NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 28

Pagi-pagi aku sudah kedatangan tante Dewi dan Om Adam di ruang rawat inap beberapa hari ini aku menginap selama sakit.

"Kamu sakit apa nak, kenapa enggak beritahu tante? " tante Dewi bertanya padaku saat baru tiba.

"Hanya kecapekan aja kok tante", ucapku seraya tersenyum padanya.

" Fahri sama siapa di rumah?" tanya tante Dewi

"Sama mama Galuh tante".

" Azzam tadi berangkat jam berapa nak Sarah?" tanya om Adam.

"Jam 06.00 om".

" Sarah ternyata dokter yang menangani kamu sekarang adiknya tante, ini adik tante akan visit periksa kamu sekarang ", ujar tante Dewi yang sedang memegang ponsel.

" Iya tante namanya dokter Karin", ucapku tersenyum.

Tak berselang lama dokter Karin datang memeriksa keadaanku sekarang ini. Setelah dokter Karin selesai periksa diriku, tante Dewi mengajak ngobrol dengan dokter Karin.

"Bagaimana keadaan Sarah sekarang ini Karin?" tanya tante Dewi.

"Sudah lebih baikan setelah di rawat beberapa hari ini kok kak, hanya saja perlu istirahat dan makan yang lembut dulu seperti bubur atau nasi tim", kata dokter Karin.

" Sebenarnya Sarah sakit apa sih Rin?" tanya tante Dewi penasaran.

"Sarah sakit demam tifoid kak, dengan kata lain sakit tipes. Juga dengan pola makan yang tidak teratur bisa jadi pemicu salah satunya juga kelelahan", kata dokter Karin menjelaskan pada tante Dewi.

" Kalau begitu mulai besok tante bawakan masakan buatan tante setiap hari", ujar tante Dewi.

"Untuk sementara jangan dulu kak, biar Sarah makan makanan dari rumah sakit", kata dokter Karin kemudian.

" O gitu ya Rin", ucap tante Dewi menatap adiknya.

"Jangan khawatir calon menantu kakak ini pasti akan segera pulih kembali", kata dokter Karin menenangkan kakaknya.

Tante Dewi mengangguk mengiyakan perkataan dokter Karin. Kemudian dokter Karin berpamitan untuk visit pasien di ruangan lainnya. Waktu jam menjenguk orang sakit pun tiba. Mama Galuh datang bersama Nisa dan mereka pun berkenalan serta berbincang panjang lebar. Sedangkan om Adam hanya sebagai pendengar setia sambil membaca tabloid yang di bawanya. Kalau ibu-ibu sudah berkumpul itu pasti ramai, untungnya aku di rawat inap kelas satu yang di pilih Serli. Bahkan tadinya aku mau di pindahkan ke ruang rawat inap super VIP oleh mas Azzam tapi aku menolak, hanya untuk numpang tidur kenapa harus yang mewah lebih baik uangnya untuk yang lain. Ini saja aku di ruang rawat kelas satu tadinya menolak tapi terpaksa menerima bantuan dari Serli sahabat seperti rasa saudara.

Jam menjenguk orang sakit pun berakhir, saat ini aku ditemani oleh mama Galuh. Tante Dewi dan om Adam sudah pulang karena ada kepentingan. Sedangkan Nisa menjemput Rasya dan Fahri pulang sekolah.

"Sarah apa kamu menyukai Azzam dan sedang dekat dengan Azzam?" tanya mama Galuh.

"Kalau suka aku enggak tahu ma.....kalau dekat aku enggak begitu dekat ma......", ucapku sendu.

Mama Galuh menghela nafas sepertinya paham akan perkataanku.

"Bukalah hatimu nak, jangan menutup diri dengan membentengi hatimu sekarang ini. Apabila kamu nyaman dengan Azzam jalanilah, pasti Azzam akan membahagiakan kamu dan Fahri. Usiamu sudah kepala tiga menikahlah lagi nak,paling tidak pikirkan untuk Fahri, dia butuh kasih sayang seorang ayah walaupun Azzam bukan ayah kandungnya tapi mama yakin Azzam sayang pada Fahri melebihi kasih sayang untuk dirinya sendiri", kata mama Galuh menjelaskan padaku.

Tanpa sepengetahuan Sarah tadi pagi Azzam sebelum ke bandara menuju ke Denpasar Bali, Azzam singgah sebentar untuk menjenguk Fahri dan sempat mengantarkan ke sekolahnya.

Aku terdiam saat mama Galuh berkata seperti itu. Tapi hatiku masih bimbang walaupun sebenarnya aku merasakan nyaman berada di dekat Azzam.Benar kata mama Galuh aku telah membentengi diriku untuk tidak dekat dengan seorang pria yang akan mendekatiku.

"Sholat istikharah lah pasti kamu akan tahu jawabannya", kata mama Galuh.

" Iya ma", jawabku singkat.

"Sekarang kamu istirahatlah tidur, jangan kamu pikirkan hal yang tidak-tidak. Mama akan menemani kamu sampai Nisa yang akan menjemput mama", ujar mama kembali.

Tak lama aku tertidur lelap di temani mama Galuh yang sedang bersandar seraya menonton televisi yang berada di ruang rawat inap.

Sore hari mama Galuh di jemput pulang oleh Nisa. Aku sendirian di ruang rawat inap tanpa ada yang menemani. Akhirnya aku menelepon Fahri karena aku kangen sama anakku beberapa hari enggak ketemu hanya lewat telepon aku melakukan video call dengan anakku Fahri.

" Assalamu'alaikum nak", ucapku saat melihat wajah Fahri di layar ponselku.

"Walaikumsalam bu, kapan ibu pulang Fahri kangen loh bu", kata Fahri sendu saat kutatap.

" Do'akan ibu ya nak, agar lekas sembuh dan segera pulang. Ibu juga kangen sama Fahri", ucapku seraya tersenyum melihat Fahri di layar ponselku.

"Itu sudah pasti bu, aku selalu berdoa untuk ibu agar lekas sembuh dan cepat pulang kita bisa main pergi naik motor sama ibu", ucap Fahri sendu.

" Iya nak nanti ibu sudah sembuh kita jalan-jalan naik motor ya. Baik-baik kamu di rumah jangan nakal ya dan rajin belajar ya", ucapku mengingatkan.

Akupun menyudahi telepon ke anakku, karena aku ingin ke kamar mandi. Saat aku di kamar mandi,ponselku bergetar diatas nakas yang berada di ruang rawat inap tempat ku dirawat.

Saat aku ingin berbaring suara vibrasi ponselku bergetar kembali. Kulihat nama mas Azzam yang ternyata meneleponku.

"Hallo assalamu'alaikum mas", jawabku pelan.

" Walaikumsalam, kamu habis darimana..... mengapa mengangkat telepon lama.....', tanya mas Azzam.

"Tadi aku sedang di kamar mandi mas, jadi lama angkat teleponnya", ucapku.

" Sarah sekarang kamu di temani oleh siapa malam ini? " tanya mas Azzam.

"Sendirian mas".

" Dua hari kedepan aku baru bisa pulang ke jakarta karena ada sedikit masalah di Bali, do'akan saja agar cepat selesai dan aku bisa pulang lebih cepat ke Jakarta".

"Iya mas aku do'akan agar cepat terselesaikan masalah pekerjaan di sana".

" Ok nanti aku telepon kembali".

"Iya mas tapi jangan marah kalau aku enggak angkat telepon bearti aku sudah tidur".

" Hhmmm".

Setelah Azzam menelepon Sarah, sekarang Azzam menelepon Fahri sudah rutinitas apabila Azzam enggak bisa menemui Fahri, ia akan menelepon untuk memastikan Fahri baik-baik saja.

Saat aku sedang menonton televisi, terdengar suara ketukan pintu dan yang masuk ternyata perawat yang dinas malam yang sudah pergantian shift. Aku dicek suhu bada dan tensiku serta cairan infus, kemudian mereka pun berlalu keluar kamar.

...****************...

Pagi sekali aku terbangun dari tidurku dan melihat ke arah jam dinding di ruang rawat inap pukul 04.30 pagi. Aku beranjak ke kamar mandi untuk sikat gigi dan berwudhu setelahnya melaksanakan sholat subuh sambil duduk di ranjang ku karena aku berdiri terlalu lama masih terasa pusing.

Selesai sholat aku mengaji sebentar dan setelah itu menonton televisi acara kajian disalah satu stasiun televisi untuk menambah wawasan ilmu agama.

Drrrt drrrt drrrt

"Hallo assalamu'alaikum mas", ucapku seraya menatap wajah mas Azzam yang terlihat tampan di layar ponselku.

" Walaikumsalam, kamu sedang apa? "tanya mas Azzam menatapku tersenyum melihat dari layar ponselnya.

" Lagi lihat acara televisi tentang kajian agama mas.....kamu sendiri lagi apa mas?" tanyaku balik.

"Ini lagi menjawab email yang masuk sambil nelepon kamu, tadi malam aku nelepon kamu enggak jawab pasti sudah tidur nyenyak", ucapnya seraya tersenyum menatapku.

" Mas Azzam sudah dulu ya, ada perawat mau cek infus serta suhu badan juga tensiku", ucapku menyudahi obrolan kami.

"Ok assalamu'alaikum Sarah".

" Walaikumsalam mas".

Perawat mendekatiku untuk mengecek suhu badan juga tensiku serta infusan yang masih tergantung di tiang infus. Selesai semuanya suster perawat beranjak pergi dari ruang rawat inap yang aku tempati.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!