Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tak mau cari masalah
"Siap?" tanya Leo pada Bella, dan segera dijawab oleh anggukan sahabatnya itu. Iapun segera mengunci kamar kost itu dan menyimpannya dengan baik disaku celana.
Leo mulai menyalakan motornya dan Bella naik dibelakangnya. Keduanya berangkat untuk bekerja bersama di Resto tempatnya mencari nafkah selama ini.
"Pagi!" seru Bella yang masuk kedalam Resto itu bersama Leo dibelakangnya. Leopun tak lupa menyapa mereka semua meski dengan wajahnya yang terkesan dingin dan datar.
"Cieee, barengan." ledek salah seorang sahabat mereka yang bernama Flo.
Bella hanya meringis dan berjalan terus masuk untuk mempersiapkan dirinya berjaga di mesin kasir seperti biasa, sedangkan Leo membantu temannya yang lain membersihkan kaca diluar Restaurant itu.
"Bell, Loe kok bisa barengan Leo?" tanya Flo yang menghampirinya.
"Ehmm... Gue tidur dikost dia, Flo. Tahu kan, kalau Ayah pasti ada dirumah saat ini. Apalagi, maren gue lihat dia lagi... Itu, sama pacarnya." Bella berusaha menjelaskan agar tak terjadi salah paham antara sahabatnya yang lain.
Mereka semuapun tahu, bagaimana kehidupan pilu Bella selama ini yang cukup mengenaskan. Memang beruntung sangat, ketika Leo hadir diantara mereka dan bisa begitu dekat dengan Bella saat itu.
"Okey, gue paham. Setidaknya jelas, bell. Takutnya Pak Brandon tahu, dan mikir macem-macem terhadap kalian. Jadi, gue bisa bantu jelasin."
"Thanks, Flo. Nanti kalau Ayah pergi, gue akan balik kerumah kok. Gue takut, Flo." Bella akan selalu murung saat menceritakan semua kemalangan hidupnya. Dan jika Leo melihat hal itu, pasti Leo akan langsung menegur siapapun yang membuat Bella sedih.
Flo melanjutkan pekerjaannya di bagian dapur. Dan saat itu, pelanggan pertama mereka datang untuk memesan makanan seperti biasa. Bella langsung melayaninya dengan ramah, hingga beberapa pelanggan yang lain datang dengan pesanan masing-masing.
Seperti biasa, kerja sama antara Leo dan Bella menjadi tontonan menarik bagi para sahabatnya disana. Apalagi saat ramai, kadang Bella mau tak mau membantu para rekannya melayani tamu yang ada.
Siang hari jadwal mereka bergantian istirahat sejenak. Leo meminta izin lebih dulu pada Bella untuk menyantap makan siang yang telah disediakan. Bellapun mengangguk dan mengizinkannya. Leo bersama beberapa rekan yang lain berjalan kebelakang, meninggalkan Bella dan teman lainnya ditempat masing-masing.
Kelang beberapa lama pintu Resto terbuka dan Bella segera menyapa mereka untuk masuk, "Selamat siang, selamat datang ke Resto kami." sapanya dengan ramah saat itu.
Bella segera mengambil sebuah buku menu serta buku catatan pemesanan, Ia bawa kepada pelanggan yang merupakan sekelompok pria itu. Bella tak menaruh curiga sama sekali pada awalnya, karena penampilan mereka seperti mahasiswa biasa yang datang untuk makan siang.
"Silahkan, Mas... Mau pesan apa saja," Bella yang ramah bersiap untuk mencatat semua menu yang mereka pesan. Dan disinilah Bella merasakan kejanggalan dari tindak tandu mereka yang meresahkan.
Mereka seolah mengulur waktu untuk memilih pesanan, dan membiarkan Bella menunggunya dengan begitu lama. Dan dengan tatapan tajam, mereka seolah tengah mengamati setiap lekuk tubuh Bella yang tercetak dengan sempurnya di kaos dan jeans ketat yang Ia pakai saat itu.
"Le... Leo," panggil lirih salah seorang sahabat padanya. Leo yang baru saja menyelesaikan maka siang, lalu menoleh dan menghampirnya menanyakan apa yang terjadi.
"Bella, Le... Bella, itu lagi di anu sama... Itu loh," ragunya untuk menceritakan apa yang terjadi.
Leo dengan wajah datarnya, langsung menatap kearah keluar dan memperhatikan Bella saat itu. Geramlah Leo, saat sahabatnya tengah diperlakukan kurang senonoh oleh para pelanggannya disana. Iapun menaruh cangkirnya dimeja dan berjalan keluar, sahabatnya memperingatkan agar Ia tak membuat keributan hari ini.
"Aku juga tak ingin buat masalah, tenang saja." balas Leo, dan kini berjalan semakin dekat dengan Bella.