tidak ingin menonjolkan diri, dia menyembunyikan kemampuannya. Tapi, itu ternyata tidak dapat menahan Cheng Yao untuk mengembangkan rasa ingin tahunya terhadap dunia barunya.
Sewaktu kecil, dia sering menyelinap ke ruang baca Kaisar, mencuri makanan dan membaca dokumen kenegaraan yang sangat rahasia. Dia tidak pernah ketahuan, atau mungkin Kaisar sengaja membiarkannya dengan pura-pura tidak mengetahuinya.
Cheng Yao tumbuh jadi gadis yang pemalas setelah dia remaja. Saat usianya 15 tahun dan ibunya meninggal, Kaisar memberinya gelar sebagai Putri Danyang, memberinya hadiah tempat tinggal di Istana Chonghua dan memberikan banyak sekali emas dan kain serta harta benda. Sejak saat itu, kasih sayang Kaisar tampaknya benar-benar berakhir untuknya.
Cheng Yao adalah gadis remaja dengan jiwa yang sangat dewasa. Kecerdasannya yang di atas rata-rata tapi tidak diketahui orang lain itu lantas ia gunakan untuk membangun kekuatannya sendiri.
Jika seseorang dapat menggunakan otaknya, dia tidak perlu bekerja keras, karena orang-orang akan secara sukarela datang melakukan pekerjaaan untuknya.
Dia menggunakan kekayaan pemberian ayahnya untuk membangun sebuah organisasi rahasia. Dia dengan kecerdasannya menggunakan orang membangun Paviliun Zhanbai, sebuah organisasi yang bergerak di bidang intelijen rahasia. Paviliun Zhanbai adalah organisasi pencari kabar yang sangat besar.
Dalam tiga tahun, organisasinya sudah menjadi organisasi nomor satu di dunia persilatan. Bahkan badan intelijen kekaisaran saja tidak mampu menandingi kekuatannya.
Orang-orang yang bertransaksi dengan Paviliun Zhanbai kebanyakan adalah orang besar dan orang kaya, karena harga yang diatur dan ditawarkan Cheng Yao untuk membeli sebuah informasi sangat besar.
Cheng Yao tidak pernah turun tangan secara langsung, karena orang-orang secara alami menjalankan bisnisnya untuknya.
Selain orang-orang kepercayaannya, tidak ada yang tahu kalau Cheng Yao telah menyembunyikan sesuatu yang sangat besar di balik sikap malas dan tidak bergunanya. Cheng Yao tidak perlu bekerja keras belajar seni beladiri, dia tidak perlu belajar untuk jadi cerdas di Akademi Kekaisaran, dia juga tidak perlu merendahkan diri untuk membangun relasi ke sana kemari.
Ada orang yang sudah melakukannya untuknya. Cheng Yao hanya perlu menerima hasil, duduk santai dan melanjutkan kehidupannya sebagai Putri Danyang yang pemalas dan tidak berguna.
Pundi-pundi uangnya secara alami akan menjadi penuh ketika laba dari hasil transaksi penjualan informasi di paviliunnya sampai ke tangannya.
Dia adalah nyonya besar di balik statusnya sebagai seorang putri. Kehidupan yang sempurna seperti itu, siapa yang tidak menginginkannya?
Tapi, apa yang menimpanya hari ini adalah bencana untuknya. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, dia tiba-tiba dinikahkan begitu saja. Keputusan Kaisar ini tentu saja akan berdampak besar pada kehidupan tenangnya. Cheng Yao tidak rela!
“Pantas saja firasatku tidak enak akhir-akhir ini. Pria tua itu biasanya sangat abai terhadapku, tapi beberapa hari lalu dia tiba-tiba teringat padaku dan mengirimkan banyak hadiah berharga ke Istana Chonghua!”
Siapa yang bisa menyangka kalau kasih sayang Kaisar yang tiba-tiba itu ternyata berbuntut buruk untuknya?
“Karena tahu Putri mungkin menolak habis-habisan, Kaisar terpaksa melakukan ini. Dia menyuruh seseorang membiusmu dan mengirimmu pergi bersama titah pernikahan ini. Wajar bagi Putri untuk terkejut,” ucap Xiuli.
“Bukan hanya terkejut, aku bahkan hampir jantungan! Astaga, rubah tua itu benar-benar licik!”
“Putri, haruskah kita kabur? Adipati Ning tinggal di Kota Feng yang sangat jauh. Xiuli takut Putri akan menderita di sana.”
“Aku memang bisa kabur, tapi bagaimana dengan mereka? Melarikan diri dari pernikahan ini sama dengan melanggar titah kekaisaran. Meskipun aku bisa menyelamatkan diri, kalian tidak akan bisa. Jika Kaisar tahu aku kabur, dia akan mengirimkan pasukannya untuk mencariku dan menangkap kalian, menghukum kalian tanpa ampun. Temperamen rubah tua itu sangat buruk!”
Perkataannya benar. Cheng Yao bisa melarikan diri, dan dengan kekuatan yang dimilikinya dia akan aman. Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang mengikutinya?
Mereka cuma punya satu nyawa dan tidak punya kuasa apapun. Kaisar sangat keras kepala, dia akan melakukan segala cara untuk menemukannya.
Itu merepotkan. Jika terjadi, bayangan yang ia sembunyikan pasti akan ketahuan. Nasibnya jauh lebih buruk jika saat seperti itu tiba.
“Lalu apakah Putri akan tetap menikah?”
“Tentu saja! Siapa pengantin laki-lakinya? Adipati Ning?”
“Ya, Adipati Ning. Dia adalah sepupu Kaisar.”
“Astaga! Rubah tua itu sudah tua, bukankah sepupunya juga tidak akan jauh berbeda?”
Xiuli tidak tahu. Cheng Yao membayangkan dia akan menikahi seorang pria tua yang bungkuk dan berjanggut.
Sekarang usia Kaisar sudah 63 tahun, lalu apakah usia Adipati Ning juga tidak jauh darinya? Astaga, Cheng Yao sungguh merinding membayangkannya!
“Apakah Jun Heng ada di sini? Minta dia berikan informasi terkait Adipati Ning!”
“Putri, Jun Heng pergi seminggu lalu untuk menangani urusan.”
“Kalau begitu suruh dia kembali! Utus seseorang untuk menyampaikan informasi!”
“Tapi, mungkin kita baru bisa mengirimkannya setelah sampai di Kota Feng.”
Cheng Yao berdecak kesal. Sial, pos terdekat milik organisasinya ada di Kota Feng! Bukankah itu sudah terlambat?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Suka.
2024-11-06
0
Ita Xiaomi
Auto sawan dah Cheng Yao.
2024-11-06
0
Anonymous
keren
2024-10-22
0