NovelToon NovelToon
Terjebak Permainan Tuan Galak

Terjebak Permainan Tuan Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:424.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Saran author, sebelum membaca novel ini sebaiknya baca dulu "Gadis Bayaran Tuan Duren" ya kak. Biar ceritanya nyambung.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan putra dari Arhan Airlangga dan Aina Cecilia yaitu King Aksa Airlangga dan keempat adiknya.

Sejak tamat SMP, Aksa melanjutkan studinya di Korea karena satu kesalahan yang sudah dia lakukan. Di sana dia tinggal bersama Opa dan Oma nya. Sambil menyelesaikan kuliahnya, Aksa sempat membantu Airlangga mengurusi perusahaan mereka yang ada di sana.

Tak disangka sebelum dia kembali, sesuatu terjadi pada adiknya hingga menyebabkan sebuah perselisihan yang akhirnya membuat mereka berdua terjebak diantara perasaan yang seharusnya tidak ada.

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?

Jangan lupa dukungannya ya kak!
Semoga cerita ini berkenan di hati kakak semua.
Lope lope taroroh untuk kalian semua 😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TPTG BAB 13.

"Akbar, kenapa membawaku ke hotel lagi? Aku tidak mau, tolong antar aku pulang!" lirih Inara memohon.

"Sssttt... Diam atau aku akan menciummu di tempat ini!" ancam Aksa dengan tatapan mematikan.

Inara mengerucutkan bibirnya, dia tidak mau dicium oleh Aksa tapi dia juga tidak mau masuk ke hotel itu. Tentu saja Inara jadi dilema dibuatnya.

Setelah memesan kamar, Aksa membawa Inara ke lantai tiga dan didampingi oleh seorang pegawai hotel. Inara tidak bisa lagi mengelak, dia merasa seperti sebuah boneka yang bisa dimainkan oleh siapa saja.

"Silahkan!" ucap pegawai itu setelah membukakan pintu, lalu memberikan kartu akses ke tangan Aksa dan meninggalkan mereka berdua di sana.

"Terima kasih," sahut Aksa, lalu membawa Inara masuk ke dalam kamar dan segera mengunci pintu.

Sesampainya di dalam, Inara segera menjauh dari Aksa. Dia benar-benar takut karena baginya pria itu adalah orang asing yang sama sekali tidak dia kenal, tapi Inara tidak memiliki daya untuk menghindar.

"Jangan takut! Bukankah aku pernah bilang kalau aku bukan orang jahat?" ucap Aksa sambil tersenyum sumringah.

Aksa berjalan ke arah sofa dan membuka jaket kulit yang dia kenakan, lalu membuka baju kaos yang melekat di tubuhnya hingga menampakkan semua tato yang terukir di separuh badannya itu.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa membuka bajumu di depanku?" tanya Inara ketakutan dan beringsut ke sudut kamar.

"Hanya buka baju saja, jangan berlebihan begitu!" jawab Aksa enteng, lalu melangkah menghampiri Inara.

"Berlebihan bagaimana? Kau seorang pria dewasa dan aku seorang wanita, jelas aku takut padamu. Kau pikir aku ini wanita apaan? Jangan berpikir aneh-aneh tentangku, aku bukan wanita mu-"

Belum sempat Inara menyelesaikan ucapannya, bibirnya sudah lebih dulu disumpal oleh Aksa. Aksa melu*matnya dengan penuh kelembutan sehingga membuat Inara mematung di tempatnya berdiri.

"Plak!"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Aksa hingga pagutan nya terlepas seketika itu juga.

Aksa menggerakkan lidahnya hingga membuat sebelah pipinya menggembung. "Kurang keras Ra, tidak ada rasanya." bisik Aksa sambil tersenyum licik.

"Jangan macam-macam padaku, sudah aku bilang bahwa aku bukan wanita seperti itu. Tolong mengertilah, biarkan aku pergi dari sini!" pinta Inara sambil menangkup tangannya.

"Sayangnya aku tidak ingin melepas mu, kau sudah membuatku tergila-gila. Kau harus bertanggung jawab!"

Aksa menarik pinggang Inara hingga tubuh mereka berdua saling menempel. Setelah itu Aksa menariknya hingga tubuh keduanya terjatuh di atas ranjang.

"Akbar, lepasin aku! Ini salah Akbar, jangan melewati batasanmu!" bentak Inara sambil meronta melepaskan diri.

"Sssttt... Diam saja, atau aku akan benar-benar melakukannya!" ancam Aksa sambil tersenyum licik.

"Jangan Akbar, aku mohon!" lirih Inara memelas.

"Kalau begitu diam lah, biarkan aku memelukmu sebentar! Aku sungguh lelah, Ra."

Aksa memeluk Inara dari belakang dan menempelkan bibirnya di tengkuk adiknya itu. Entah kenapa dia merasa sangat nyaman bersama gadis itu. Aroma tubuh Inara benar-benar wangi hingga membuatnya betah berlama-lama mengendusnya.

"Seperti ini saja, aku janji tidak akan melewati batasanku!"

Aksa mempererat pelukannya dan menutup matanya perlahan. Inara lagi-lagi hanya bisa menurut hingga akhirnya ikut terlelap di dalam pelukan Aksa.

...****************...

"Aina, apa ada kabar dari Aksa?" tanya Nayla yang tengah duduk di ruang keluarga.

"Belum Nay, aku sudah menghubungi Aksa dari tadi tapi tidak diangkat." jawab Aina yang masih memegang ponsel di tangannya.

Bagaimana mungkin Aksa mengangkatnya, ponselnya saja ditinggal di novotel sementara dia sendiri tengah berada di hotel lain bersama adiknya.

"Sabar sayang, Mas yakin Aksa pasti bisa menemukan putri kita. Nayla harus sabar dan banyak-banyak berdoa, Inara pasti baik-baik saja!" timpal Hendru menenangkan istrinya.

"Mas, aku ini ibunya. Aku yang melahirkan dia, bagaimana mungkin aku bisa sabar sebelum mengetahui kabar putriku?" Nayla meninggikan suaranya.

"Iya sayang, Mas tau itu. Nayla memang ibunya Inara dan Mas adalah ayahnya. Mas juga khawatir, tapi bukan begini caranya." imbuh Hendru.

"Nayla, kamu harus tenang. Percayakan semuanya pada Aksa, Aksa tidak akan pernah membiarkan adiknya terluka. Kau sendiri tau bagaimana putramu itu kan?" Arhan ikut menimpali.

Mendengar itu, Aina menautkan alisnya. Dia merasa ada yang aneh dengan percakapan mereka. "Maksud Abang apa?" selang Aina dengan mata menyipit.

Arhan tersentak kaget hingga air mukanya berubah pucat. "Tidak ada apa-apa sayang, maksud Abang Aksa pasti bisa menemukan Inara dan membawanya pulang ke rumah ini." Arhan memberi alibi untuk mengelabui istrinya.

"Oh, Aina pikir apaan." Aina menghela nafas lega, begitu juga dengan Arhan.

Hampir saja Arhan keceplosan dan mengungkit masa lalu Aksa yang sudah mereka kubur dalam-dalam. Hanya Aina yang tidak tau masalah itu.

"Nay, kamu yang sabar ya. Bukan kamu saja yang cemas memikirkan Inara, aku juga. Inara juga putriku, aku juga ingin Inara pulang secepatnya ke rumah ini. Sekarang kita tunggu kabar dari Aksa dulu ya!" sambung Aina.

"Iya, semoga putra putri kita pulang dengan selamat. Aku takut Inara diculik lagi," lirih Nayla.

"Jangan berpikiran buruk seperti itu, tidak boleh! Berharap yang baik-baik saja untuk mereka berdua." timpal Aina.

Setelah berbincang cukup lama, Aina dan Nayla meninggalkan ruangan itu dan naik ke lantai atas menemui putra putri mereka yang lain. Kebetulan Avika, Aryan dan Bara sedang berada di kamar kakak perempuan mereka itu.

Sudah menjadi rutinitas mereka bertiga berkumpul seperti itu sebelum tidur dan kembali ke kamar masing-masing. Sayangnya mereka kehilangan Inara yang selalu bisa menghangatkan suasana, jelas sekali ketiganya merasa kehilangan sejak kepergian gadis itu.

"Kalian lagi ngapain?" seru Aina yang tiba-tiba muncul dari balik pintu bersama Nayla.

"Mama, Bunda, ayo masuk!" sahut Avika.

"Apa Bunda dan Mama tidak mengganggu?" balas Nayla.

"Tidak Bun, mana mungkin kalian menganggu. Kami tadi sedang membahas Inara, kami bertiga rindu." ucap Aryan.

Aina dan Nayla melangkah menghampiri mereka, keduanya duduk di sisi ranjang, lalu ketiga anak itu memeluk keduanya dengan erat.

"Ma, Bun, kapan Kak Inara kembali?" tanya Bara dengan wajah sendu nya.

"Mama dan Bunda juga tidak tau Nak. Semoga Kak Aksa bisa menemukan Kak Inara secepatnya, Mama dan Bunda juga rindu." lirih Aina.

"Kalian bantu doa nya ya, semoga kita semua bisa berkumpul lagi seperti sedia kala." sambung Nayla.

"Iya Ma, Bun, Bara pasti doain. Rumah ini terasa sepi tanpa Kak Inara, tidak ada yang menengahi kami saat bertengkar. Tidak ada yang menjitak kepala Bara kalau lagi nakal." ungkap Bara yang merasa sangat kehilangan.

Hanya Inara yang berani memarahinya dan menjitak kepalanya kalau berbuat salah. Meskipun begitu, dia sangat menyayangi kakaknya itu. Inara yang lembut sewaktu-waktu bisa berubah jadi monster yang menakutkan, itulah yang membuatnya sangat merindukan gadis itu.

Aksa 👇

Inara 👇

Avika 👇

Aryan 👇

Bara 👇

1
Sopian Aqila
Buruk
Sopian Aqila
Kecewa
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru😃
Yusni
Luar biasa
Uni: masyaallah tabarakallah makasih bintangnya KK,😍
total 1 replies
Lilik Juhariah
untaian kata , alur keren bangeeet, aku yg baca sampe mendelik
Uni: masyaallah tabarakallah makasih bintangnya KK,😍
total 1 replies
Lilik Juhariah
bagus banget ceritanya seru
Lilik Juhariah
ceritanya bagus bangeeet
Jennie Santoso
Luar biasa
Uni: masyaallah tabarakallah makasih bintangnya 😍
total 1 replies
nari golek
bagus../Ok//Good/
Uni: masyaallah tabarakallah makasih bintangnya 😍
total 1 replies
Yulvita Darnel
Rai suka sama Avika ya
Isnaini Isnaini
Kecewa
Isnaini Isnaini
Buruk
asti sogen
Lumayan
asti sogen
Biasa
Hilda Yanti
sedih campur bahagia
Hilda Yanti
masa ngg kenal kk sendiri, dari suara , wajah , perawakan tubuh, ampun ampun bodoh amat gadis ini padahal dia calon n dokter ?
Anita Choirun Nisa
keren thor
Uni: masyaallah tabarakallah makasih bintangnya
total 1 replies
Adila Ahmad
bgus
Aurora
Luar biasa
Ruk Mini
happy.. happy... seneng..bgt
Uni: setia maksudnya 😄
Uni: halo kk, maacinaaa udah setiap baca novel receh aku. Maaf kalau ado kurang2 ya kk, maklum masih pemula 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!