Kemuliaan Surgawi

Istana Langit.

Kejayaan, kemuliaan serta keagungan dimiliki oleh Istana Langit sang penguasa daratan tengah dimana seluruh benua tertinggi secara tak langsung berada di bawah kendalinya. Wilayah tengah tak memiliki kerajaan ataupun penguasa wilayah secara administratif, hanya Istana Langit sebagai penguasa mutlak.

"Yang Mulia,"ucap Liao He. Penasihat setia Kaisar.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan,"balas Kaisar Surgawi Jin Hong.

"Hamba berpikir hal tak mengenakan terkait pertandingan akbar tiga kekuatan utama,"ucap Liao He menjelaskan kegelisahannya.

"Aku melihat bintang cerah di angkasa bersinar terang yang berada di tengah-tengah mata langit. Sesuatu besar akan terjadi dan aku yakin akan terlihat dari pertandingan akbar tiga kekuatan tahun ini. Manuskrip tulang kuno harus diterjemahkan secepatnya demi memperoleh petunjuk gulungan keabadian itu,"balas Kaisar Surgawi.

"Hamba mengerti keputusan Yang Mulia,"ucap Liao He.

Kaisar Surgawi tiba-tiba tersenyum dan beranjak berdiri turun dari singgasananya berjalan keluar dari aula yang diikuti oleh Liao He. Pekikan burung terdengar menggema di langit layaknya seekor phoenix yang keluar dari sarangnya. Kereta emas muncul di kota Roh Langit yang ditarik oleh elang putih membawa panji khas menuju pulau apung Istana Langit. Kaisar Surgawi tersenyum menyambut kedatangan Tian Shuo sebagai ketua Aula Kemuliaan.

"Selamat datang, aku menunggu kedatangan mu,"ucapnya tersenyum cerah.

Tian Shuo menganggukkan kepalanya membalas sambutan Kaisar Surgawi. Setitik cahaya bersinar terang di langit menembus cakrawala disertai suara rapalan mantra menyejukkan alam membuat keduanya tahu siapa yang datang. Dia adalah Guru Agung Kuil Abadi Dong Qingsheng yang datang mengendarai teratai emas dengan posisi tangan abhaya yang menunjukkan keberanian dan perlindungan.

"Salam,"ucapnya lembut turun dari teratai emas.

"Mari masuk semuanya,"balas Kaisar Surgawi mempersilahkan keduanya masuk ke dalam istana.

Keduanya memasuki istana dan duduk di tempatnya masing-masing. Kaisar Surgawi kembali duduk di singgasananya dimana Liao He berdiri disampingnya.

"Terimakasih atas kehadiran kalian semua. Aku Jin Hong dengan tulus menyambut kedatangan kalian semua"

"Tak perlu sungkan, bagaimana bila pembahasan langsung pada intinya,"ucap Tian Shuo.

"Apa yang dilakukan saudara Tian Shuo benar adanya. Apakah Anda berkenan mengabulkannya?"tanya Dong Qingsheng.

"Tentu,"balas Kaisar Surgawi melambaikan tangannya mengeluarkan manuskrip tulang kuno yang bersinar emas dikelilingi segel aksara kuno disetiap sisinya. Pancaran cahaya kemuliaan serta keagungan begitu terasa oleh siapapun.

"Siapapun pemenangnya bisa mempelajarinya selama 7 hari. Namun peraturannya adalah pertandingan kali ini merupakan pertandingan hidup dan mati. Istana Langit akan mengirimkan kompensasi bagi setiap peserta yang tewas,"

"Anda terlalu berlebihan. Bagaimana mungkin generasi muda tewas sia-sia dalam pertandingan ini yang dimana hadiahnya belum tentu mereka pahami,"balas Tian Shuo menentang keras.

"Saudara Tian Shuo benar. Anda berlebihan dalam membuat aturan,"ucap Dong Qingsheng.

"Saudara sekalian tenang saja. Aku akan memberikan pemahanku yang selama ini di dapatkan dalam mengurai manuskrip tulang kuno,"balas Kaisar Surgawi mengembunkan energi spiritualnya menembakkan ke arah manuskrip tulang kuno membangkitkan sesuatu dimana untaian aksara kuno melayang di udara yang terdiri dari beberapa bait rumit.

"Istana Langit akan memberikan kompensasi ini sebagai permintaan maaf"

Dong Qingsheng menoleh bersamaan dengan Tian Shuo yang membuat keduanya berkontak mata sesaat.

"Baik! Aku setuju,"ucap Tian Shuo diangguki oleh Dong Qingsheng.

"Namun dengan syarat murid Istana Langit lah yang membunuh peserta lainnya,"balas Kaisar Surgawi.

Kedua orang yang mendengarnya seketika hampir meludah darah begitu mendengar persyaratan Kaisar Surgawi. Dong Qingsheng memegang tasbihnya erat begitu mendengarnya begitupun dengan Tian Shuo yang mengepalkan tangannya erat menahan kemarahannya.

"Tak masalah,"balas Tian Shuo beranjak berdiri dan pergi ke luar dari Aula diikuti oleh Dong Qingsheng. Kaisar Surgawi tersenyum mempersilahkan keduanya pergi. Liao He menghadap setelahnya.

"Yang Mulia, mereka tampak tak suka dengan keputusan Yang Mulia buat,"ucapnya mengungkapkan pendapatnya.

"Tak masalah. Biarkan mereka menyumpahiku sesukanya,"balas Kaisar Surgawi.

Tian Shuo berdiri di pinggiran pulau apung melihat kota Roh Langit dari atas dimana para penduduk beraktivitas seperti biasa. Pandangannya tertuju pada salah titik dimana penginapan harum wangi berada. Dirinya menghilang di udara begitu saja.

Bai Feng yang hendak memejamkan matanya terkejut begitu mendengar suara Ketua Aula di dalam benaknya untuk menyuruhnya berkumpul di ruang tunggu. Semuanya membuka pintu bersamaan saling pandang dan melihat Ketua Aula duduk meminum teh dengan tenang tak jauh dari mereka berada.

"Salam Guru,"ucap meraka serempak.

Tian Shuo menaikkan salah satu alisnya melihat Bai Feng yang memanggilnya guru.

"Aku tak pernah mengangkat mu sebagai muridku. Kau hanya peserta cadangan dalam pertandingan,"balasnya dingin.

Bai Feng tersenyum kecut mendengarnya. Qi Cao segera mengalihkan perhatiannya agar suasana canggung tak berlangsung lama.

"Guru, apakah ada yang ingin disampaikan?"

"Selain tiga murid yang terpilih sebagai peserta wajib, aku memberitahukan kepada kalian bahwa pertandingan kali ini merupakan pertandingan hidup dan mati. Siapapun salah satu diantara kalian yang terbunuh oleh murid-murid Istana Langit maka pemahaman Kaisar Surgawi mengenai manuskrip tulang kuno akan diberikan sebagai kompensasi. Terdengar kejam namun dapat menyeimbangkan kekuatan. Pemenang dari pertandingan dapat memahami manuskrip tulang kuno secara mandiri selama 7 hari. Kesempatan yang sangat luar biasa bilamana mampu memahaminya,"jawab Tian Shuo.

Semuanya terdiam mendengar penambahan persyaratan yang mengerikan. Qi Cao menghela nafas panjang setelahnya.

"Murid akan berjuang hingga titik dimana nyawa berada di ujung tanduk,"ucapnya tegas.

"Bagus! Esok medan perang kuno dibuka dimana seluruh penonton akan melihat kalian dari layar alun-alun kota Roh Langit dan para pemimpin melihatnya dari cermin bening Istana Langit,"balas Tian Shuo.

"Mengerti,"ucap mereka serempak.

Tian Shuo menghilang dari tempat setelahnya. Qi Cao menghela nafas panjang menatap rekan-rekannya termasuk Bai Feng.

"Aku tak berdaya, mungkin takdir mengasihimu"

"Tak masalah, aku mengikuti sesuai arahan,"balas Bai Feng.

Qi Cao menganggukkan kepalanya dan kembali ke kamarnya melakukan persiapan begitupun lainnya. Bai Feng mendengus setelah kepergian mereka.

"Apakah kau bersimpati kepada mereka?"tanya Xiong Jiangguo.

"Hubungan sesaat yang mendalam memiliki arti rumit. Aku melihat keabuan di masa depan seperti berbagai macam kekuatan bercampur menjadi satu,"jawab Bai Feng.

"Kau akan mengerti setelah kejadian terjadi dan sikap yang harus kau ambil akan menentukan bagaimana masa depan tertata kembali,"balas Xiong Jiangguo.

"Apa maksud dari masa depan yang tertata ulang kembali?"ucap Bai Feng merasakan kejanggalan.

"Kau akan tahu tak lama lagi,"balas Xiong Jiangguo.