Berawal dari pernikahan yang dipaksakan dan berujung rumah tangga yang di hancurkan oleh pelakor...
Apakah Anita akan menangis dan merebut kembali suaminya??
Ohh.. tidak harga diri itu penting menurut Anita jika memang suami nya lebih memilih pelakor itu yaa serahkan saja itung-itung membantu orang yang tidak mampu mencari mendamping hidupnya. Dan memberikan barang bekas nya pada orang lain selagi masih bisa di manfaatkan kenapa tidak?
Agar tak mubazir ucap Anita.
Jahat memang mulut Anita mengatakan jika suaminya adalah barang, tapi dengan begitu ia tau apa saja yang di lakukan suaminya di luaran sana.
Apalagi soal selingkuh dan KDRT yang pernah di lakukan oleh suaminya semakin membuatnya yakin untuk menyumbangkan suaminya itu kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan kalau dipikir selingkuh itu macam penyakit yang tak ada obatnya selain mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Anita
****
"habis makan ya kita baringan lah santai kamu kan baru pulang kerja juga, emang nggak capek" ucap Anita yang di akhir kata berbisik mend3sah di telinga suaminya.
Diyon yang merasakan bulu tengkuknya meremang akibat ulah istrinya seketika tertawa sambil mengusap tengkuknya.
"kamu nakal ya sekarang, belajar dari mana hm?"
"kamu yang ngajarin kok bleee" ucap Anita setengah berlari sesaat sebelum berlalu ia sempat menjulurkan lidah, untuk mengejek suaminya.
Diyon pun hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan istri nakalnya, ia hanya berpikir untung mereka sudah menempati rumah sendiri bukan lagi bersama kakak iparnya jadilah mereka bebas mengekspresikan kemauan mereka.
"cepat mandinya" teriak Anita dari dalam kamar.
Diyon yang kaget hingga badannya terjingkat dengan tangan yang mengelus dada pertanda bahwa ia memang sangat terkejut akan teriakan istrinya, bergegaslah ia masuk dan mandi yang ia takutkan istrinya akan berteriak dan mengomel jika ia tidak segera mandi.
Anita yang telah selesai memakai baju dan berdandan, berjalan menuju dapur sambil menyampirkan handuk milik suaminya di atas pintu kamar mandi.
Ia pun menyiapkan menu makan siang mereka, lengkap nasi sayur dan lauk serta sambal, sebagai pelengkap ia juga menambahkan irisan timun kesukaan suaminya.
Diyon yang sudah selsai memakai baju pun bergegas ke dapur untuk makan lesehan bersama istri tercintanya.
"masak apa neng?" tanya Diyon.
"oseng kembang kates, tempe tahu goreng, sambal teri, lalap timun" ucap Anita menjelaskan seraya mengambil botol air minum dingin dari kulkas.
Astoge aku nelan air liur ngetik nya hmm..🤤
Makan sambil menceritakan sesuatu saat di luar rumah menjadi hal paling asik untuk pasangan tersebut, selain waktu mau tidur malam kapan pun mereka ingin menggosip pasti akan mereka lakukan.
Diyon mengajak istrinya ke pasar malam untuk membeli kebutuhan dapur, tadi sewaktu makan Anita bercerita bahwa umbi jahat, umbi baik dan stok untuk kampung tengah menipis.
Setelah selesai berbelanja Diyon menyempatkan mampir untuk ngebakso di langganan istrinya, selain murah, enak, dan isinya pun tak mengecewakan, bisa lah untuk mengganjal perut saat lapar.
Sesampainya di rumah Anita menyusun belanjaan yang ia beli dari pasar tadi, segala cabai, tomat, perbawangan, ia juga sempat membeli beberapa sayuran daun seperti sawi putih, bayam, kangkung, dan beberapa sayuran keras lainnya. Entah mau di masak apa intinya ia ada stok di kulkas jika ia malas keluar.
Sedari awal menikah Diyon selalu berkata "belilah apa yang kamu mau, kalau uangnya kurang bilang sama aku dan bersabarlah dulu aku carikan uangnya, jangan pernah takut membelanjakan uang dari aku karena itu juga uang mu".
Dan setiap Anita atau Kiky memiliki keinginan lalu di sampaikan pada Diyon, keesokan harinya ada saja para tetangga atau bahkan kakak ipar dan saudara lain atau mungkin teman- temannya mengajaknya berkerja, tak jarang pada hari yang sama tawaran pekerjaan yang datang bisa di tiga atau empat tempat yang mengajak Diyon bekerja.
Mungkin ini yang di namakan meRATUkan istri bukan memBABUkan istri, Diyon juga tidak pernah memaksa istri harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian. Kalau memang Anita capek ya istirahat bisa besok lagi di kerjakan atau kalau memang Diyon sedang berada di rumah sering mereka berbagi tugas.
" Assalamualaikum mbak"
"walaikumsalam"
"masak apa aku lapar nah, malas makan di rumah".
" oseng kembang kates tuh".
"pahit nggak?"
"cobain dulu"
"iiih... Pahit nggak suka ah..."
"emang yang masakkan kamu siapa?" ucap Anita ketus.
Malam ini Anita kedatangan adik sepupu dari Diyon rumah mereka hanya berjarak beberapa meter saja, Angga selalu makan di rumah Anita saat masakan Ibunya tak cocok dengan seleranya.
"ngapain kamu?" ucap Diyon. Ia yang sedang rebahan di dalam kamarnya mendengar istrinya berbicara pada sepupunya itu lantas ia keluar kamar karena mendengar suara istrinya yang agak sarkas, karena istrinya tidak pernah berkata judes jika tidak di singgung.
"he he makan kang"
"Ibuk nggak masak?"
"ahh... Lagi nggak selera aku sama masakkan Ibuk kang" ucap Angga.
"emang Ibuk masak apa?"
"santan tewel, goreng ikan asin, sambel orek kang" ucap Angga menimpali.
"itu enak ngawur orang itu bersyukur masih bisa makan, di luaran sana masih banyak yang nggak bisa makan. Kalau aku sih nggak papa kamu makan kesini tapi apa adanya yang di masak mbak mu jangan rewel". Ucap Diyon menasehati sepupunya tersebut.
Angga yang di nasehati sembari memasukkan suapan nasi ke dalam mulut pun hanya bisa mengangguk mengerti akan ucapan kakak sepupunya tersebut. Setelah selesai makan dan mencuci piring bekas ia pakai, Angga berpamitan untuk pulang karena tadi ia tidak berpamitan dengan Ibunya di rumah alias nyelonong.
Malam ini Anita dan Diyon nggak ada adegan
panas ya he he....
****
Sesampainya di rumah Anita bergegas masuk ke dalam rumah, ia pergi ke kamar mandi guna buang air kecil dan mencuci tangan serta kakinya.
Anita membaringkan tubuhnya sejenak sambil memainkan ponselnya, tak lama suara deru mesin motor yang ia ketahui milik suaminya terdengar semakin dekat, itu artinya suaminya pulang. Bergegas lah ia membukakan pintu menyambut suaminya.
" loh di rumah ? Bilang mau jalan tadi"
"udah pulang baru sampe juga"
"cepat mandi siap-siap kita ketempat Lik Naryo ada acara seratus hari Bapaknya, aku lupa kasih tau kamu kalo di suruh bantu-bantu he he" ucap Diyon nyengir kuda.
"kebiasaan itu hidung kalau nggak nempel juga bakal ketinggalan, kelupaan" ucap Anita gemas.
Setelah bersiap Anita dan suami berangkat menuju ke rumah Lik Naryo namun sebelum nya Anita sudah berpesan untuk memberhentikan dia di toko kue, ia ingin membawa beberapa kue untuk di sediakan juga di sana.
Sepulang dari rumah Lik Naryo Anita dan suami segera membersihkan diri dan kini mereka tengah asik membicarakan apa saja yang ada di acara tadi.
"yankk mmm... Kalau aku kerja lagi boleh nggak?"
"yakin mau kerja nggak capek?" ucap Diyon meyakinkan istirnya.
Anita hanya mengangguk kan kepala.
"iya boleh pulang jangan malam ya paling nggak pulang nya sore, "ingat jaga mata jaga hati kamu hanya milik ku" ucap Diyon dan Anita bersamaan.
Setelah mendapatkan izin ingin bekerja untuk kembali, Anita pun langsung memejamkan mata setelah mendapat pelukan suaminya dari belakang.
Setelah berpamitan Diyon menyalakan mesin motornya untuk menuju ke tempat pekerjaannya.
Anita pun bergegas menyiapkan map untuk di isi data dirinya karena Andi akan membantunya untuk mendapat pekerjaan, semalam Anita sudah menceritakan semua tentang pekerjaan yang akan ia kerjakan, dengan siapa dan siapa saja yang setiap harinya akan ia temui. Diyon tidak mempermasalahkan karena ia yakin istrinya akan bisa menjaga diri untuk pemiliknya.
Anita menghubungi Andi untuk bertemu, ia menyerahkan data dirinya pada Andi.
"cantiik sendirian? sudah lama?" sapa Andi dengan tangan yang melambai- lambai.
"nggak baru datang juga kok, cuman risih aja itu" Anita mengarahkan pandangannya ke arah yang di maksud, sedetik kemudian Andi pun paham.
Anita melirik arloji yang berada di tangan kirinya, ia melotot karena waktu menunjukkan sore hari ia pun berpamitan pada Andi dan ternyata Andi juga pergi dari warung makan tersebut.
Iya bener Anita dan Andi ketemuannya di warung makan bukan di Cafe atau hotel kok tenang aja Andi kan Pelangi.
Karena ke asik kan mengobrol ngalor ngidul mereka sampai lupa waktu, beruntung lah jarak warung makan ke rumah Anita tidak lah jauh dan hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit.
"permisi mbak mau tanya rumah mbak Anita yang mana ya?" ucap wanita setengah baya.
Siapa hayo? Ada yang bisa tebak....