NovelToon NovelToon
UNSOLVED PUZZLE

UNSOLVED PUZZLE

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Identitas Tersembunyi / Anime / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: EldLust

Dalam kisah yang sarat dengan misteri dan ketegangan, Ryuga, seorang pemuda yang penuh ambisi, terjebak dalam pusaran bayangan masa lalu yang gelap.

Sebagai adik dari seorang assistant professional yang menangani kasus pembunuhan, Ryuga tumbuh dalam ketidakpastian tentang keberadaan dan identitas kakaknya yang hilang. Meskipun tekadnya kuat, semakin dalam ia menyelidiki, semakin banyak rahasia yang terungkap, menantang kepercayaannya sendiri.

Mampukah Ryuga mengungkap kebenaran tentang kakaknya yang hilang dan menyatukan potongan-potongan masa lalu yang terputus? Apakah ia akan berhasil memecahkan misteri di balik hilang nya seorang assistant professional dan seorang pembunuh di waktu yang bersamaan? Saksikanlah perjalanan seru Ryuga dalam menghadapi tantangan dan bahaya dalam pencarian kebenaran yang membingungkan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EldLust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Rahasia Pegunungan Sakazuki

Ryuga, Shiro, dan teman temannya berpencar ke dalam hutan, masing masing membawa petunjuk yang berbeda. Mereka bersemangat, berlari melintasi pepohonan, mendaki bukit bukit kecil, dan menyusuri sungai yang mengalir deras. Namun, di balik semangat itu, bahaya mengintai tanpa mereka sadari.

Shiro yang pertama kali merasakan kehadiran sesuatu yang tidak beres. Di tengah pencariannya, dia melihat bayangan bergerak cepat di antara pepohonan. Sebelum dia bisa bereaksi, Dwizoujin muncul di hadapannya dengan senyum penuh kebencian.

"Selamat datang," kata Dwizoujin dengan suara serak. "Kali ini, kau akan menghadapi nasibmu sendiri."

Sementara itu, Ryuga juga berada dalam situasi yang tidak kalah menegangkan. Di tengah pencariannya, dia menemukan El Densetsu menunggunya di sebuah bukaan kecil di hutan. Mata El Densetsu berkilat tajam, menandakan bahaya yang nyata.

"Kau pikir bisa mengalahkan kami?" tanya El Densetsu dengan nada mengejek. "Kali ini, kau akan merasakan apa artinya menghadapi kegelapan sejati."

Shiro dan Ryuga tahu bahwa mereka harus bertahan sendiri. Mereka mengumpulkan keberanian dan mempersiapkan diri untuk pertarungan yang tidak terelakkan. Shiro melawan Dwizoujin dengan semua kekuatannya, berusaha menghindari serangan mematikan yang dilancarkan lawannya. Meskipun perbedaan kekuatan terasa jelas, Shiro tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah.

Di tempat lain, Ryuga berjuang melawan El Densetsu. Pertarungan itu sengit, dengan kedua belah pihak saling melancarkan serangan tanpa henti. Ryuga mencoba mengingat semua yang telah dia pelajari dari Kazuki dan menggunakannya untuk melawan El Densetsu.

Kazuki yang tinggal begitu lama di tempat tersebut, merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia dengan cepat menyadari keberadaan dua orang asing di hutan. Tanpa ragu, Kazuki bergegas menuju tempat di mana dia merasakan kehadiran Dwizoujin dan El Densetsu. Dia tahu bahwa murid-muridnya dalam bahaya.

Satoshi dan Hiroshi, yang selalu waspada, mengikuti Kazuki dengan cepat. Mereka tahu bahwa mereka harus bergerak cepat untuk menyelamatkan teman-teman mereka. Di tengah hutan yang lebat, mereka berlari secepat mungkin, berusaha mencapai Shiro dan Ryuga sebelum terlambat.

Kazuki tiba pertama kali di tempat Shiro bertarung dengan Dwizoujin. Tanpa membuang waktu, dia melompat masuk ke dalam pertarungan, membantu Shiro melawan musuh yang jauh lebih kuat. Dwizoujin terkejut melihat kehadiran Kazuki, tetapi dia tidak mundur. Pertarungan menjadi semakin intens dengan kehadiran Kazuki.

Sementara itu, Satoshi dan Hiroshi berhasil menemukan Ryuga yang sedang bertarung dengan El Densetsu. Mereka bergabung dalam pertarungan, memberikan dukungan yang sangat diperlukan. Dengan keahlian mereka, pertarungan menjadi lebih seimbang, meskipun El Densetsu masih menunjukkan kekuatan yang luar biasa.

Dwizoujin melangkah maju, tatapannya penuh kebencian dan dendam. Shiro memasang kuda kuda Taekwondo, sementara Kazuki, dengan pengalaman bertahun tahun, mengambil posisi bertarung yang lebih fleksibel, siap menggunakan teknik Aikido untuk melawan kekuatan kasar Dwizoujin.

"Dwizoujin, kali ini kau tidak akan lolos!" teriak Shiro, menendang dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa. Tendangannya menghantam tubuh Dwizoujin, namun musuh mereka mampu menahan serangan itu dengan tangannya yang berotot.

Kazuki melihat celah dan langsung bergerak. Dia menggunakan gerakan Aikido yang halus untuk menangkap lengan Dwizoujin dan mencoba menjatuhkannya. Namun, Dwizoujin membalas dengan kekuatan brutal, memutar tubuhnya dan melempar Kazuki ke tanah.

Pertarungan berlanjut dengan intensitas tinggi. Shiro melancarkan serangan kombinasi Taekwondo, berputar dan menendang dengan kecepatan yang menakjubkan. Kazuki, di sisi lain, menggunakan teknik Aikido untuk mengalihkan serangan Dwizoujin dan mencoba mengendalikan pertarungan dengan cara yang lebih strategis.

Namun, Dwizoujin bukan lawan yang mudah. Dengan kekuatan dan kebrutalannya, dia terus mendesak Shiro dan Kazuki, membuat mereka berjuang keras untuk tetap berdiri. Tapi mereka tidak menyerah. Dengan kerja sama yang solid, mereka berhasil memberikan beberapa serangan telak pada Dwizoujin, meskipun tidak cukup untuk mengalahkannya.

Di sisi lain hutan, Ryuga, Satoshi, dan Hiroshi menghadapi El Densetsu. El Densetsu berdiri dengan tenang, tatapannya dingin dan tajam. Ryuga memasang kuda kuda, Satoshi bersiap dengan teknik Kapoeira yang lincah, sementara Hiroshi mengandalkan Muay Thai untuk memberikan pukulan pukulan keras.

Pertarungan dimulai dengan cepat. Hiroshi melancarkan serangan lutut dan sikut khas Muay Thai, mencoba menekan El Densetsu dengan serangan yang cepat dan mematikan. El Densetsu menghindar dengan lincah, membalas dengan pukulan kuat yang hampir mengenai wajah Ryuga.

Satoshi melompat masuk, menggunakan gerakan Kapoeira yang lincah dan berirama untuk menyerang dari berbagai sudut. Tendangan berputarnya berhasil mengenai El Densetsu, namun hanya sedikit menggeser posisinya. El Densetsu membalas dengan serangan balik yang tajam, mengenai perut Satoshi dan membuatnya terhuyung huyung.

Ryuga melancarkan pukulan beruntun dengan kekuatan Boxing. Pukulannya mengenai El Densetsu beberapa kali, namun musuh mereka tetap berdiri tegak, hanya tersenyum sinis. El Densetsu kemudian melancarkan serangan balik yang brutal, menjatuhkan Ryuga ke tanah dengan pukulan telak.

Pertarungan terus berlanjut dengan intensitas tinggi. Ryuga, Satoshi, dan Hiroshi berusaha menggabungkan teknik mereka untuk mengalahkan El Densetsu. Mereka saling menukar serangan, mencoba mengecoh dan mengalahkan lawan mereka. Namun, El Densetsu terlalu kuat. Dengan gerakan yang cepat dan tak terduga, dia berhasil melumpuhkan Hiroshi dan Satoshi, meninggalkan Ryuga yang berdiri sendiri.

Ryuga mengerahkan seluruh kemampuannya. Dengan kombinasi serangan Boxing yang mematikan, dia berhasil memberikan beberapa luka pada El Densetsu. Namun, pada akhirnya, El Densetsu melancarkan serangan balasan yang menghancurkan, menjatuhkan Ryuga ke tanah.

Kazuki, yang merasakan adanya bahaya yang lebih besar, dengan cepat menyelesaikan pertarungannya dengan Dwizoujin. Dia menggunakan teknik yang tidak terduga, memanfaatkan kelincahan dan pengalaman bertahunnya untuk memberikan serangan yang cukup untuk membuat Dwizoujin mundur sementara.

Dengan cepat, Kazuki berlari menuju tempat Ryuga dan yang lainnya. Dia tiba tepat saat El Densetsu bersiap untuk memberikan serangan terakhir pada Ryuga. Dengan serangan cepat dan kuat, Kazuki berhasil membuat El Densetsu mundur, memberikan waktu bagi Ryuga, Satoshi, dan Hiroshi untuk bangkit kembali.

Di tengah pertarungan sengit melawan Dwizoujin dan El Densetsu, suasana tiba tiba berubah. Dari kejauhan, muncul sosok yang berjalan santai dengan pakaian pendakian. Itu adalah Shaman, yang dengan ekspresi santai dan penuh percaya diri, melangkah mendekat ke medan pertempuran.

"Heh, Kalian berdua terlihat seperti sedang bermain main dengan anak kecil. Apa ini yang kalian sebut sebagai kekuatan?" ucap Shaman dengan nada mengejek, sembari tersenyum sinis.

Ucapan Shaman membuat Dwizoujin dan El Densetsu tersinggung. Tanpa ragu, keduanya langsung mendekat ke arah Shaman dengan kecepatan tinggi, berusaha mengakhiri hidupnya. Namun, Shaman tidak gentar. Dengan gerakan yang gesit dan elegan, dia menghindari serangan mereka dan melancarkan serangan balasan yang mematikan.

Dwizoujin melancarkan serangan brutal dengan kekuatan penuh, namun Shaman dengan mudah menghindarinya, menggunakan kombinasi gerakan Taekwondo dan Aikido yang cepat dan efektif. Setiap serangan Dwizoujin berhasil dihindari dengan lincah, sementara Shaman terus memberikan serangan balasan yang akurat dan mematikan.

El Densetsu tidak tinggal diam. Dengan kecepatannya yang luar biasa, dia mencoba mengepung Shaman dari sisi lain. Namun, Shaman sudah memperhitungkan gerakannya. Dengan menggunakan teknik Kapoeira yang lincah, Shaman berputar dan menendang dengan akurasi yang luar biasa, membuat El Densetsu terhuyung huyung.

Pertarungan semakin intens. Shaman menggabungkan berbagai teknik bela diri, dari Boxing hingga Muay Thai, untuk melawan kedua musuhnya. Setiap pukulan dan tendangan yang dilancarkan Shaman tepat sasaran, membuat Dwizoujin dan El Densetsu kesulitan untuk memberikan perlawanan yang berarti.

Kazuki, Shiro, Ryuga, Satoshi, dan Hiroshi yang terluka mulai bangkit kembali, melihat kesempatan ini. Mereka segera bergabung dalam pertarungan, memberikan bantuan kepada Shaman. Dengan kekuatan gabungan mereka, pertarungan menjadi semakin sengit dan epik.

Dengan kerja sama yang solid, mereka mulai menekan Dwizoujin dan El Densetsu. Shiro melancarkan serangan Taekwondo yang mematikan, sementara Kazuki menggunakan teknik Aikido untuk mengalihkan serangan musuh. Ryuga dengan Boxing nya, Satoshi dengan Kapoeira nya, dan Hiroshi dengan Muay Thai, semuanya memberikan serangan yang terkoordinasi dengan baik.

Dwizoujin, yang semula penuh percaya diri, mulai terlihat kelelahan. Serangan bertubi tubi dari Shaman dan yang lainnya membuatnya kewalahan. Akhirnya, dengan satu pukulan telak dari Shaman, Dwizoujin jatuh ke tanah, tidak mampu bangkit lagi.

El Densetsu, yang tersisa, berusaha melawan dengan sekuat tenaga. Namun, kombinasi serangan dari Ryuga, Satoshi, dan Hiroshi membuatnya kehilangan keseimbangan. Shaman mengambil kesempatan ini, melancarkan tendangan berputar yang kuat, menghantam El Densetsu dengan keras. El Densetsu pun terjatuh, tak berdaya.

Kazuki tertegun melihat Shaman berdiri di tengah medan pertempuran. Mata Kazuki membulat, mengenali Shaman sebagai salah satu dari Dua Belas Matahari sekelompok pejuang legendaris yang dikenal dengan kekuatan dan keahlian luar biasa mereka. Shaman, dengan santainya, telah membantu mereka mengalahkan Dwizoujin dan El Densetsu.

Namun, Kazuki menahan rasa penasarannya dan tidak langsung bertanya apa tujuan Shaman datang ke sini. Dia tahu bahwa Ryuga, Shiro, dan yang lainnya adalah teman teman Shaman. Mungkin Shaman datang ke pegunungan ini untuk berkunjung atau berlibur, tapi apa yang terjadi justru jauh dari itu.

Setelah pertarungan selesai, Kazuki mendekati Shaman dengan hati hati. "Terima kasih atas bantuanmu. Kamu datang tepat pada waktunya," katanya dengan nada penuh penghargaan.

Shaman tersenyum tipis. "Tidak perlu berterima kasih. Mereka adalah teman temanku, dan aku tidak bisa membiarkan mereka dalam bahaya."

Kazuki mengangguk. "Tapi aku harus bertanya, apa yang membawamu ke sini? Kamu biasanya tidak muncul tanpa alasan yang kuat."

Shaman menghela napas, melihat ke arah Ryuga dan yang lainnya yang sedang merawat luka luka mereka. "Sebenarnya, aku hanya ingin berlibur dan mengunjungi tempat ini. Namun, begitu aku sampai, aku menyadari bahwa teman temanku dalam bahaya. Jadi, aku tidak punya pilihan selain melawan yang salah dan membenarkan yang benar."

Dengan kekalahan Dwizoujin dan El Densetsu, suasana kembali tenang. Shaman menghela napas panjang. "Apa yang sedang kalian lakukan disini, kenapa tidak mengajak aku?.

"Ehh, soal itu... tadinya Aku mau mengajak kau untuk berlibur, tapi kau tidak ada dirumah" Jawab Ryuga

"Bukan tidak ada dirumah, aku sedang keluar sebentar" Ucap Shaman

"Hah? Itu sama saja" Ucap Shiro

"Ohh ya, sepertinya aku melihat ada yang kurang dari kalian, apa kalian mengajak Taka" Ucap Shaman dengan memperhatikan sekitar

"BENAR! Hei, kita harus kembali ke bukit, dia masih terjebak diatas sana, tidak tau caranya untuk turun" Ucap Shiro

"YANG BENAR SAJA!" Jawab panik Ryuga

"Ahh, kalian ini memang menjengkelkan, sudah lah aku ingin melanjutkan perjalanan ku, ke pegunungan Sakazuki" Ucap Shaman sembaring mengucapkan selamat tinggal "Soal yang tadi, kita bicarakan disekolah"

Setelah Shaman meninggalkan mereka di akhir pertarungan, Ryuga dan teman temannya bergegas kembali ke kabin Kazuki. Mereka merasa lega karena ancaman dari Dwizoujin dan El Densetsu telah berakhir untuk sementara. Sesampainya di kabin, mereka memutuskan untuk benar benar menikmati liburan mereka.

Malam itu, mereka berkumpul di sekitar api unggun. Suasana hangat dan penuh keakraban. Jagung bakar di atas api, aroma harum jagung yang terbakar mulai menguar.

Ryuga memegang tongkat dengan jagung di ujungnya, memutar mutar di atas api. "Hei, Satoshi, pernah dengar cerita tentang jagung yang jadi superhero?"

Satoshi mengernyitkan dahi. "Apa itu? Kedengarannya aneh."

Ryuga tersenyum lebar. "Namanya Maizeman! Dia melawan penjahat bernama Butter Bandit!"

Shiro tertawa terbahak-bahak. "Serius, Ryuga? Itu lelucon terburuk yang pernah aku dengar!"

Ryuga mengangkat bahu. "Hei, aku mencoba. Tapi, jujur, siapa yang tidak suka jagung bakar?"

Kazuki memotong pembicaraan. "Ngomong ngomong soal jagung bakar, kalian tahu kalau ada teknik khusus untuk memanggangnya? Ini semua tentang sudut dan rotasi. Lihat ini!" Kazuki menunjukkan cara memutar jagung dengan kecepatan yang presisi, membuatnya matang merata.

Satoshi mengambil gitar dan mulai memetik beberapa akor. "Oke, sudah waktunya kita nyanyi. Bagaimana kalau kita mulai dengan lagu favorit kita, 'Senja di Pegunungan'?"

Mereka semua mulai bernyanyi bersama, suara mereka bergabung dengan suara gitar Satoshi. Suara tawa dan nyanyian mereka menghiasi malam yang kelam.

Setelah beberapa lagu, mereka memutuskan untuk bermain permainan. "Oke, kita main 'Mafia'," kata Hiroshi dengan semangat. "Tapi kali ini, aku yang jadi moderator!"

Ryuga, Shiro, Kazuki, dan Satoshi setuju. Mereka duduk melingkar dan mulai bermain.

Hiroshi memulai dengan nada dramatis. "Oke, semua tutup mata. Mafia, buka mata dan pilih siapa yang akan kalian habisi malam ini."

Ketika mereka membuka mata kembali, Hiroshi mengumumkan, "Maaf, Kazuki. Kamu sudah keluar. Ryuga dan Shiro, kalian berdua adalah tersangka utama."

Kazuki tertawa. "Bagaimana mungkin aku yang keluar? Aku bahkan belum mulai memainkan strategiku!"

Ryuga berpura pura sedih. "Oh tidak, Kazuki! Kita kehilangan ninja terbaik kita!"

Shiro menatap Ryuga dengan curiga. "Hmm, sepertinya kamu terlalu santai, Ryuga. Mungkin kamu mafianya?"

Ryuga mengangkat tangan. "Aku? Tidak mungkin. Aku hanya seorang petani jagung yang malang!"

Satoshi tertawa keras. "Petani jagung? Ryuga, kreativitasmu luar biasa!"

Setelah beberapa ronde permainan dan banyak tertawa, mereka memutuskan untuk membuat tantangan lucu. "Oke, siapa yang bisa menirukan suara binatang dengan paling konyol?" tantang Kazuki.

Shiro langsung berdiri dan menirukan suara ayam jantan yang berkokok dengan gaya berlebihan. "Kukuruyuuuk!"

Ryuga menirukan suara domba. "Baaa-baaa!"

Satoshi mencoba menirukan suara kucing, tapi malah terdengar seperti bebek. "Miaw-quack!"

Semua tertawa terbahak-bahak, bahkan Kazuki tidak bisa menahan diri. "Oke, Satoshi. Itu suara kucing paling aneh yang pernah aku dengar."

Malam itu diakhiri dengan kebahagiaan dan kehangatan. Mereka berbaring di bawah langit berbintang, berbicara tentang masa depan dan impian mereka.

Kazuki tersenyum melihat mereka. "Kalian semua luar biasa. Tetaplah bersama dan terus berjuang. Apa pun yang terjadi, ingatlah malam ini, di mana tawa dan persahabatan jauh lebih kuat dari segala ancaman."

Ryuga menoleh ke Kazuki. "Terima kasih, Paman Kazuki. Malam ini adalah malam yang tidak akan pernah kita lupakan."

1
Irene Puspitasari
menarik
EldLust: Terimakasih telah menyukai karya saya, semoga kamu menyaksika ceritanya sampai akhir🤗
total 1 replies
Ayano Kouji
Jalan ceritanya keren abis.
EldLust: Terima kasih atas pujian yang membuat hati saya berbunga bunga. Namun, percayalah, masih banyak yang menunggu untuk diungkapkan. Setiap halaman adalah rahasia baru yang menarik
total 1 replies
I,ts Zero
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
EldLust: Terimakasih telah mengunjungi dan menyukai karya saya, semoga kamu terhibur dengan karya yang saya buat/Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!