Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGAKUAN
JLEP
"Katakan!"
Bentak Jasmine menancap kan pedang nya, di tanah tepat di samping para pria yang tadi menyerang nya.
"K-kami di suruh-"
JLEP
"AAAAKKKKKKKKHHH!!"
Teriak mereka semua, dengan tubuh bergetar ketakutan, Jasmine bukan menusuk salah satu di antara mereka, Jasmine kembali mencabut pedang nya dan menancap kan nya di atas tanah, dengan aura yang begitu kuat, sehingga membuat para pria itu semakin ketakutan.
"Seperti nya kalian memang ingin bermain-main dengan Saya," ucap Jasmine, menyeringai.
"Baiklah! Saya rasa membunuh kalian semua tidak lah buruk," ucap Jasmine, tersenyum dingin.
"T-tidak, tolong maafkan kami Putri, kami mengaku salah, kami terpaksa menyerang Anda, tolong jangan bunuh kami," ucap Pria B, menggeleng kan kepala nya, di ikuti yang lain.
Ck
Jasmine berdecak kesal, berdiri dengan tegak dan melipat kedua tangannya di depan mereka.
"Jadi?" tanya Jasmine, dengan seringai iblis yang tidak luntur dari wajah cantik nya.
Glek
Saat ini mereka merasa seperti ada di ujung jurang, di satu sisi mereka telah bersumpah untuk tidak mengatakan siapa yang memerintah kan mereka, tapi di sisi lain nyawa mereka sedang terancam.
"A-apa kalau kami berbicara jujur, Anda berjanji akan melepas kan kami?" tanya Pria, berusaha untuk tetap tenang.
"Tergantung," jawab Jasmine, tersenyum miring.
"S-sebenarnya kami mendapat kan perintah, untuk membunuh Anda, dari-" ucap Pria A, ragu.
Jasmine menaikan sebelah alisnya, menunggu kelanjutan dari ucapan pria itu, walupun sebenarnya dia sudah bisa menebak siapa yang mengirim mereka untuk membunuh diri nya.
"Yang Mulia Ratu Imelda, dia yang memerintah kan kami untuk membunuh Anda," lanjut Pria A, menunduk kan kepala nya, mengepalkan tangannya kuat.
Hening!
keempat pria itu menunduk kan kepala nya dengan mata terpejam erat, seolah bersiap kalau seandainya Jasmine akan melempar tubuh mereka, seperti yang Jasmine lakukan tadi pada saat kedua teman mereka yang saat ini masih tergeletak di belakang sana.
Seringai kecil kembali muncul di wajah cantik Jasmine, dugaan nya tidak salah, ternyata ini ulah dari Jala*g tua itu, wanita tua itu sudah mulai bergerak.
"Hem, lalu apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya Jasmine, santai.
Mereka semua terdiam, sebelum akhirnya mengangkat kepala nya dan saling pandang, cukup terkesan dengan respon Putri Jasmine yang terlihat biasa saja, padahal mereka sudah bersiap kalau seandainya Putri Jasmine akan mengamuk.
"Kalian tadi mengatakan, bahwa kalian di perintahkan untuk membunuh Saya? Lalu apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya Jasmine, dengan sengaja memainkan pedang nya, yang ada di tangan nya.
Bruk
Bruk
Keempat pria itu jatuh terduduk, dan berlutut di depan Jasmine, sungguh mereka tidak pernah menyangka, bahwa Putri Jasmine yang di rumor kan lemah dan penakut ternyata itu hanya omong kosong, justru mereka seperti melihat seorang iblis berwujud malaikat.
Cantik, sangat cantik, tapi mematikan!
"Putri tolong maafkan kami, kami mengaku salah..." ucap mereka, dengan suara lirih.
"Apa untungnya bagi Saya, untuk memaafkan kalian," jawab Jasmine, dingin.
"Kalian telah membuat waktu Saya terbuang sia-sia," lanjut Jasmine.
"Lihat! Karena perbuatan bodoh kalian, tempat tinggal ku rusak!" ucap Jasmine, geram melihat keadaan gubuk nya yang hampir roboh seutuhnya.
Mereka mengikuti arah pandang Jasmine, seketika mereka merasa bersalah melihat gubuk itu yang sudah tidak bisa di huni.
Mereka semakin ketakutan dan menyesali perbuatannya.
Hah....
Jasmine menghela nafas nya kasar, kalau saja dia masih berada di dunia pertama nya dulu, sudah bisa di pastikan kepala keempat pria itu sudah dirinya ledakan, sampai hancur.
"Saya akan melepaskan kalian, tapi tentu saja tidak gratis," ucap Jasmine, setelah cukup lama terdiam.
"Apapun akan kami lakukan putri," jawab ke empat Pria itu, mengangguk kan kepala nya, cepat.
"Perbaiki yang sudah kalian rusak! Sekarang!" jawab Jasmine, tegas penuh penekanan.
"Baik Putri!"
Jawab mereka semua, berdiri dengan semangat.
Dari pada di hukum yang lain, atau bahkan bisa saja mereka di bunuh, memperbaiki gubuk itu merupakan hukuman yang sangat mudah bagi mereka.
"Urus kedua teman kalian itu!" perintah Jasmine, menunjuk dua pria yang tergeletak di ujung sana.
Dua pria yang tadi Jasmine tendang sampai terlempar beberapa meter, satu pingsan dan yang satu nya lagi seperti nya sudah meninggal.
"Baik Putri," jawab mereka, melirik kedua teman mereka.
"Kerjakan sekarang! Aku mau sebelum malam datang, semua nya sudah selesai!" perintah Jasmine, tegas layak nya seorang pemimpin.
"Mengerti Putri, akan segera kami laksanakan!" jawab mereka langsung bergerak cepat.
Mereka terdiri dari empat orang itu, dengan cekatan langsung memperbaiki gubuk Jasmine yang sudah mereka rusak, tapi sebelum itu seperti perintah Jasmine tadi, mereka mengurus kedua teman mereka lebih dulu.
Perkelahian selesai dengan dua korban, satu meninggal dan satu nya lagi hanya luka, sementara Jasmine masih bersih, tidak luka sedikitpun.
Hah....
Jasmine menghela nafas nya kasar, dia bisa saja tadi langsung membunuh mereka semua, tapi tidak dia lakukan dan memilih menyuruh mereka untuk memperbaiki gabuk nya, lagi pula dia butuh gubuk itu untuk tempat tinggal nya, setidak nya sampai penjemputan dari istana.
"Imelda, aku ingin lihat sejauh mana kamu akan bertindak," batin Jasmine, tersenyum miring.
Jasmine melirik ke arah Luna, pelayan pribadi nya itu masih bersembunyi di balik pohon, melihat itu, Jasmine hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Seperti nya aku memang harus melatih Luna dengan keras, dia tidak bisa berada di dekat ku, dengan ketakutan nya itu," batin Jasmine, berjalan ke arah Luna.
"Luna, kemari," panggil Jasmine, setelah dekat dengan posisi Luna.
Luna dengan langkah pelan, berjalan menghampiri Jasmine dengan buah rambutan yang masih ada di tangan nya.
"Duduk!" perintah Jasmine.
Mereka duduk di atas rumput, sambil melihat ke arah para pria tadi, yang saat ini sedang bergotong royong memperbaiki gubuk Jasmine.
Sejujurnya banyak sekali pertanyaan yang menumpuk di kepala Luna, tentang semua perubahan yang dia lihat dari Tuan Putri nya itu, tapi Luna sadar bahwa dirinya tidak memilik hak untuk mempertahankan itu semua, karena tugas nya hanya untuk melayani Tuan Putri nya.
"Mana buah yang aku titipkan tadi," ucap Jasmine, melirik Luna.
"Ini Putri," jawab Luna sopan, menyerahkan buah rambutan ke Jasmine.
Jasmine mengupas buah rambutan itu dan mulai memakan nya, menatap lurus ke depan, sementara Luna hanya diam, meremas tangan nya kuat.
"Kamu tadi sudah melihat bukan," ucap Jasmine, tanpa mengalihkan pandangannya.
"Mereka datang atas suruhan dari Imelda," lanjut Jasmine, mengejutkan Luna.
"A-apa!? M-maksud Anda ini semua ulah dari Ratu Imelda?" tanya Luna, terkejut.
"Hem"
Jawab Jasmine, mengangguk kan kepala nya kecil.
lanjut up lagi thor