NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Menyesal

Niat hati ingin makan enak malah jadi makan hati. Sungguh hari ini adalah hari sial buat Aisyah, bertemu dua orang yang membuat hatinya kacau balau. Tapi, setidaknya sekarang Aisyah sudah lega. Malam ini dia sudah berhasil membuang parasit yang selama ini menggerogoti hidupnya.

"Sial banget gue hari ini," gerutunya kesal. "Gara-gara mereka gue jadi batal makan enak. Mana nih cacing-cacing di perut pada ajojing lagi." Aisyah memegangi perutnya yang mulai terasa perih.

"Duh, laper banget nih perut. Makan di mana nih enaknya, masa iya gue harus balik lagi ke sana. Males banget nanti ketemu lagi sama pasangan ulat bulu itu."

Aisyah memperhatikan sekelilingnya mencari tempat makan terdekat. Tak jauh dari tempat dia berada netranya menangkap sebuah gerobak yang di padati pembeli.

"Itu jualan apaan sih, rame banget. Jadi penasaran gue." Aisyah pun memutuskan untuk mendatangi pedagang tersebut.

Sampai di tempat, ternyata gerobak yang Aisyah lihat tadi adalah gerobak pedagang nasi goreng. Dilihatnya begitu banyak pembeli berbaris rapi untuk mengantri. Aisyah jadi penasaran, seenak apa sih rasa nasi goreng itu sampai orang-orang rela antri sampai sepanjang ini.

Setelah lama menunggu, akhirnya Aisyah mendapat giliran untuk memesan makanannya.

"Mang, nasi gorengnya satu yang pedas ya," ucapnya pada sang pedagang.

"Siap neng. Mau di bungkus atau makan di sini neng." Pedagang nasi goreng itu bertanya sambil tangannya tak berhenti mengaduk-aduk nasi goreng di kuali.

"Bungkus aja deh mang."

"Oke neng. Di bungkus ya, silakan tunggu di situ dulu ya neng." Pedagang nasi goreng itu menunjuk sebuah kursi plastik kosong untuk tempat Aisyah duduk.

"Eh, makan di sini aja deh mang," katanya membuat si pedagang menatap bingung padanya. Namun, beberapa detik kemudian pria yang ditaksir berusia empat puluh tahunan itu mengangkat ibu jarinya.

"Rame ya mang yang beli nasi gorengnya." Aisyah mencoba untuk membuka obrolan sambil menunggu pesanannya selesai di buat.

"Alhamdulillah neng. Rezeki buat anak dan istri di rumah." Aisyah mengangguk-angguk mengerti.

"Udah lama mang jualan nasi goreng di sini?"

Pedagang nasi goreng itu tampak menerawang seperti sedang mengingat-ingat berapa lama ia berdagang.

"Lumayan lama sih neng, sudah sekitar sepuluh tahunan lah," jawabnya kemudian.

"Udah lama juga ya mang. Tapi, ngomong-ngomong nama mamang siapa sih?"

"Waduh neng, kenapa neng jadi nanya-nanya nama saya. Naksir ya sama saya, maaf atuh neng saya teh sudah punya istri. Saya tidak berniat buat nambah istri lagi. Saya mah setia orangnya," tutur pedagang nasi goreng itu dengan percaya diri sambil menyapu keringatnya yang bercucuran menggunakan handuk kecil yang ia sampirkan di lehernya.

"Dih. Si mamang kepedean, saya juga nggak mau kali jadi pelakor. Udah siap belum itu mang nasi goreng saya." Aisyah sudah tak sabar ingin menyantap nasi goreng yang terlihat sedap itu.

"Sudah neng." Pedagang nasi goreng itu mengantarkan pesanan Aisyah dan meletakkan di meja Aisyah. "Silahkan menikmati neng, semoga suka."

"Makasih mang." Aisyah pun menyantap nasi goreng tersebut dengan lahap. Perutnya yang sudah sangat kelaparan membuatnya kalap seperti orang yang sudah satu minggu tidak makan.

...****************...

Malam semakin larut saat Aisyah berhasil menyantap dua porsi nasi goreng sekaligus. Kini ia merasa perutnya seperti akan meledak. Rasa nasi goreng yang begitu nikmat membuat Aisyah lupa akan program diet yang sedang ia jalankan.

"Gila. Nasi goreng buatan si mamang enak banget. Gue sampe khilaf, gagal deh diet gue minggu ini," katanya sambil memegangi perutnya yang sedikit buncit akibat kekenyangan.

Aisyah tidak langsung pulang, dia berkeliling di sekitar taman sambil mencari udara segar di malam hari. Taman itu tampak ramai di isi oleh pasangan muda-mudi yang sedang asyik berpacaran. Malam Minggu seperti ini memang banyak pasangan yang bermain di taman. Ada yang hanya sekedar duduk sambil mengobrol, ada juga yang berkumpul bersama sahabat-sahabat mereka.

Aisyah merasa miris melihat dirinya yang berjalan sendirian di malam Minggu tanpa pasangan. Sebab dirinya baru saja menyandang status jomblo malam ini. Aisyah duduk di sebuah bangku panjang dengan di sinari lampu taman yang begitu terang.

Aisyah duduk bersandar dengan kepala mendongak menatap langit-langit malam, walau tak banyak bintang, tapi langit malam ini begitu indah. Bulan sabit yang bersinar terang saat itu menemani malam Minggu Aisyah yang tampak hampa.

Aisyah menghembuskan napasnya dengan kasar, ada sebuah penyesalan dalam hatinya. Dulu dia sangat keras kepala sehingga tidak mau mendengarkan perkataan ayahnya. Sekarang Aisyah menyesal, kenapa dulu dia begitu dibutakan oleh cinta, padahal dia tahu kalau Reno tidak pernah tulus padanya.

Aisyah bukannya gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang kebusukan Reno. Hanya saja, rasa cintanya yang begitu besar membuat ia menutup mata.

"Gue jadi kangen sama ayah dan ibu, mereka apa kabar ya."

Mata bulat nan indah itu berkaca-kaca, Aisyah kembali teringat saat pertengkarannya dengan sang ayah beberapa bulan lalu.

"Maafin Aisyah Yah. Aisyah menyesal sekarang, harusnya Aisyah nurut sama ayah. Hiks ... hiks ... "

Aisyah menangis, ia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya yang sudah menumpuk di pelupuk mata. Dadanya sesak, Aisyah menangis sejadi-jadinya menumpahkan segala penyesalan yang menumpuk didalam dada. Tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya iba.

...****************...

"Kamu tuh hobi banget ya nangis di tempat umum."

Aisyah harus mendongak untuk melihat siapa orang yang sudah mengata'inya barusan. Namun, Aisyah tidak bisa melihat dengan jelas. Pandangannya buram tertutup air mata.

"Se-frustasi apa sih kamu sampai harus menangis seperti itu. Tidak cukup kamu menangis siang tadi dan harus kamu lanjutkan lagi malam ini."

Aisyah benar-benar tidak bisa melihat dengan jelas di tambah lagi dengan silau dari cahaya lampu taman yang menyoroti wajah orang yang ada dihadapannya ini. Tapi tunggu dulu, sepertinya Aisyah mengenali suara dan nada sarkas yang dikeluarkannya.

"Pak Abi?" tebak Aisyah untuk memastikan.

"Ya. Ini saya. Memangnya kamu berharap saya ini siapa?" Kata-kata Abi benar-benar membuat Aisyah sakit hati.

Cepat-cepat Aisyah menghapus air matanya lalu bersiap untuk pergi. Dia sedang tidak punya tenaga untuk berdebat, apalagi untuk meladeni dosennya yang menyebalkan ini.

"Mau kemana kamu?" tanya Abi saat melihat Aisyah hendak pergi.

"Ya mau pulang lah pak. Memangnya bapak berharap saya mau nemenin bapak di sini," balas Aisyah yang tak dipedulikan Abi.

"Duduk!" titahnya tak terbantahkan.

Entah kenapa, meskipun kesal tapi Aisyah tidak pernah bisa membantah perintah dari Abi. Ia tetap menurut meski hatinya dongkol. Akhirnya, dengan berat hati Aisyah kembali duduk lalu di susul Abi yang ikut duduk di samping Aisyah. Lama mereka terdiam, tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut ke dua nya.

Suara deru mesin kendaraan yang berlalu lalang dan dengungan suara para pengunjung taman menjadi soundtrack yang menemani kebisuan mereka malam itu. Tak ada satupun dari mereka yang membuka suara selama beberapa menit. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Aisyah yang merasa bosan akhirnya mulai membuka pembicaraan. "Bapak nyuruh saya duduk tapi bapak nggak bicara apa-apa. Kalo kayak gini mending saya pulan aja pak." Aisyah kembali bersiap untuk pergi. Namun, tangannya di cekal oleh Abi sehingga Aisyah terpaksa kembali duduk.

"Bapak ada perlu apa sih sebenarnya sama saya sampe saya nggak dibolehin pulang. Ini udah malam loh pak, nggak baik anak perawan seperti saya berkeliaran di luar malam-malam begini," ucapnya mencari alasan. Sementara Abi hanya memutar bola matanya malas mendengar alasan Aisyah.

"Nanti saya antar," jawab Abi membuat Aisyah tidak bisa lagi berkomentar.

Melihat Aisyah yang tak banyak bicara seperti ini membuat Abi sedikit heran. Sejenak ia memandangi wajah Aisyah yang tampak sayu, matanya sembab akibat terlalu banyak menangis. Abi merasa sedikit iba dengan gadis yang ada dihadapannya ini.

"Bapak kenapa sih ngelihatin saya terus? Bapak naksir sama saya?"

Kata-kata Aisyah tidak dianggap serius oleh Abi, dia sudah bisa mendengar kepercayaan diri Aisyah yang tidak masuk kedalam akal nya.

Wajah Aisyah yang sembab membuat Abi jadi tak tega melihatnya. Ingin rasanya ia menarik Aisyah dan membawanya kedalam pelukannya seperti yang dilakukan Alvin tadi siang. Tapi, siapa dirinya sampai dia berpikir seperti itu, dan punya hak apa dia sampai berpikiran ingin memeluk Aisyah.

...****************...

1
Rash1417
silahkan kakak ☺️
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!