NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 23 SITUASI CANGGUNG

Aku melongo melihat Delon, kenapa dia bisa ada disini. Apa yang membawanya ke tempat ini?

“Kamu kenal dengan Delon?” Tanya Lia

“Iya kami satu jurusan.” Jawabku singkat

Sepertinya belakangan ini aku selalu bertemu dengannya dengan tidak sengaja.

“Ayo kakak cantik kita bermain bersama kakak tampan.” Kata Kiara dengan semangat

Tanganku ditarik olehnya, kami bertiga berjalan menuju taman.

Kami menghabiskan waktu bersama cukup lama, aku tersenyum melihat Kiara tertawa bahagia saat dia berlarian mengelilingi taman dan Delon dengan gambar kumis kucing di wajahnya mengejar Kiara.

“Kakak Cantik tolong aku, aku dikejar oleh Tom.” Kata Kiara bersembunyi di belakang tubuhku.

Ya mereka sedang memainkan permainan Tom dan Jery, lucu sekali melihat wajah Delon yang dirias seperti kucing.

Delon berdiri di hadapanku berusaha menangkap Kiara sedangkan Kiara tetap bersembunyi sambil menggoyangkan badanku sehingga membuat kepalaku pusing.

“Mau kemana kamu Jery, kamu tidak akan bisa lari dari aku.” Kata Delon dengan suara yang diubahnya.

“Tidak-tidak, Jery tidak akan tertangkap oleh Tom.” Balas Kiara

Kiara mendorong badanku membuat aku tidak seimbang dan apa yang terjadi selanjutnya?

Aku pikir akan jatuh di tanah tetapi bisa kurasakan hangat dekapan di tubuhku. Aku membuka mata dan sekali lagi jantungku dibuat tidak aman saat aku melihat Delon yang sedang mendekap tubuhku.

Wajahku memerah dan karena panik aku mencoba melepaskan diri dari dekapan Delon, bukannya terbebas dari situasi yang canggung, badanku malah tidak bisa bekerjasama. Aku  tidak sengaja menyikut kaki kiriku dan kali ini situasinya lebih parah. Aku mendorong Delon dan kami berdua terjatuh bersama dengan posisi tubuhku di atas tubuhnya.

Cukup lama kami dalam posisi itu, sampai

“Apa kamu bisa berdiri? Saya kesulitan bernapas.” Kata Delon

Dengan spontan aku bangkit berdiri dan memalingkan wajahku.

“M-maaf.” Kataku tidak melihat ke wajahnya. Dia mengibas-ngibaskan rumput di tubuhnya dan hanya mengangguk merespon permintaan maafku.

“Apa kalian berdua tidak apa-apa?” Tanya Lia yang datang bersama Kiara.

“Iya tidak apa-apa.” Jawab Delon dengan dingin.

“Maafkan Kiara ya, kalian berdua terjatuh karena ulahnya.” Kata Lia tidak enak.

“M-maaf kakak Cantik dan kakak Tampan, K-kiara tidak sengaja melakukannya.” Kata Kiara dengan mata berkaca-kacanya.

Melihat wajahnya yang ingin menangis membuatku luluh, sempat aku merasa kesal kepadanya karena membuat aku dan Delon berada di situasi yang canggung. Tetapi setelah melihat wajahnya yang merasa bersalah, perasaan kesalku memudar dengan sendirinya.

“Iya tidak apa-apa anak cantik, lain kali kalau bermain hati-hati ya. Jangan diulangi lagi seperti tadi.” Kataku

Kiara melihat ke arah Delon, dia masih menunggu jawaban Delon.

Aku berharap Delon tidak akan marah dengan Kiara karena membuatnya harus mendapat musibah bersamaku.

Aku melihat Delon berjongkok di hadapan Kiara lalu tersenyum dengan manis.

“Tidak apa-apa, Kakak tidak marah dengan kamu. Tapi seperti yang kakak Cantik katakan, jangan diulangi lagi ya anak baik.” Kata Delon membuat Kiara tersenyum.

“Iya, Kiara janji tidak akan melakukan hal seperti tadi lagi.” Katanya

Aku tersenyum simpul mendengar yang dikatakan Delon.

"Dia memanggilku cantik." reok ku dalam hati.

Setelah hari sudah siang menuju sore aku memutuskan untuk pulang. Masih banyak hal yang harus aku urus, apalagi besok aku dan keluargaku akan melakukan perjalanan ke desa Bu Sumi jadi aku harus menyiapkan semua barang-barang yang kuperlukan.

Tetapi sepertinya aku bernasib buruk hari ini, ban mobilku kempes yang berarti aku tidak bisa menggunakannya sekarang untuk pulang. Sedangkan langit sedang mendung dan akan kesulitan mendapatkan kendaraan disini.

Aku ingin memesan kendaraan online tapi belum sempat membuka aplikasi nya hpku mati karena baterainya yang habis.

“Astaga, apes banget aku hari ini. Terus ini gimana caranya aku bisa pulang.” Kesalku

Sepertinya suaraku cukup kenjang membuat Delon menoleh ke arahku.

“Kamu bisa pulang dengan saya.” Katanya

“T-tidak perlu, saya bisa pulang sendiri.” Kataku dengan gagap

Tidak mungkin aku pulang dengannya, situasi tadi saja masih membuatku malu bertatap muka dengannya dan sekarang dia ingin mengantarku pulang dengan motornya. Tentu saja aku akan memilih menunggu keajabain datang dibandingkan harus bersama dia.

“Ya sudah terserah kamu, sebentar lagi hujan dan kamu akan kesulitan meminta tolong karena ini adalah jadwal mereka istirahat siang.” Jelas Delon

Aku memperhatikan panti asuhan dan menghela napas berat.

“Okk baiklah kalau kamu maksa, saya akan pulang dengan kamu.” Kataku dengan gengsi

Dia tidak merespon ucapanku, sebaliknya dia menyodorkan helm yang selalu dibawanya.

“Pasti dia sering boncengin cewek pake ni motor, buktinya aja helm selalu dibawanya. Dasar laki-laki, sama aja kelakukannya kecuali Ayah.” Kataku dalam hati.

Aku naik ke atas motornya.

“Pegangan” Perintahnya

“Ogah” Jawabku singkat

Aku mundur memberi jarak di antara kami, namun tubuhku hampir jatuh saat dia menarik remnya dengan sengaja. Alhasil sekarang aku sedang memeluk tubuhnya dari belakang. Menyadari itu aku dengan cepat memundurkan lagi tubuhku.

“K-kamu apaan sih, kayak anak kecil aja. Jangan coba-coba nyari kesempatan ya.” Kataku kesal

“Memangnya siapa yang menyuruhmu memeluk saya?” Tanyanya

“Ya terus maksudnya kamu narik rem dengan sengaja apaan kalau bukan pengen ambil kesempatan.” Kataku rese

“Saya hanya ingin kamu duduknya jangan berjarak, bisa berbahaya untuk kamu. Sebaiknya kamu memegang jaket saya biar kamu aman di belakang.” Jelasnya

Aku melakukan sesuai dengan yang dikatakannya, setelah itu dia melajukan motornya dengan kecepatan normal.

Cuaca semakin buruk, aku merasakan tanganku yang basah terkena hujan.

“Udah mulai hujan, kita berteduh dulu ya sebelum melanjutkan perjalanan kita.” Kata Delon

“Okk”

Kami berhenti di emperan toko yang tutup.

“Hujannya deras banget, kapan selesainya kalau kayak gini.” Kesalku

Aku memeluk tubuhku yang kedinginan, badan kami cukup basah karena hujan jadi tubuhku rasanya dingin sedangkan aku tidak membawa jacket.

Aku merasakan tangan Delon yang memakaikanku jacketnya.

“Ngapain kamu kasih jacket ini? Udah enggak usah kayak di drama-drama, ambil lagi ni jacket, saya tidak selemah yang kamu pikirkan.” Kataku menarik jacket yang dikenakannya.

Sebenarnya aku ingin mengantisipasi rasa yang ada di hatiku, aku tidak boleh baper dengan perlakuan yang dilakukannya walaupun semua yang dilakukannya sangat manis.

“Pakai saja, saya tidak sedang melakukan adegan yang sering kamu tonton. Hanya saja kalau kamu sakit saat dengan saya, bisa-bisa Pak Tomi akan memarahi saya.”Jelasnya

“Enggak mungkin Ayah marah sama kamu, lagian juga kayak gini enggak bakal buat saya sakit.” Kataku kekeh

“Jangan keras kepala, gunakan saja. Kondisimu saat ini tidak bisa menipu saya.” Katanya

Ya memang badanku merngigil karena kedinginan.

Cukup lama kami berteduh dan hujan mulai reda, kami memutuskan melanjutkan perjalanan kami. Tapi belum sempat aku naik motor perutku berbunyi. Wajahku semerah tomat karena malu saat di tatap oleh Delon. Tapi dia tidak mengatakan apapun membuatku bingung.

“Ini orang pura-pura enggak dengar apa emang enggak peka ya?” Tanyaku dalam hati

Dia membawa motornya lalu berhenti di salah satu warung bakso.

“Kenapa kita kesini?” Tanyaku bingung

“Saya lapar.” Jawabnya singkat

Dia lalu berjalan lebih dulu ke dalam warung.

“Kamu ingin memesan apa?” Tanyanya kepadaku

“Samakan saja dengan kamu.” Jawabku

Setelah memesan kami berdua duduk sambil menunggu pesanan kami di antar.

Suasana kembali canggung, tidak ada percakapan di antara kami sampai aku teringat dengan sesuatu yang ingin kutanyakan dari tadi padanya.

“Ehmmm, saya mau tanya. Kamu udah sering ke panti asuhan?” Tanyaku

“Tidak, saya baru beberapa kali kesana.” Jawabnya

“Ngapain kamu ke sana?” Tanyaku

“Bukan urusanmu.” Jawabnya dingin

“Ngeselin banget ni orang, tinggal jawab apa susahnya sih.” Kesalku dalam hati

“Sepertinya kamu cukup akrab ya dengan Kiara.” Kataku mengalihkan topik

“Hemmm, dia sudah seperti adek untuk saya.” Jawabnya

“Ternyata kamu ada sisi positifnya juga ya.” Kataku

“Maksudnya?” Tanyanya bingung

“Ya kan biasanya aura yang kamu keluarin negatif semua, apapun jadi canggung ada di dekat kamu.” Kataku

Dia tidak merespon ucapanku.

Pesanan kami datang dan karena sudah sangat lapar aku mulai makan tanpa memikirkan hal lain.

Aku bisa mendengar kekehan dari Delon.

“Apa?” Tanyaku bingung

Dia tidak menjawab pertanyaanku, melainkan tangannya langsung menyentuh wajahku.

“Makannya pelan-pelan, tidak ada yang ingin merebut makanan kamu.” Katanya

“Delon anying”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!