Kemuliaan Surgawi

Kemuliaan Surgawi

Menemukan Harta

Benua Tertinggi yang berada di alam Surga memiliki tiga kekuatan dimana utara terdapat Kuil Abadi, di tengah Istana Langit dan di selatan Aula Kemuliaan. Mereka sama kuatnya mendominasi bersama-sama di benua tertinggi. Ratusan tahun ke belakang, Istana Langit memimpin menjadi yang terkuat membuat Kuil Abadi dan Aula Kemuliaan merasakan ancaman. Perjanjian Embun Surga yang berlangsung berjuta-juta tahun terancam akibat ketidakseimbangan yang terjadi. Kaisar Surgawi mulai mencari jejak peninggalan ilmu leluhur Kaisar Pendiri yakni sebuah teknik yang mampu membawa seseorang ke jalan keabadian sesungguhnya.

Bai Feng, murid biasa dari Aula Kemuliaan secara tak sengaja menemukan warisan leluhur Kaisar Pendiri ketika berada dalam misi di gunung logam membuatnya merubah tekad beladiri yang dimilikinya.

Daerah inti hutan spiritual gunung logam.

Hewan buas berkeliaran dengan beringas nya mencari sumber kehidupan dari para murid Aula Kemuliaan. Semuanya memiliki elemen logam yang terpengaruh oleh lingkungan. Salah satunya adalah macan perak yang tengah dihadapi Bai Feng.

Cakar tajam menghancurkan kayu meretakkan bebatuan. Macan perak dengan ganasnya menyerang mencoba membunuh Bai Feng beberapa kali.

"Sial! Armor nya terlalu keras. Lingkungan hutan spiritual dari gunung logam benar-benar menguntungkannya, " ucap Bai Feng kesal.

Pedang ditangannya patah menyisakan setengahnya. Pakaiannya compang-camping tak berdaya melawan macan perak yang merupakan salah satu dari ras penghuni gunung logam. Seluruh tim nya tewas menyisakan dirinya sendiri. Aula Kemuliaan benar-benar kejam dalam mendidik muridnya mengingat ancaman dimasa depan yang kian terasa.

Crasshhh....!!

Cakaran tajam macan perak merobek kulit Bai Feng menyisakan bekas penuh darah. Dirinya terengah-engah mengusap darah yang berada di sudut bibirnya. Pertarungan yang hanya bisa dimenangkan oleh satu pihak untuk mempertahankan nyawa.

"Hari ini meskipun tetesan darah terakhir, aku harus tetap membawamu mati! Biarkan namaku di kenal dalam jajaran murid-murid kebanggaan Aula Kemulian, " ucapnya melesat maju mengayunkan kembali pedangnya dan pertarungan kembali di mulai.

Pedang patah berusaha menghancurkan armor yang terlihat retakannya. Dengan mengumpulkan energi langit dan bumi di ujung pedangnya, Bai Feng mengayunkan dengan sekuat tenaga menciptakan bilah angin tajam meledakkan tepat pada titik retakan dimana armor harimau perak hancur.

Dirinya terpental jauh menabrak pepohonan ketika cakaran tajam mengenai kembali tubuhnya.

Brukkk!!!

Tubuhnya tak lagi kuat menahan luka yang diterimanya. Macan perak mendengus berjalan mendekatinya. Ledakan kuat membuatnya terjaga kembali dimana dirinya terkejut ketika melihat macan perak tewas.

"Siapa?!" ucapnya keras.

Tak ada balasan dari teriakannya. Hembusan angin menyapu seluruh hutan dimana fenomena aneh terjadi di gunung logam. Langit bergemuruh begitupun bumi bergetar. Bai Feng merasakan ancaman besar mengintai dirinya. Dia mengeluarkan jimat komunikasi berusaha mengaktifkannya namun berkali-kali dicoba tetaplah gagal. Seluruh wilayah gunung logam tersegel dari luar. Kedua tangannya membuat segel mencoba melihat melalui simbol khas murid Aula Kemuliaan mencari keberadaan murid-murid lainnya.

"Apa! Mereka semuanya tewas! "

Seluruh murid Aula Kemuliaan tewas menyisakan Bai Feng yang menjadi satu-satunya orang di gunung logam. Suara-suara hewan buas terdengar dari berbagai penjuru seakan tengah memuja dan menunggu kehadiran sesuatu. Letusan gunung logam menyemburkan lava panas dan material logam abadi yang tak akan meleleh hanya dengan api biasa. Huru hara terjadi banyak hewan lari tunggang langgang. Para pemimpin dari setiap ras penghuni gunung naik ke tempat-tempat tinggi meneriakkan suara kebesarannya.

Bai Feng yang penasaran mengabaikan lukanya melesat menaiki gunung meskipun lemparan material logam abadi dari kawah gunung begitu mengerikan. Samar-samar terlihat bayangan dari kobaran api membara disertai raungan mengglegar mengguncang langit dan bumi. Bai Feng menyelimuti tubuhnya menelusuri kawah mengamati dengan seksama apa yang tengah terjadi.

"Dalam catatan kuno, fenomena langka dimana langit dan bumi berguncang adalah pertanda lahirnya sesuatu yang besar termasuk pusaka dewa sejati. Apakah aku termasuk orang yang beruntung? " gumamnya menghindari semburan laba berturut-turut.

Altar kuno muncul dari panasnya lahar gunung menarik perhatian Bai Feng. Dia mencoba melihat lebih dekat altar tersebut. Ledakan aura suci menghempaskan tubuhnya memancarkan penindasan kuat. Sinar emas melesat menembus langit memecah awan hitam menghilangkan gemuruh petir yang digantikan dengan bulan purnama. Sesuatu muncul dari altar kuno dimana seorang pria mengenakan jubah sembilan naga berwarna emas serta mahkota mengkilau memegang stempel giok sembilan naga. Aura kemuliaan menguar begitu kuat mendominasi.

"Bocah, mendekatlah. Aku ingin memberimu sesuatu"

Bai Feng meneguk ludahnya kasar mengikuti perintah untuk mendekati altar.

"Aku Leluhur Kaisar Pendiri penguasa benua tertinggi memberikanmu gulungan kemaharajaan surgawi yang dimana ketika kau mempraktikkan teknik sembilan naga langit, kau akan menapaki jalan keabadian sesungguhnya. Pusaka tiga fraksi berhubungan dengan stempel giok sembilan naga milikku, ketika kau memilikinya maka kau akan menemukan sesuatu"

"Mengapa harus aku? Dan siapa nama Anda? " tanya Bai Feng.

"Kau yang terpilih, kita akan bertemu kembali ketika kau menjadi yang terkuat sama seperti dahulu. Surga Asal tempat dimana aku menunggumu di sana. Aku Huang Shen akan melihat namamu kembali dikenal, " jawabnya mengeluarkan gulungan emas dan stempel giok sembilan naga kepada Bai Feng.

Bai Feng duduk bermeditasi menerima pencerahan dari gulungan kemaharajaan Kaisar Huang Shen. Waktu berlalu begitu cepat ketika tubuhnya menyesuaikan diri dengan apa yang diterimanya.

"Stempel giok sembilan naga ini hanyalah cangkang kosong namun senjata dari dewa sajati tetaplah kuat. Sepertinya pusaka tiga fraksi adalah pecahan dari pusaka ini, " gumam Bai Feng melihat gambar stempel giok naga yang berada dalam gulungan kemaharajaan. Terdapat tiga stempel dengan simbol masing-masing.

Teknik sembilan naga langit mengkonsumsi energi langit dan bumi mengkultivasikannya secara detail hingga seseorang layak untuk menapaki jalan keabadian sesungguhnya.

Dentuman terdengar beberapa kali membuat Bai Feng ke luar dari dalam gunung. Dia melihat tetua Ji Han datang bersama dengan murid-murid lainnya mencoba menghancurkan formasi penghalang.

"Sepertinya nasib ku terlalu buruk untuk bertemu dengan tetua Ji Han, " gumamnya menghela nafas panjang.

Tetua Ji Han, salah satu dari tiga tetua pelindung Aula Kemuliaan yang mempraktikkan teknik tubuh logam.

"Hancurkan! " ucapnya meninju formasi penghalang yang membuatnya hancur lebur.

Bai Feng datang memberikan salam begitu melihat tetua Ji Han.

"Hanya kau yang selamat? "

"Benar tetua, murid satu-satunya yang selamat dalam insiden letusan gunung logam, " jawab Bai Feng jujur.

"Baiklah. Kita kembali, gunung logam akan meletus kembali, " balas tetua Ji Han.

Bai Feng menganggukkan kepalanya pergi mengikuti tetua Ji Han dan murid lainnya. Mereka sampai di wilayah selatan yang memiliki sumber daya melimpah ruah berasal dari tiga gunung mistis salah satunya adalah gunung logam.

Bai Feng memasuki aula pelindung untuk menjelaskan situasi yang terjadi ketika misi ke gunung logam. Dua tetua pelindung duduk di kursi kebesarannya menatapnya dingin. Tetua Ji Han duduk di kursinya menghela nafas panjang.

"Coba kau jelaskan apa yang terjadi disana, jika tidak maka kau tak akan selamat dari eksekutor Cheng Xun, " ucap tetua Ji Xuan.

"Murid bertarung dengan raja harimau perak hidup dan mati. Letusan gunung logam secara tiba-tiba membuat para raja ras penghuni gunung meraung-raung seakan menyambut sesuatu. Logam abadi berterbangan ke segala arah dan murid bersembunyi di dalam goa sebelum tetua Ji Han datang, " ucap Bai Feng.

"Adik ketiga, gunung logam merupakan tanggungjawab mu. Bagaimana kau akan menghadap Ketua Aula? " tanya tetua Ji Wu.

"Murid-murid tewas dalam insiden letusan gunung logam kurang lebih 100.000 ribu. Aku akan pergi menemui ketua untuk mempertanggungjawabkannya, " jawab tetua Ji Han.

"Baiklah. Kau akan menerima kemarahan Ketua Aula namun itu tergantung dengannya, " balas tetua Ji Wu melihat ke arah Bai Feng.

Tetua Ji Han dan Tetua Ji Xuan mengernyitkan bingung tak mengerti maksud dari kakak pertamanya.

"Kita bertiga menjadi tetua pelindung yang unik mewakili tiga gunung mistis Aula Kemuliaan. Dia berada di gunung logam ketika kekacauan terjadi memungkinkan menemukan rahasia tersembunyi," ucap Tetua Ji Wu menjelaskan maksudnya.

Tetua Ji Han menganggukkan kepalanya dan menatap Bai Feng melambaikan tangan menekannya dalam formasi.

"Jika kau bisa berdiri selama 10 detik maka kau akan aku jamin terbebas dalam sangkut paut masalah ini. Namun bilamana kau tak sanggup jangan harap hidupmu aman"

Bai Feng mengepalkan tangannya marah ketika seluruh tubuhnya dipaksa berlutut. Penekanan tak hanya terasa pada tubuh fisiknya namun jiwanya mengalami goncangan akibat ketidakseimbangan.

"Aku Bai Feng tak mungkin hidup dalam fitnah! Hukum semesta adalah siapa yang terkuat maka dia bertahan, " ucapnya bertekad memaksa tubuhnya melawan dominasi tekanan yang terjadi. Aura brutal merembes keluar dari dalam tubuhnya menguar begitu hebat menciptakan pelindung disekitarnya. Tetua Ji Han menaikkan alisnya melihat aura brutal yang dimiliki oleh Bai Feng.

"Adik ketiga, sepertinya kau menemukan sesuatu yang berharga ditengah musibah, " ucap Tetua Ji Xuan.

"Formasi logam berat merupakan formasi penekanan tubuh dan jiwa. Dia bertahan sejauh ini menandakan fisik dan jiwanya mumpuni. Aura brutal yang dimilikinya berasal dari tekad beladiri seperti ketika Adik ketiga mendapatkan teknik tubuh perak, " balas Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Xuan melihat Bai Feng yang berhasil berdiri tegap mengangkat kepalanya menatap lurus ke depan. Sinar emas melesat menambah beban tekanan formasi.

"Adik kedua, gunakan kekuatanmu untuk membuat formasi segitiga logam. Biarkan aku melihat apakah dia memiliki fisik surgawi, " ucap Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Xuan menganggukkan kepalanya. Dia mengeluarkan kekuatan perunggu miliknya melesat ke dalam formasi logam berat. Garis segitiga terbentuk ditengah formasi mengeluarkan kekuatan penekanan kuat. Bai Feng dipaksa tunduk kembali hingga ia kesusahan mengangkat kepalanya. Seteguk darah ia muntahkan ketika jiwanya terguncang begitu hebat.

"Kakak, Dia akan menjadi gila jika jiwanya terguncang terlalu hebat, " ucap tetua Ji Xuan.

"Tidak akan, aku mengendalikan formasi segitiga logam sesuai kemampuannya, " balas Tetua Ji Wu.

Bai Feng mengerang marah. Kedua tangannya mengepal erat merasakan penindasan yang diterimanya. Aura suci merembes keluar dari dalam tubuhnya meredam kebrutalan niat membunuhnya.

Ledakan...!!!

Formasi hancur dengan Bai Feng berdiri tegap mengusap darah di sudut bibirnya. Tetua Ji Xuan dan Tetua Ji Han berdiri terkejut melihatnya.

"Jika Adik ketika membutuhkan bantuan, aku siap membantumu melindunginya, " balas Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Han menatap kakak pertamanya dengan pandangan tak percaya.

"Kau bisa pergi, " perintah Tetua Ji Wu.

Bai Feng memberikan salam dan pergi meninggalkan aula pelindung.

"Apa maksud kakak pertama? " tanya Tetua Ji Han.

"Dia memiliki tubuh surgawi yang belum aku ketahui apakah termasuk ke dalam 100 peringkat tubuh surgawi benua tertinggi, " jawab Tetua Ji Wu.

"Aku memiliki firasat itu tapi tak menyangka kakak begitu memandang tinggi Dia, " balas Tetua Ji Han.

"Hahahaha. Pergilah menghadap ketua Aula. Aula Pelindung siap menerima segala konsekuensinya. Adik kedua akan memimpin para murid bilamana diperlukan untuk perlawanan, " ucap tetua Ji Wu mengelus-elus janggut putihnya dan tersenyum senang sebelum dirinya menghilang.

Tetua Ji Han menatap tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Jika kakak pertama telah berbicara dan memandang tinggi seseorang maka orang itu benar-benar spesial. Tak masalah bilamana Aula Pelindung dipertaruhkan dalam hal ini. Pergilah dengan tenang menghadap Ketua Aula, " ucap Tetua Ji Xuan menepuk pundak Adiknya sebelum pergi.

Tetua Ji Han menghela nafas panjang dan pergi meninggalkan Aula.

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Bai Feng

2024-04-18

0

Sak. Lim

Sak. Lim

idioooooot lo akan menyesal nantinya

2024-04-29

0

lou sheng

lou sheng

kenapa tidak dipertebal, nama keterangan tempatnya, biar orang awam tahu membedakan. 🙏🙏🙏

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!