zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
"Pesanan bibi di suruh beli juga kan? " Tanya bi ijah seraya tersenyum.
"Jengkol aman, bi" Sahut kiki
"Alhamdulillah, makan enak hari ini, mana daun salam sama serehnya? " Tanya bi ijah.
"Si agam lagi ngambil ke belakang" Sahut mahendra
"Euh baru ngambil. Lain tatadi atuh! " (Bukannya dari tadi)
"Ya udah, nanti kalau si agam datang, sekalian di geprek sama di cuci ya sereh sama daun salamnya, terus bawang merah, bawang putih siapin, bibi ke warung depan dulu. Bumbu penyedap nya engga bakalan cukup ini mah. Sisa sedikit"
"Aku aja atuh bi yang beli. Bibi diem aja di sini" Sahut syahrul.
" Eh, engga udah bibi aja. Sekalian mau bayar utang kemarin " Sahut bi ijah sambil tertawa.
Bi ijah sudah pergi, yang lain kembali sibuk dengan tugasnya masing-masing. Yang bertugas memasak masih santai main game karena bahan masakannya masih di beli dion dan aken di pasar.
" Assalamualaikum "
"Waalaikumsa.... "
Mereka kompak menggantungkan kalimatnya melihat malik datang dengan seorang gadis yang entah siapa.
"Lam... "
Mereka melanjutkan jawaban salam malik.
" Duduk di sana" Malik menunjuk salah satu kursi dekat mahendra.
" Sama lo, kak. Malu" Sahut zahra pelan apalagi semua lelaki di sana tengah menatapnya.
"Ya, gue juga di sini kan"
" Tapi..... "
" Udah, engga apa-apa. Mahendra baik"
Zahra menggigit bibir bawahnya lalu berjalan ke arah meja tempat mahendra tengah menyiapkan cabai untuk membuat sambal.
Dan malik menghampiri kiki, ia duduk di depan kiki.
" Cepet juga" Ucap malik mengedarkan pandangannya, warung bi ijah sudah delapan puluh persen hampir selesai, bangunan rumah panggung berubah menjadi rumah modern.
" Iya lah, yang bantuin banyak, gue sama yang lain juga bantuin di sini. Lo doang yang sibuk. untung lo yang paling banyak nyumbangin dana buat rumah ini".
"Nama kamu siapa? "Tanya mahendra.
Malik yang mendengar mahendra bertanya pada zahra pun menjawab.
"Oh iya, kenalin, dia zahra sepupu gue. Dia mau ikut karena bosan sendirian di rumah katanya"
Semua orang langsung menoleh pada zahra lalu dengan kompak tersenyum sambil melambaikan tangan.
" Hai zahra.. "Seru mereka serempak.
Zahra tersenyum melihat kekompakan mereka yang lucu.
" Eh, gue mahendra " Mahendra lebih dulu mengulurkan tangan untuk bersalaman. Di susul yang lain, yang juga bersalaman dengan zahra sambil memperkenalkan diri.
" Gue syahrul"
"Gue azmi"
" Gue andi"
"Gue andre"
Di saat teman-temanya yang lain sibuk berkenalan dengan zahra, hanya kiki yang bertanya.
"Itu beneran sepupu lo? Jangan bohong, lik! "
Malik berdecak.
" Sepupu gue"
Kiki melihat ke arah zahra yang tengah tersenyum sambil mengobrol dengan yang lain, kiki merasa tidak yakin gadis itu sepupu malik. Sebab selama ini sekali pun malik tidak pernah memperkenalkan sepupunya pada teman-temanya. Baru kali ini.
" Zahra" Panggil malik membuat zahra dan yang lain menoleh.
" Pindah sini" Malik memberi kode dengan matanya agar zahra pindah duduk ke sampingnya yang tadinya kursi itu tempat duduk andre.
" Iya kak" Sahut zahra lalu menghampiri malik. Yang lain menahan tawa.
" Anjir si malik di panggil kakak"ucap syahrul pelan.
"Kakak malik hahahhahaha" Timpal mahendra
Malik yang mendengar teman-temanya tengah meledek nya hanya bisa menggelengkan kepala.
" Hai, gue kiki" Ucap kiki sambil mengulurkan tangan.
"Zahra" Sahut zahra.
"Woy, daun salamnya cuman segi.... " Agam menggantungkan kalimatnya melihat kehadiran zahra.
" Kok ada cewe? "Ucapnya heran seraya mengerutkan dahi.
"Gam dia zahra sepupu malik" Ucap syahrul
Agam mendekati zahra dengan wajah serius dan daun salam cukup banyak di tangannya. Mirip buket bunga.
Zahra sempat tak nyaman dengan tatapan Agam yang mengintimidasi.
"Untuk mu cantik" Agam menyodorkan daun salam di tangannya sambil tersenyum dan seketika zahra terkekeh pelan.
" Ngasih daun salam, udah kaya ngasih buket aja.gila lo! " Seru kiki.
Agam tertawa dan duduk bersama mereka.
" Zahra, masih sekolah? " Tanya Agam lembut.
"Awas zah. Jangan masuk jebakan buaya darat! " Teriak andi yang di sambut tawa keras dari yang lain, Agam berdecak.
"Diem lo, engga usah ikut campur! "
"M-masih, kelas tiga SMA"
" Woah" Agam menggebrak meja membuat mereka semua terkejut.
" Bentar lagi lulus dong, bagus! Mau kuliah di mana? Di unpad? Gue satu kampus sama malik. Kan kalau lo kuliah di sana nanti lo. ........ Emmmphhh! " Malik langsung menyumpal mulut agam dengan beberapa lembar daun salam.
" Berisik " Hardik malik mengundang gelak tawa kembali dari yang lain. Zahra juga ikut tertawa sementara Agam menekuk wajahnya kesal sambil mengeluarkan daun salam di mulutnya.
" Hari ini, karena ada Zahra, engga boleh merokok! " Seru malik.
" Yah... " Keluh mereka.
" Lo ngeroko juga? " Bisik Zahra.
" Pernah lo liat gue ngerokok? "Malik malah balik bertanya.
" E-engga sih. Tapi lo engga usah ngelarang yang lain, engga enak tau"
" Engga apa-apa, zah. " Sahut kiki.
" Cuman hari ini aja engga ngerokok engga bakalan bikin kita mati" Zahra tersenyum malu.
"Daging datang... " Seru Dion masuk menenteng tas belanjaan dan seketika ia bergeming melihat gadis di samping malik hingga membuat aken yang berada di belakangnya menubruk tubuh dion.
"Njir, berhenti mendadak"gerutu aken.
" Lo siapa? " Tanya dion pada Zahra, aken mengikuti arah pandang dion dan ikut mengerutkan dahi heran melihat seorang gadis di warung bi ijah, markas mereka.
" Zahra, sepupu malik" Ucap kiki menjelaskan.
" Sepupu? "Dion mengangkat alisnya.
" Engga yakin gue" Lanjutnya sambil menyimpan daging di meja kemudian dion menghampiri mereka.
" Sejak kapan lo akrab sama sepupu lo? "Dion duduk di samping kiki.
Zahra seketika melirik malik yang memasang wajah datar.
" Mau gue akrab atau engga, bukan urusan lo!" Sahut malik.
" Iya sih" Dion menggaruk tengkuk lehernya mendapat tatapan tajam dari malik. Kalau sudah seperti itu, itu artinya malik meminta dion tidak banyak bertanya lagi.
" Udah... Udah.. Kerja semua yang bagian bersihin daging, bersihin dari sekarang, tahu sama tempe di masak sekarang aja" Kiki memberi intruksi.
Karena semua bahan-bahan sudah ada, mereka pun mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing.
*****
Happy Reading All❤❤❤