Masalah ekonomi membuat sepasang suami istri terpaksa harus tinggal di salah satu rumah orang tua mereka setelah menikah. Dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua sang istri, Namira.
Namira memiliki adik perempuan yang masih remaja dan tengah mabuk asmara. Suatu hari, Dava suami Namira merasa tertarik dengan pesona adik iparnya.
Bagaimana kisah mereka?
Jangan lupa follow ig @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacar Baru
Setelah apa yang terjadi tadi malam bersama suami kakaknya, Sera jadi merasa takut. Bagaimana jika kakaknya tahu apa yang terjadi tadi malam antara dirinya dengan kakak iparnya. Mungkin mulai hari ini dia harus menjaga jarak, agar hal seperti tadi malam tidak lagi terulang.
Tapi jika di pikir lagi, dia mulai merasakan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Sera seperti menemukan hal baru dalam hidupnya. Dia menemukan kenyamanan tersendiri dari kakak iparnya. Perlakuan dan sikap suami kakaknya sejauh ini yang membuatnya mulai bingung harus bersikap seperti apa.
"Aagh .. Kenapa jadi seperti ini sih?"
Sera menggigit jemari tangannya, posisinya seperti buah simalakama. Satu sisi dia tidak ingin menyakiti kakaknya sendiri, tapi di sisi lain dia sudah merasakan nyaman. Karena kakak iparnya selalu bisa memberinya ketenangan.
Tiba-tiba saja ponsel Sera mengeluarkan notifikasi dari akun sosial media nya. Bola matanya membulat sempurna melihat sebuah kemesraan seseorang di dalam sebuah video yang di unggah satu menit lalu. Sera sontak membungkam mulutnya seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Riki? Dia sama siapa?"
Sera syok melihat kemesaraan Riki dengan wanita lain. Selama tidak ada kabar ini, Riki berarti selingkuh dengan wanita lain. Tidak ada lagi harapan untuk Sera bisa kembali bersama Riki, meski Riki sudah membuatnya kecewa, akan tetapi cintanya belum sepenuhnya hilang.
Setelah melihat video kemesaraan tersebut, Sera akan berusaha melupakan Riki. Dia sangat kecewa lantaran Riki tidak memutuskan hubungan secara baik-baik.
Bagi Sera, tiga bulan bukan waktu yang sebentar. Kebersamaan mereka yang membuat Sera sudah untuk melupakan laki-laki itu.
Ujung ekor mata Sera melihat sosok orang yang tengah berdiri di ambang pintu kamarnya. Begitu di lirik, ia refleks langsung berdiri dari duduknya melihat keberadaan kakak iparnya di sana.
"Kak Dava!"
Sera menghampiri pria itu segera.
"Kak Dava ngapain di sini? Kalau kak Namira lihat kakak di sini gimana?" Sera tampak panik dan ketakutan.
Sera mengerutkan kening melihat reaksi kakak iparnya yang malah tersenyum. Dia terheran-heran kenapa pria itu bisa sesantai ini.
"Kakak kamu izin ke acara temannya. Nanti pulangnya jam lima sore."
"Terus kenapa kak Dava gak ikut?"
"Sekarang kan hari sabtu, kakak kerja setengah hari. Barusan kakak kamu izin pas kakak baru mau pulang."
Sera lupa jika ini hari sabtu. Dan meskipun kerjanya setengah hari, Dava selesai kerja jam dua atau setengah tigaan. Dan sampai ke rumah jam tigaan. Kebetulan Sera juga baru pulang sekolah satu jam lalu.
Mereka saling diam, Sera bingung harus apa karena dia ingat apa yang terjadi semalam.
"Aku mau bicara soal lowongan kerja di kafe itu, kamu masih minta buat kerja bukan?"
Sera mengangguk antusias. "Iya, kak. Aku mau kerja di sana."
"Kalau begitu kita ngobrol di sini aja gak apa-apa kan? Soalnya kalau di ruang tengah gak enak, takut ibu lihat kita berduaan."
Sera mengangguk setuju. Dia membawa kakak iparnya itu masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintunya.
"Kenapa di kunci?" tanya Dava.
Sera menggeleng. "Enggak, gak apa-apa."
Mereka duduk di tepi ranjang. Sera sudah tidak sabar untuk mendengar apa yang akan di sampaikan oleh kakak iparnya. Ia ingin sekali bekerja paruh baya agar bisa dapat uang buat beli keperluan hidupnya.
_Bersambung_