Mantan Tapi Menikah? begitulah yang dirasakan oleh Aditya dan Syahira. Mantan terindah semasa SMA dulu bertemu kembali dalam sebuah perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka.
Namun, sialnya Aditya yang menyandang status pria playboy memiliki seorang kekasih saat sebelum dia menerima perjodohan dari orang tuanya. Kekasih yang Aditya pacari baru sebulan itu tak ingin melepaskan Aditya begitu saja.
Bagaimana Aditya menghadapi mantannya itu yang selalu mencoba merusak dan menganggu hubungannya dengan Syahira, setelah keduanya menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 13
"Syahira"panggil Aditya di mana wanita itu langsung berlari ke arah suami nya dan menghamburkan tubuh nya dalam pelukan sang suami.
"Ada apa? Jangan menangis,"tanya Aditya, lalu mengusap punggung Syahira yang masih terisak.
Pintu ruangan terbuka. Di mana Dokter Bara keluar bersama dengan rekan nya.
"Dok,"Syahira langsung melepas pelukannya dengan Aditya yang membuat kening Aditya berkerut.
"Bagaimana keadaan papa Saya?"meskipun sudah kenal lama. Syahira selalu berbicara dengan sopan kepada Dokter Bara.
"Mari ikut saya ke ruangan. Kita perlu membicarakan hal serius,"ujar sang dokter ruang berlalu pergi. Berharap Syahira akan mengikutinya. Tetapi, langkah Syahira terhenti ketika Aditya mencegah nya untuk pergi.
"Aku ikut,"
"Tapi...."
"Ku mohon,"
Akhirnya Syahira mengangguk dan mengalah pada Aditya.
Mereka berdua tiba di ruangan Dokter Bada. Di mana pria itu lebih dulu tiba dan sudah menunggu mereka di meja kerja nya. Awal nya Dokter Bara berharap hanya akan berbicara dengan Syahira saja. Karena, ketimbang Aditya, Syahira lebih enak di ajak bicara.
"Jadi, Dok. Bagaimana kelanjutan operasi papa saya?" tanya Syahira begitu dia duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Dokter Bara.
"Jika Tuan Bastian dapat segera siuman. Maka kita harus melakukan operasi katup jantung segera. Melihat kondisinya semakin buruk saya takut terjadi hal yang tak di inginkan,"
Dokter Bara berbicara kepada Syahira tak melihat ke arah Aditya yang hanya menampilkan raut wajah datar nya saja. Di kesempatan kali ini Aditya tak membiarkan Dokter Bara dapat memegang tangan Syahira. Karena, sejak dari tadi Aditya memegang tangan Syahira dan sesekali mengusap nya untuk memenangkan sang istri.
"Lakukan yang terbaik, Dok. Saya percayakan semua nya pada Anda,"
"Tentu,"sahut Dokter Bara singkat.
Syahira dan Aditya pun berpamitan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Lalu, Aditya mengantar Syahira ke ruangan Tuan Bastian. Tetapi, Syahira tak masuk dengan alasan ada urusan lain. Dia hanya meminta untuk pergi sebentar dan akan kembali lagi untuk menemui Syahira nanti.
Aditya pergi mencari Dokter Bara dan kebetulan pria itu baru saja keluar dari ruangan nya.
"Tunggu!"
Dokter Bara menoleh, ketika seseorang baru saja menghentikan langkah nya dan ketika menoleh Dokter Bara terkejut melihat Aditya sudah berdiri di belakang nya.
"Tumben kamu mencari aku? Ada yang bisa ku bantu Tuan Muda?"ejek Dokter Bara. Keduanya adalah saudara sepupu hanya karena salah paham Aditya jadi membenci Dokter Bara. Tetapi, sampai saat ini Syahira tidak tahu jika Dokter Bara sepupunya Aditya.
"Aku sedang tak ingin berdebat. Aku ingin kamu memeriksa cctv ruangan Ayah mertua ku. Kamu tahu kan maksud ku?"Aditya bertanya Dokter Bara mengerutkan keningnya.
"Apa kamu berpikir jika seseorang baru saja menyebabkan Tuan Bastian seperti itu?"
"Emmm,"singkat Aditya yang membuat Dokter Bara mengangguk dan sudah mengerti yang di maksud oleh sepupunya itu.
"Baiklah. Kamu langsung saja ke ruangan cctv yang ada di lantai dua. Aku masih harus melakukan operasi pada pasienku yang lain,"ujar Dokter Bara. Tak lama seorang perawat pun memanggilnya hingga kedua nya berpisah di depan ruangan Dokter Bara.
Sementara itu, Aditya langsung pergi menuju lantai dua untuk memeriksa cctv.
Satu jam berlalu. Arsyila tak melihat adanya Aditya di dalam ruangan Tuan Bastian. Apalagi, sejak meminta izin tadi Aditya belum kembali sampai saat ini.
"Bi, aku tinggal sebentar ya. Aku ingin melihat Adi,"Syahira meminta izin untuk melihat Aditya baru saja ingin membuka pintu ruangan. Aditya telah kembali dan mengejutkan Syahira yang ingin membuka pintu ruangan juga.
"Dari mana saja kamu?"tanya Syahira dengan raut wajah yang cemberut.
"Ada apa? Apa kamu kangen aku? Baru juga sebentar pergi. Tapi, ngomong-ngomong benar juga aku juga kangen udah lama kita ... aw... sakit!"pekik Aditya kemudian setelah tangan Syahira begitu ramah mencubit kulit perut Aditya.
Bi Minah yang melihat hal itu hany bisa menggelengkan kepala lalu tersenyum.
"Malu, ada bibi di sini. Kamu dari mana saja?"Syahira kembali bertanya dan keduanya duduk di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Aku habis dari luar menghubungi Alex. Aku meminta Alex untuk menghandle semua pekerjaan selama aku di sini,"jawab Aditya. Pria ini tahu Sinta terlibat dalam masalah yang terjadi di rumah sakit. Tetapi, saat ini Aditya memilih untuk menyelesaikan sendiri.
Malam pun tiba....
Aditya izin pulang sama Syahira. Sedangkan, Syahira memilih untuk menemani sang papa di rumah sakit. Apalagi, kondisi sang papa baru membaik dan saat ini masih belum siuman dari koma nya.
Di dalam mobil. Wajah Aditya terlihat begitu marah mengingat wanita yang sempat menyebabkan masalah di rumah sakit.
"Wanita itu bisa-bisa nya bertindak seperti itu. Aku harus memberi nya pelajaran,"geram Aditya mencengkram kuat setir mobil dan kini melaju kembali ke arah pulang.
Namun, sampai di persimpangan jalan Aditya malah memutarkan arah mobil nya ke rumah Sinta. Pria ini tak tenang bila tak membuat perhitungan dengan wanita itu.
Tiba di depan rumah. Sinta yang saat ini baru saja selesai mandi melihat mobil Aditya di depan rumah bergegas untuk keluar kamar. Raut wajah bahagia Sinta membuat nya lupa apa tujuan Aditya datang menemui nya.
Sinta membuka pintu utama dengan lebar saat melihat Aditya yang turun dari mobil. Senyuman Sinta tak memudar padahal raut wajah Aditya terlihat jelas kalau pria itu sedang menahan amarah nya pada Sinta.
"Adi...."Sinta berlari ke arah Aditya dengan masih memakai baju mandi. Pria ini mengerutkan kening nya saat Sinta akan memeluk nya. Aditya langsung menghindar yang membuat Sinta menubruk mobil Aditya.
'Sila!'batin Sinta yang mencium punggung mobil Aditya.
"Adi,"lirih wanita itu lagi dengan manja dan membenarkan posisi nya.
Plak!
Satu tamparan melayang di pipi Sinta yang membuat wanita itu terkejut hingga memegang pipi yang masih terasa kebas.
"Apa-apaan kamu ini?!" bentar Sinta sama Aditya.
"Kamu yang apa-apaan?! Kamu yang membuat papa Syahira sampai koma?!"bentak Aditya sembari mencengkram kuah leher Sinta lalu kembali menamparnya.
"Jauhi Syahira dan keluarganya atau aku akan melakukan hal yang lebih parah dari ini!"ucap Aditya dengan tegas. Yang membuat Sinta mengepalkan tangannya melihat mobil itu sudah berlalu pergi meninggalkan rumahnya.
'Aku takkan menyerah begitu saja! Kita liat saja nanti,'sorot mata Sinta tajam beserta tajam yang mengepal.
Sementara menunggu kesehatan Tuan Bastian membaik, dan beliau siuman dari komanya. Syahira dan Aditya harus bersabar untuk menunggunya melakukan operasi. Karena dokter tidak menganjurkan operasi untuk pasien dalam keadaan koma.
