NovelToon NovelToon
Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Peramal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Lian, seorang dukun terkenal yang sebenarnya hanya bisa melihat hantu, hidup mewah dengan kebohongannya. Namun, hidupnya berubah saat seorang hantu jatuh cinta padanya dan mengikutinya. Setelah mati konyol, Xin Lian terbangun di dunia kuno, terpaksa berpura-pura menjadi dukun untuk bertahan hidup.

Kebohongannya terbongkar saat Pangeran Ketiga, seorang jenderal dingin, menangkapnya atas tuduhan penipuan. Namun, Pangeran Ketiga dikelilingi hantu-hantu gelap dan hanya bisa tidur nyenyak jika dekat dengan Xin Lian.

Terjebak dalam intrik istana, rahasia masa lalu, dan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, Xin Lian harus mencari cara untuk bertahan hidup, menjaga rahasianya, dan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.

"Bukan hanya kebohongan yang bisa membunuh—tapi juga kebenaran yang kau ungkap."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Bayangan dibalik Malam

Di tengah hutan yang sepi, angin malam berbisik lembut, membawa bau tanah basah dan dedaunan yang rapuh. Di antara bayangan pepohonan yang tinggi, Tianlan berdiri terpaku, matanya menyipit saat melihat bayangan hitam yang bergerak perlahan di hadapannya. Bayangan itu bukanlah hal yang tampak jelas, namun cukup untuk membuat darahnya berdesir dingin. Suatu hal yang asing, namun begitu akrab, seolah dunia yang selama ini dilihatnya mulai memudar dan tergantikan oleh kegelapan yang tak terlihat.

Tianlan merasakan sesuatu yang aneh menyusup ke dalam tubuhnya. Sebuah getaran, dingin dan mematikan, menjalar dari ujung jarinya hingga ke dalam jantungnya. Kutukan itu… reaksi pertama yang begitu menyakitkan. Tubuhnya terasa berat, seolah-olah seluruh dunia menekan punggungnya. Setiap napasnya semakin terengah, dan matanya mulai kabur.

"Sss…" Tianlan mengerang pelan, mencoba menahan rasa sakit yang mulai merobek tubuhnya. Ia berusaha berdiri tegak, namun kakinya gemetar. Setiap detik, rasa sakit itu semakin menyiksa, seperti ada sesuatu yang mengikisnya dari dalam.

Xin Lian berdiri di sampingnya, matanya tajam menatap bayangan hitam yang melayang di udara. Namun, hatinya tidak bisa begitu saja mengabaikan Tianlan yang menderita. Meskipun dia tidak pernah mengungkapkan perasaan dengan mudah, ada sesuatu dalam dirinya yang tergerak.

"Tianlan!" Suaranya keluar dengan ketegasan, namun ada sedikit getaran yang tidak bisa disembunyikan. Tangannya meraih lengan Tianlan yang lemas, menariknya dengan paksa menjauh dari bayangan itu. "Jangan lihat terlalu lama. Itu akan semakin buruk."

Tianlan hanya bisa mengangguk lemah, namun matanya tetap tertuju pada bayangan yang semakin jelas, semakin gelap, seolah ingin menelan seluruh tubuhnya. Kegelapan itu merayap, berusaha menyelimuti mereka berdua.

Xin Lian menghela napas, dan dalam sekejap, tangannya bergerak dengan cepat. Dia memanggil beberapa roh kecil yang telah lama tertidur dalam lukisan-lukisan kuno yang ia simpan. Dengan gerakan tangan yang elegan, roh-roh kecil itu muncul, berkelip seperti bintang-bintang kecil yang menerangi malam yang gelap. Mereka melayang mengelilingi bayangan hitam itu, berusaha menghalau kegelapan yang semakin mendekat.

Namun, meskipun roh-roh itu berusaha dengan sekuat tenaga, bayangan hitam itu tetap tidak mau pergi. Xin Lian merasakan tekanan yang semakin kuat, tubuhnya sedikit gemetar. Dia tahu, jika kutukan Tianlan terus bereaksi seperti ini, waktu yang dimiliki Tianlan tidak akan lama lagi.

"Tianlan…" Xin Lian mendekat, wajahnya lebih dekat dari sebelumnya. Tangannya yang dingin menyentuh pipi Tianlan dengan lembut, seolah-olah untuk memberikan kekuatan. "Jangan takut. Aku akan melindungimu."

Tianlan menatapnya, matanya kabur karena rasa sakit yang semakin mencekam, namun ada sesuatu yang aneh di dalam tatapannya. Sebuah rasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa yang lembut, penuh perhatian, meskipun suara Xin Lian tetap keras dan tegas.

"Jangan…" Tianlan berbisik, suaranya hampir tak terdengar. "Jangan biarkan dirimu terluka karena aku."

Xin Lian hanya tersenyum tipis, senyuman yang lebih terasa seperti sebuah janji. "Aku tidak akan terluka," jawabnya, meskipun dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar perlindungan biasa. "Aku sudah terbiasa merasakan sakit. Aku akan membuatmu merasa lebih baik."

Tangan Xin Lian terus bergerak, memanggil lebih banyak roh kecil untuk melawan bayangan hitam itu, sementara Tianlan merasakan tubuhnya semakin lemas. Namun, ada kehangatan yang mengalir melalui sentuhan Xin Lian, seolah-olah ada sesuatu yang menyembuhkan luka-luka dalam dirinya yang telah lama tersembunyi.

Dalam keheningan malam itu, bayangan hitam perlahan mundur, terhalang oleh roh-roh kecil yang berkelip seperti lilin yang menari. Namun, meskipun bayangan itu telah pergi, rasa sakit yang Tianlan rasakan belum sepenuhnya hilang.

"Terima kasih," kata Tianlan pelan, suaranya hampir hilang di antara angin malam.

Xin Lian hanya mengangguk, meskipun hatinya tergerak oleh kata-kata itu. Untuk pertama kalinya, dia merasa ada seseorang yang bisa merasakan sakitnya, dan meskipun dia tidak pernah mengakuinya, dia tahu bahwa Tianlan tidak pernah benar-benar sendirian.

"Jangan pernah merasa sendirian lagi," kata Xin Lian, dan suaranya kali ini penuh dengan kehangatan yang jarang ia tunjukkan. "Aku akan selalu ada."

Malam itu, angin dingin berhembus di luar, namun di dalam Goa, kehangatan hanya bisa ditemukan di antara mereka berdua. Tianlan, yang sebelumnya tak pernah menunjukkan kelemahan di hadapan siapapun, kini terbaring di pelukan Xin Lian. Tubuhnya yang kuat dan tegap, yang biasa menaklukkan medan perang, kini tampak rapuh, meringkuk dalam rasa sakit yang tak terlihat oleh mata biasa.

Xin Lian tetap terjaga sepanjang malam, matanya tak lepas dari sosok pria itu yang semakin meringkuk dalam pelukannya. Suara napas Tianlan terdengar berat, dan tubuhnya semakin panas, seolah-olah tubuhnya sedang terbakar dari dalam. Dengan hati-hati, Xin Lian membuka jubah hitamnya dan membalut tubuh Tianlan, menariknya lebih dekat ke tubuhnya.

"Tenanglah," bisiknya pelan, meskipun suaranya dipenuhi dengan kekhawatiran yang tak biasa. Tangan kecilnya menepuk-nepuk punggung Tianlan dengan lembut, mencoba menenangkan tubuh yang bergemetar itu. "Aku di sini, tidak ada yang akan terjadi padamu."

Namun, meskipun pelukan itu erat, ada sesuatu yang terasa tak cukup. Xin Lian merasakan betapa tubuh Tianlan semakin panas, semakin lemah. Dia tahu, sentuhan fisik yang terbatas tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka yang dalam ini. Setiap detik terasa begitu berat, dan meskipun dia berusaha menenangkan, hatinya tidak bisa menahan kekhawatiran yang semakin tumbuh.

Tianlan, jenderal perang yang terkenal dingin dan tak kenal ampun, kini terbaring dalam pelukan seorang gadis kecil, merasakan sakit yang tak bisa dia hindari. Siapa yang akan percaya jika mereka melihatnya sekarang? Seorang pria yang begitu keras, yang bahkan tidak pernah mengizinkan dirinya untuk lemah, kini bergantung pada seorang gadis yang bahkan tak pernah tahu kasih sayang keluarga.

Xin Lian menggigit bibirnya, mencoba menahan perasaan yang mulai muncul. Dia tahu, dia harus tetap tegar. Namun, dalam keheningan malam itu, dia tidak bisa menahan dirinya untuk sedikit lebih dekat, membiarkan tubuhnya lebih rapat dengan tubuh Tianlan. "Aku akan menjaga kamu," ucapnya pelan, hampir seperti janji.

Tianlan, meskipun matanya setengah tertutup, bisa merasakan kedekatan Xin Lian. Rasa sakitnya masih belum hilang, namun ada sesuatu yang berbeda. Ada kehangatan, ada perlindungan yang dia rasakan dari tubuh gadis itu. Perlahan, rasa sakit itu sedikit mereda, meskipun tubuhnya masih terkulai lemah.

***

Tianlan mulai tenang di pelukan Xin Lian, napasnya yang berat perlahan menjadi lebih stabil. Namun, saat dia hampir terlelap, suara tawa kecil yang menyeramkan terdengar di ujung tenda.

Xin Lian segera menoleh, matanya yang tajam menatap ke kegelapan. Bayangan hitam yang tadi berhasil dia halau ternyata belum sepenuhnya pergi—ia kembali, lebih besar dan lebih menakutkan, berdiri diam di sudut dengan mata merah menyala yang menatap lurus ke arah mereka.

"Jadi, kau yang melindunginya?" suara serak itu menggema.

Xin Lian mempererat pelukannya pada Tianlan, wajahnya berubah serius. "Kalau begitu, kau harus melewati aku dulu."

1
Seojinni_
good
Ao_Ao_
semakin menarik kak, lanjut
Ao_Ao_
Tianlan yg terfitnah /Facepalm/
Ao_Ao_
mulai deh mulai /Facepalm/
Ao_Ao_
betullllll, aku suka MC yg realistis gini gak terlalu masalalu /Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
lawak banget dia nih, aku bahkan gak tau siapa aku? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
lanjuttttt kak
Ao_Ao_
Aku suka banget yg MC nya licik licik gini /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
Yaaa bener sihhh tapi gak gitu juga kali /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
Kasian banget lian Thor
Ao_Ao_
🤣 ngakak banget
Ao_Ao_
aku suka semua cerita kakak
Arix Zhufa
Alur ceritanya lain daripada yg lain 😄
Seojinni_: 🤣 Ide author emg suka out of the box
total 1 replies
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
semangat up nya thor
Arix Zhufa
cerita yg berbeda dr novel lain nya...seruuu
Seojinni_: Perdukunan 😎
total 1 replies
Arix Zhufa
aq kesini thor...
awal yg menarik 😍
Seojinni_: Wow terimakasih kakak 😘💕
total 1 replies
Ayu Septiani
waaah xin lian di kuntit hantu jendral
Seojinni_: Tapi hantunya ganteng kak 🤭
total 1 replies
Arix Zhufa
Dasar orang tua tak tau diri...enak saja setelah anak nya dewasa & sukses baru mereka mencari
Seojinni_: Iya banyak jg ortu kyk gini di real life kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!