NovelToon NovelToon
Cinta di Badai Musim Semi

Cinta di Badai Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dwi-chan

Amira Nimra, seorang gadis yang mengidap DID atau biasa disebut dengan penyakit kepribadian ganda. Begitu banyak liku-liku yang ia jalani, di jauhi oleh orang-orang karena di anggap aneh, lalu musuh kakak-nya yang terus mengincar dirinya.

Namun, seseorang datang kepadanya. Memberikan uluran tangan untuknya, memberikan semangat, dan mengisi rasa kesepiannya setiap saat.

"Jangan bodoh, mati tidak akan menyelesaikan semuanya!" ~

***

"Amira, kau bisa mengandalkan aku kapan pun kau mau."


Don't Copy My Story
Warning Typo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nina?

"Aku akan mengirimkanmu uang karena sudah membantu Amira."

Eh?

Andra sontak merasa panik, "Ti-tidak perlu! Amira adalah temanku, a-aku senang karena bisa membantunya."

Rio menatap Setia dan Andra bergantian, pemuda itu menundukkan kepalanya hormat membuat Gerald beserta anak buahnya terkejut bukan main.

"Terima kasih," ucap Rio dengan tulus. Setia dan Andra gelagapan dibuatnya, "Ka-kau tidak perlu melakukannya.."

Rio tersenyum, "Kalau begitu, sampai jumpa di lain waktu."

Setelah mengatakan hal itu, Rio pun memasuki ruang rawat Amira meninggalkan keduanya yang melongo tidak percaya. Andra berdehem keras sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Jadi, dia itu kakaknya.. Kupikir pacarnya," ujar Andra mencoba menggoda Setia. Setia menyikut perut pemuda itu, "Memangnya kenapa? Jangan coba-coba untuk menyebarkannya."

Andra mengernyit kebingungan, "Bukankah itu bagus? Jika mereka tahu siapa Amira yang sebenarnya, mereka tidak akan menganggunya lagi."

Setia menghela napas lelah, "Jangan tanya alasannya kenapa, aku juga tidak tahu. Sebaiknya kau pulang, ibumu menunggumu, kan?"

"Ah ya! Aku hampir lupa.. Sampai jumpa Setia, semoga kau bisa menarik hati calon iparmu," ejek Andra, pemuda itu menghindar saat Setia hendak memukulnya.

Setia mendengus kesal, pemuda itu berjalan dan memasuki ruangan tempat Amira dirawat. Dapat ia lihat Rio yang tengah duduk di samping ranjang gadis itu sembari memegangi tangannya. Tatapannya menjadi sendu kala melihat Amira yang masih menutup matanya di sana.

"Aku selalu berusaha membuatnya bahagia. Selalu berusaha agar dirinya tidak merasa kesepian, tapi aku gagal lagi," lirih Rio sembari menciumi tangan adiknya, air matanya menetes.

"Saat kecelakaan itu terjadi... Amira begitu kehilangan. Hal itu membuatnya menjadi kosong selama beberapa tahun, dan akhirnya ia menciptakan kepribadiannya yang lain," Setia perlahan mendekati keduanya, ia berdiri di samping Rio.

"Dia gadis yang kuat, aku tahu itu," ucap Setia sembari menatap wajah pucat Amira.

...****************...

Amira menatap sekelilingnya dalam diam, gadis itu telah sadar 1 jam yang lalu. Ia berusaha menyandarkan tubuhnya, beberapa kali ia meringis kala merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya.

Kriet..

"Amira? Syukurlah kau sudah bangun," ucap seseorang yang baru saja datang. Amira mendongak, "Kakak?"

Rio memeluk gadis itu perlahan. Amira membalas pelukan kakaknya, dan berkata dengan lirih,"Maaf."

"Kakak tahu, kau memang selalu ceroboh. Dasar adik bodoh.. " ejek Rio dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Amira sontak terisak, gadis itu kian mengeratkan pelukannya. Ia mulai mengeraskan tangisannya, mencurahkan semua isi hati yang selama ini ia pendam.

Rio meneteskan air matanya, turut merasakan penderitaan sang adik.

"Maafkan kakak Amira... Maaf, kakak benar-benar tidak ingin kehilanganmu, kau satu-satunya yang kakak miliki," tangis Rio pilu, pemuda itu menghapus air mata Amira yang terus berjatuhan.

Lelah

Keduanya lelah menjalani takdir yang mereka jalani, mereka mencoba untuk tetap bertahan, mencoba saling menopang satu sama lain. Semuanya tidaklah mudah untuk dijalani, liku-liku kehidupan yang begitu sulit untuk dilewati, nyaris membuat mereka tidak bisa bertahan.

Rio mengelus surai Amira perlahan, kini yang ia harapkan bahwa tangisan ini adalah tangisan untuk yang terakhir kalinya. Bila perlu, tangisan itu selanjutnya adalah tangisan kebahagiaan. Hanya itu yang ia harapkan.

~Beberapa Waktu Kemudian~

"Dia baik-baik saja?"

"Hmm, dia baik."

"Syukurlah."

"Kami boleh mengunjunginya?"

"Tentu."

"Terimakasih."

Sayup-sayup Amira mendengar beberapa orang yang tengah berbincang di luar ruangannya. Hingga tidak lama dari itu, pintu terbuka menampilkan Setia dan teman-temannya yang lain.

"Hai Amira," sapa Nina kepada Amira dengan ramah. Amira balas tersenyum, "Hai."

"Maaf karena kami mengunjungimu," ucap Mika dengan nada tidak enak.

"Tidak, aku senang karena kalian repot-repot ingin mengunjungiku," sahut Amira cepat, gadis itu mempersilahkan teman-temannya duduk.

Setia yang sedari tadi diam membuka suara, "Masih terasa sakit?"

"Ah.. Ya, sedikit," jawab Amira dengan ragu.

Gita-gadis itu menatap Setia yang tengah berbincang pada Amira dengan akrab. Gadis itu menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat momen itu lebih jauh. Nina yang menyadari perubahan sahabatnya, gadis itu mengenggam tangan Gita.

"Setia," panggil Nina tiba-tiba. Setia yang tengah mengupasi apel pun menoleh, "Nina? Ada apa?"

Nina mengenggam tangan Gita erat, "Tidak, bukan apa-apa."

"Amira, maaf.. Kami berdua harus pergi dulu, ada sesuatu yang ingin kami kerjakan," pamit Nina sembari menggandeng tangan Gita, sedangkan gadis itu masih terdiam enggan menatap teman-temannya.

"Hei.. Kenapa kalian meninggalkan kami?" Andra nampak tidak terima. Nina menghela napas panjang, "Maaf, ini sangat mendadak."

Setelah mengatakan hal itu, kedua gadis itu pergi meninggalkan ruangan Amira. Amira sedikit menyadari kejanggalan yang ada, gadis itu lalu menatap Setia yang tengah mengusap apelnya.

"Sepertinya ada yang harus kau bicarakan dengan mereka," ujar Amira tiba-tiba membuat semua orang yang ada di sana menoleh.

"Apa maksudmu Amira?" tanya Mika dengan nada penasaran, pasalnya ia belum menyadari apa-apa.

"Entah kenapa aku merasa ini salahku."

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Ryan.

Amira menundukkan kepalanya, ia memainkan jari-jarinya, "Aku tidak tahu."

"Jangan kau pikirkan, mungkin mereka berdua memiliki urusan mendesak," lerai Setia dengan bijak. Amira menghembuskan nafas panjang, "Semoga saja."

Sementara itu...

"Gita.. Tunggu!"

Nina mencoba memanggil sahabatnya itu, namun sepertinya tidak berhasil.

"Gita!" tegas Nina membuat Gita tersentak. Gita perlahan membalikkan tubuhnya, ia menatap ke arah Nina.

"A-ada apa?" tanya Gita dengan terbata-bata. Nina mendengus kesal, "Mereka tidak memiliki hubungan seperti yang kau pikirkan! Kau tahu kan kalau Kak Rio adalah kekasih Amira?"

"Aku tidak perduli, bahkan jika Setia menyukai Amira, aku tidak akan perduli," bentak Gita dengan keras. Nina terkekeh, "Benarkah?"

Nina mendekati Gita dengan santai, "Kau tahu, ada peraturan di dunia ini, seperti.. Kau harus mengorbankan sesuatu untuk mencapai sesuatu."

Gita menatap Nina dengan pandangan tidak mengerti, "Apa maksudmu?"

"Kau akan menyerah begitu saja?" tanya Nina dengan bersedekap dada.

"Setia.. Dia terlihat menyukai Amira," bisik Gita pelan, gadis itu nampak pasrah.

"Lalu? Bukankah mereka tidak memiliki hubungan? Benar? Kau bisa mengejarnya Gita, jangan bodoh," jelas Nina dengan nada terkekeh, dan itu membuat Gita sedikit tidak nyaman.

"Nina.. Ini tidak seperti dirimu," ujar Gita saat melihat sikap sahabatnya yang berubah.

Nina menghilangkan senyumannya, gadis itu tertegun sembari menatap Gita yang tengah menatapnya dengan kebingungan.

"Maaf, sepertinya aku terbawa suasana," kata Nina dengan nada biasa. Gita mengernyit heran, "Kau baik-baik saja?"

"Yah, aku baik. Hanya saja aku sedikit tidak suka saat melihatmu bersedih, itu mengangguku," jawab Nina dengan nada lemah lembutnya. Gita tersenyum mendengar penuturan gadis itu, ia melangkah mendekat dan memeluk seseorang yang sudah ia anggap sahabatnya itu.

"Terima kasih, aku baik-baik saja."

Bersambung..

1
Yoo Stefanno
kurang
Dwi-chan: makasih kak masukannya/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!