Transmigrasi Carra

"Akh! akhirnya selesai juga!" Teriak Terra. "Gila! otak gue panas banget anjir!" Sungguh pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat tak Terra sukai sama sekali!. Selain menguras otak sampai habis-habisan, soal matematika juga membutuhkan waktu yang sangat lama hanya untuk mencari jawabannya saja.

Setelah menyelesaikan ulangan matematika yang membuat otak mengebul, akhirnya selesai juga. Sebagian muirid 10 IPA 1 sudah panas otaknya sedari ulangan matematika dimulai, bahkan hanya melirik soalnya saja sudah membuat otak tak berfungsi mendadak, bahkan perut pun rasanya mual hanya melirik soal matematika yang memusingkan itu. Sungguh mata pelajaran matematika sangat menyiksa kaum otak setengah seperti kelas 10 IPA 1 ini. Yah walaupun hanya beberapa saja yang tidak menyukai pelajaran matematika, karena kelas 10 IPA 1 ini sebagian muridnya di dominasi dengan murid pintar, jadi tak semuanya mengeluh, hanya beberapa saja.

"Bangun Ter, ganti!" Terra yang mendengar itu dengan malas berdiri dari kursinya. Setelah ini pelajaran olahraga, jadi semua murid kelas 10 IPA 1 harus berganti pakaian dengan kaos olahraga.

Olahraga kali ini di barengkan dengan kelas 11 IPS 1. Yap benar! kelasnya Calvino dan juga empat siswi populer DHS, siapa lagi kalau bukan Verana dkk.

"Eh Car, lo tau gak?" Carra melirik Terra di sebelahnya. "Gak!"

"Ck! dengerin dulu anjir!" Carra melirik malas Terra.

"Yaudah buru cerita apaan?" Terra maju kedepan menghadang langkah Carra yang membuat mereka berdua harus berhenti di tengah koridor kelas, saat ini mereka berdua sedang berjalan ke lapangan setelah tadi habis dari kamar mandi untuk berganti pakaian olahraga.

"Tau gak! kelas kita olahraga nya di barengin sama kelas 11 IPS 1 dong!" Carra yang mendengar itu tidak kaget, karena tadi sebelum berangkat ke sekolah di meja makan, Carra melihat Calvino yang memasukan kaos olahraga kedalam tasnya. Saat Carra bertanya jam keberapa olahraga kelas Calvino, Calvino menjawabnya jam ke tiga yang artinya bersamaan dengan jam olahraganya kelas 10 IPA 1, kelasnya Carra.

Terra yang melihat tak ada reaksi kaget dari raut wajah Carra menatap Carra bingung. "Kok lo gak kaget sih Car?"

"Gak"

"Ko gitu?!"

Carra melirik Terra malas. "Lo lupa? kak Vino kan kelas 11 IPS 1, ya jelas gue tau!"

"Lah iya juga ya, bodoh banget gue" Terra menepuk keningnya.

"Lah baru tau kalo lo bodoh Ter?"

Terra mendelik mendengar ucapan Carra. "Anjir, kurang ajar lo Car!" Carra tertawa.

"Udah ah, ayo ke lapangan!"

Terra mengangguk. "Iya ayo" Mereka berdua lalu segera pergi ke lapangan.

Di lapangan terlihat sebagian murid kelas 10 IPA 1 dan juga kelas 11 IPS 1 sudah kumpul di lapangan. kelas mereka disatukan karena guru olahraga kelas 11 tidak berangkat yang mengakibatkan dua kelas itu di gabung menjadi satu.

Para siswi kelas 10 sangat senang olahraga mereka dibarengkan dengan kelas 11 IPS 1, kelasnya Calvino, kakak kelas baru mereka. Semua siswi kelas 10 IPA 1 sangat terpesona dengan ketampanan yang dimiliki oleh Calvino kakak kelas mereka, walaupun di kelas mereka juga ada Arka dkk yang tak kalah tampan dengan Calvino, namun kalian tau sendiri bukan, jika sudah sekelas kita akan mereasa biasa-biasa saja jika melihat wajah tampan teman sekelas kita, sedangkan jika melihat wajah tampan cowok kelas lain kita seakan baru melihat cowok paling tampan yang pernah kita lihat.

Carra yang baru saja tiba langsung menjadi pusat perhatian oleh para cowok, apalagi para cowok kelas 11 yang hanya pernah melihat Carra diam-diam yang tidak sedekat saat ini, membuat mereka semua langsung terpesona melihat kecantikan Carra dari dekat. Geng Verana yang melihat Carra menjadi pusat perhatian para cowok-cowok mencibir, dan mengumpati Carra yang telah merebut perhatian semua orang.

Sedangkan itu Calvino yang sedari awal memperhatikan Carra, wajahnya sudah tak enak sekali di pandang, dia marah melihat banyak cowok yang dengan terang-trangan memuji dan melihat gadisnya itu, sungguh sangat menjengkelkan! ingin sekali Calvino mengurung Carra hanya untuk dirinya sendiri!.

Carra dan Terra berjalan kearah gerombolan kelasnya, tak lama guru olahraga kelas 10 datang dan langsung mengintrupsi para muridnya untuk baris dengan benar.

"Ayo! ayo! baris semua!" Semua siswa/siswi kelas 10 dan 11 yang mendengar intrupsi guru olahraga mereka segera merapat, ketua kelas dari masing-masing kelas juga membantu untuk mengatur teman sekelasnya agar berbaris dengan teratur.

Kedua kelas baris dengan berdampingan namun ada jarak yang memisahkan kelas keduanya di tengah-tengah.

Carra dan Terra berbaris di belakang, tepat di depan gerombolannya Arka dkk, Arka berdiri tepat di belakang Carra, sesekali dia akan menutupi tubuh Carra agar tidak terkena sinar metahari. Sedangkan Calvino juga berbaris di belakang sejajar dengan barisan Arka, jadi dia bisa melihat apa yang dilakukan oleh Arka kepada Carra-gadisnya. Calvino mengepalkan tangannya kuat melihat itu, matanya menatap tajam Arka, sedangkan Arka yang merasa dirinya ditatap melihat kesamping dimana kakak kelasnya berbaris. Dia melihat Calvino yang menatapnya dengan tajam menaikan sebelah alisnya lalu menyeringai seakan bicara "Hanya gue yang bisa di samping Carra" yah kira-kira seperti itu yang ingin di ucapkan Arka.

"Hari ini, bapak bebaskan kalian, terserah kalian ingin olahraga apa, yang penting sebelum bel istirahat berbunyi kalian tidak boleh istirahat! harus menunggu bel baru kalian boleh istirahat, mengerti?!!" Semua murid yang mendengar itu bersorak senang karena tidak perlu capek-capek olahraga yang membuat badan berkeringat itu.

"Mengerti pak!" Jawab semua murid.

"Oke, kalau begitu bapak tinggal dulu ya!"

"Iya Pak!" Jawab semua murid.

Sebagian murid laki-laki memilih untuk bermain bola, dan sebagiannya lagi memilih untuk ngadem di bawah pohon. Sedangkan murid cewek ada yang kumpul untuk bergosip ada juga yang hanya duduk-duduk santai, seperti Carra dan juga Terra yang memilih untuk duduk santai di bawah pohon. Pohon di sekolah DHS ini lumayan ada beberapa dan pohonnya juga sedikit besar, jadi sangat pas untuk di jadikan tempat berteduh.

"Ini gimana sih! percuma dong di gabung kalau ujung-ujungnya gak olahraga sama sekali!" Terra mendengus.

"Udah sih, nikmatin aja Ter, ngeluh mulu perasaan!" Saat ini mereka berdua sudah duduk santai di bawah pohon.

"Ck! gue kan mau ngerasain adegan yang ada di novel-novel gitu Car" Carra menoleh bingung kearah Terra.

"Yang ada di novel-novel gimana?" Padahal dia memang ada di dunia novel. Batin Carra.

Terra menoleh ke Carra. "Ya olahraga yang bersangkutan dengan bola, terus ceritanya ada bola tuh yang kena kepala gue, lalu di selamatin deh sama cowo tampan" Ucap Terra sambil membayangkan.

"Halah nanti kena beneran nangis" Cibir Carra. Carra melihat ke sepatunya yang talinya lepas memilih untuk menundukan kepalanya dan menalinya lagi.

"Mana ada gue nangis!"

Duak!!

"ADUH! BAJING*N! PALA GUE BENJOL ANJ! SIAPA YANG NGELEMPAR BOLA KE SINI?!!"

Carra yang melihat tiba-tiba saja ada bola yang terlempar mengenai kepala Terra langsung tertawa ngakak.

"BUWHAHAHA! Terr.. lo-lo hahah.. lo haha.. gapapa?" Carra menunjuk Terra namun tangan satunya memegang perutnya yang tak berhenti untuk tertawa. Karena posisi Carra yang tadi menunduk alhasil bola yang seharusnya mengenai Carra jadi terlempar mengenai Terra.

"Kurang ajar lo Car, malah tertawa! pala gue benjol ini huaaa!"

"Ahahaha!" Carra yang melihat Terra nangis malah makin kencang lagi tertawanya, Terra ini lucu sekali, tadi katanya gak bakal nangis kalau terkena bola, lah ini nyatanya apa, malah nangis!.

"Haha.. sory sory Ter! udah jangan nangis, makanya kalau berucap tuh yang bener, jadi langsung dikabulin kan, hahah"

"Jahat lo Carr, gue ngambek bodo amat!"

"Haha iya iya sory Terr, udah jangan ngambek!" Terra mendengus. Tak lama ada seorang siswa yang menghampiri mereka.

"Permisi, boleh gue minta bolanya?" Terra yang melihat di depannya ada siswa yang meminta bolanya langsung menyemburkan segala nama hewan kebun binatang.

"Anj! bab* lo! jadi lo yang udah ngelempar bola ke sini! hah!"

Cowok itu yang tiba-tiba saja terkena amukan Terra, menelan ludah kasar, buset nih cewek kalau marah seram juga.

"Sory sory gue gak sengaja"

"Sory sory pala bapak kau, benjol nih pala gue!"

"Gue yatim" Terra yang mendengar itu langsung terdiam. Buset gue nganiaya anak yatim dong ini. Batin Terra tersenyum kikuk.

"O-oh gitu sory dah"

"Tapi bohong haha" Tawa siswa itu.

"Buwhahah" Carra yang mendengar itu tertawa ngakak, bisa-bisanya Terra dikibulin sama tuh cowok haha.

"Dasar anak dakj*l! anj! bab*! bangs*t lo!" Cowok itu langsung merebut bola yang ada di tangan Terra lalu langsung berlari dari hadapan Terra. Sedangkan Terra masih mengumpati siswi itu. kalau Carra? jangan ditanya dah dia masih asik tertawa melihat Terra dikibulin cowok tadi.

"Tertawa terus Car! gapapa sumapah! gapapa!"

"Oke oke gue diam" Ucapan Carra tak sama dengan tindakannya, buktinya Carra masih tertawa diam-diam di balik bekapan tangan di mulutnya sendiri.

Terra mendelik kesal kearah Carra. "Memang teman gak ada akhlak lo ya Car" Carra yang mendengar itu mencoba mengentikan tawanya, walaupun masih ada sisa-sisa tawa sedikit.

Tiba-tiba saja ada empat siswi yang menghampiri Carra dan juga Terra, empat siswi itu siapa lagi kalau bukan gengnya Verana dkk.