Karena permasalahan keluarganya membuat Ciara terpaksa harus bekerja di kantor milik Hassel, seorang CEO Arogant yang memiliki penyakit aneh yaitu dia akan merasa kesakitan apabila bersentuhan kulit dengan perempuan.
Ciara tak sengaja melihat informasi lowongan pekerjaan di internet yang berisikan tentang Hassel yang sedang membutuhkan seorang asisten pribadi. Namun sayangnya di perusahaan yang Hassel pimpin tidak menerima karyawan perempuan di bidang manapun.
Demi bisa membantu keluarganya terpaksa Ciara harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar Ia bisa bekerja di kantor Hassel.
____
"Pak, lepasin Pak kita sama-sama cowok gak pantes kaya gini." Ciara meronta-ronta minta dilepaskan namun, Hassel malah memeluknya semakin erat.
"Saya Hassel William Nagasa menyatakan bahwa diri saya seorang gay karena menyukai Taraka Aidri Rivano."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nostalgia Kantin Kampus
Siang ini Ciara memutuskan untuk bertemu dengan sahabatnya karena Ia hari ini sedang di liburkan oleh sang Bos dan Pian sama sedang libur juga karena ada renovasi di kantor tempatnya bekerja.
Keduanya kini sedang bernostalgia dengan nongkrong di kantin kampus mereka yang sudah cukup lama tak mereka kunjungi.
"Hhhhh... Sumpah lucu banget. Ada-ada aja deh Bos lo itu, untung milihnya lo yang sebenarnya cewek asli." Pian tertawa terbahak-bahak mendengar cerita sahabatnya itu.
"Jujur, gue males. Gue takut ada yang ngenalin gue nanti tapi, apa boleh buat orang gue cuma karyawan." Ciara Menopang dagunya dan menghela nafas gusar.
"Semangat ya Ra. Siapa tau Pak Hassel jodoh lo."
"Amit amit jabang bayi ya Pi punya suami aneh bin ajaib kaya dia. Yang ada mati berdiri gue punya suami tukang marah-marah kaya gitu." Pian terkekeh mendengar grutuan sahabatnya itu.
"Kayanya pikiran gue bener deh Ra, Pak Hassel itu gak akan ngerasain sakit kalo otak dia gak mendeteksi perempuan. Maksud gue gini, kaya lo contohnya. Lo, kan cewek tapi lo nyentuh Pak Hassel biasa aja, kan?" Ciara mengangguk.
"Nah, gue rasa kalo perempuan nyamar jadi cowok dan Pak Hassel berhasil tertipu sama penampilannya kaya lo sekarang, maka gak akan ada dampak apapun buat jantungnya. Jadi gue pikir penyakitnya itu bertumpu pada apa yang dia lihat dengan mata, dicerna otak hingga sampai ke hati." Simpul Pian.
Ciara menyentuh dagunya dan mengangguk-angguk faham. Menurutnya masuk akal juga apa yang Pian jelaskan.
"Berarti penyakitnya Pak Hassel itu semacam phobia aja, kan? Bukan kutukan atau semacamnya?" Timpal Ciara.
"Ya... Gue sebagai orang yang kurang percaya sama begituan, gue rasa iya cuma semacam phobia aja." Pendapat Pian.
"Gitu ya. Hmmm... gimana kalo lain kali kita melakukan eksperimen?" Ciara tersenyum tak sabar.
"Eksperimen gimana maksud lo?" Ciara mendekati telinga Pian dan mulai membisikkan sesuatu.
Setelah puas nongkrong di kantin kampus, kedua sahabat itupun memutuskan untuk ke tempat lain yaitu ke taman bunga yang dulu-dulu sering mereka kunjungi sepulang kuliah ataupun ketika dosen mendadak membatalkan jam.
"Fotoin gue Ra." Pian memberikan handphonenya.
Ciara pun mulai mengarahkan kamera handphone milik Pian ke arah objek si pemilik handphone itu.
"Liat liat." Pian mengambil handphonenya kembali seraya melihat hasil jepretan foto yang sahabatnya ambil.
"Bagus. Sekarang lo, gue fotoin." Perintah Pian
"Gue?" Ciara menunduk memperhatikan penampilannya yang seperti abang-abang ini.
"Gak usah deh buat apa lagian? Gue kan udah gak bisa pos foto muka gue lagi di akun sosmed gue."
"Yang bilang buat lo siapa? Gue nyuruh lo foto buat gue kali. Ya... Biar gak keliatan kosong gitu walaupun sebenarnya iya." Pian menggaruk tengkuknya sambil cengengesan.
"Lo serius cantik-cantik gak ada yang deketin?" Pian menggeleng.
"Udah cepetan gue mau fotoin lo. Tapi mukanya nyamping aja ya?"
"Iya-iya!" Demi kebahagiaan Pian Ciara rela menuruti permintaan sang sahabat.
Beberapa jepretan Pian ambil. Pian benar-benar takjub dengan hasil jepretannya yang cukup sempurna itu. Ia benar-benar tak sabar untuk memposting foto tersebut ke akun Instagramnya.
"Selfi berdua yuk." Pian mengarahkan kamera depan handphonenya.
Ciara hanya menuruti dan mulai memasang wajah datarnya di depan kamera handphone Pian.
Pian merangkul pundak Ciara dan mulai memotret wajah mereka berdua lagi.
"Itu pacarnya Tara ya?" Seorang laki-laki diam-diam memperhatikan kedua sahabat itu tanpa mereka sadari bahkan dia sudah sempat memotret kedua gadis itu.
Laki-laki itupun mulai mengutak-atik handphonenya dan mengirim pesan kepada seseorang.
****
Ting...
Atensi Hassel teralihkan saat mendengar notifikasi pesan masuk dari handphonenya. Ia pun meraih benda pipih tersebut dan membuka pesan masuk yang dikirimkan sang adik.
Haven
(Send foto)
Itu Tara sama pacarnya ya?
Hassel menegakkan duduknya dan menatap foto yang sang adik kirimkan dengan serius.
"Mesra banget peluk-peluk bahu segala, dua hari yang lalu bilangnya gak punya pacar." Hassel memutar bola matanya kesal.
"Eh? Ngapain gue kesel ya? Ya... Terserah dia dong mau punya pacar atau enggak. Selagi enggak memengaruhi kinerjanya sebagai asisten ya gak masalah." Hassel kembali meletakkan handphonenya ke atas meja.
ini yg kemaren flashback di ingatan hassel
ternyata ibunya yg jahat
tpi kayanya udah gak kumpul sama hasel za
mungkinkah 🤔
semangat🤩🔥
bagaimanakah reaksi mu seeellll
jangan ngambek ,kecewa malah mundurr mau putusss
untung lhoo Tara cew tulen
jdi kamu bukan gay 😃🤣