Akibat jebakan dari tunangan dan saudara sepupu perempuannya.Aurel terpaksa harus menikah dengan Pria miskin yang hanya bekerja di salah satu hotel sebagai Cleaning Service yang gajinya tidak sepadan dengan Aurel.
Cacian dan hinaan terus di dapat oleh Aurel dan keluarganya yang mempunyai menantu miskin selalu di banding-bandingkan dengan menantu-menantu saudaranya yang bekerja di kantoran.
Tanpa Mereka ketahui Suami Aurel memiliki sebuah rahasia besar yang di sembunyikan identitasnya.
Siapakah sebenarnya Suami Aurel itu?
Dan kenapa Identitasnya di sembunyikan?
Ada tragedi apa sebenarnya kenapa identitasnya harus di sembunyikan?
Ketika Ia ingin mengungkap kebenaran siapa dirinya,Tanpa di duga Ia mengetahui sebuah fakta yang mengejutkan dirinya.
Ikuti terus perjalan kisah Aurel dan Suaminya dalam novel Ternyata Suamiku Kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SumarsihMarsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13. pura pura tidak melihatnya.
Setelah jam makan siang.Aurel,Teri dan Lusi kembali ke kantor.
''Lus,Kamu jadi ikut kan meting ke hotel Anderson ?'' tanya Teri memastikan.
''Ya ,'' jawab Lusi.
Aurel,Lusi dan Teri tiba di lobi kantor. Sesekali Mereka bertiga bercerita dan tertawa sampai di depan pintu lift.
''Aurel,Lusi ,'' panggil Pak Sapto yang juga baru masuk ke dalam kantor setelah makan siang.
Aurel dan Lusi menghentikan langkahnya dan membalik badan Mereka untuk menatap Pak Sapto.
Sedangkan Teri sudah masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai 18 di mana ruangannya berada.
''Iya Pak, ada apa ?'' tanya Aurel setelah menjawab panggilan dari Pak Sapto.
''Kita berangkat sekarang ke hotel Anderson nya ,'' ucap Pak Sapto memberitahu Aurel dan Lusi.
''Baik Pak,tunggu sebentar Kami harus mengambil berkas-berkas di ruangan Aurel ,'' jawab Lusi.
''Baik,Saya tunggu di parkiran .'' Sapto pun langsung keluar dari kantor dan menunggu Lusi dan Aurel di parkiran.
Aurel dan Lusi buru-buru ke ruangannya untuk mengambil tas dan berkas-berkas penting yang akan di bawa ke hotel Anderson.
Setelah Aurel dan Lusi mengambil berkas dan tas Mereka pun berlari keluar dari ruangan Aurel.
''Aurel,Lusi semangat .'' ucap Teri sambil mengacungkan jempolnya untuk menyemangati kedua sahabatnya.
Aurel dan Lusi cuma tersenyum menatap Teri.
Aurel dan Lusi buru-buru keluar dari dalam kantor dan menuju di mana mobil Pak Sapto sedang menunggu mereka.
''Maaf pak,lama menunggu .'' Ucap Aurel meminta maaf,
''Cepat masuk ,'' suruh Pak Sapto.
Aurel dan Lusi pun duduk di kursi penumpang.
''Aurel pindah ke depan ,'' suruh Sapto sambil menatap Aurel yang ada di belakang.
''Baik Pak ,'' jawab Aurel terpaksa.
Sebenarnya Aurel tidak nyaman duduk di dekat Sapto.Aurel tahu Sapto menyukainya sejak dia menjalin hubungan dengan Radit.
Mobil pun melaju membelah jalanan menuju hotel Anderson.
Selama di perjalanan Aurel hanya diam saja.Sesekali menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Sapto.
Sedangkan Lusi yang duduk di belakang menatap Aurel yang tidak nyaman duduk di samping Sapto.
Sesampainya mobil yang di kendarai Sapto berhenti di parkiran hotel Anderson.
Aurel menghembuskan nafas panjang menatap bangunan yang ada di hadapannya.
''Aurel...,'' panggil Lusi sambil menepuk bahu Aurel.
Aurel menoleh dan tersenyum menatap Lusi yang menatapnya.
''Ayo Kita turun ,'' ajak Aurel sambil membuka pintu mobil.
Aurel pun turun dari dalam mobil dan di ikuti Lusi di belakangnya.
''Ayo Kita sudah di tunggu di dalam ,'' ajak Sapto sambil meninggalkan parkiran.
Aurel dan Lusi mengekor di belakang Sapto.
Mereka pun masuk ke lobi hotel.
''Kalian tunggu di sini ,'' suruh Sapto.
Aurel dan Lusi pun menganggukkan kepala Mereka.
Sapto pun menghampiri resepsionis dan bertanya di mana kamar atas nama Tuan Harris.Sapto pun menghampiri Aurel dan Lusi setelah tahu di mana kamar Tuan Harris yang akan di jadikan Meting.
''Ayo ,'' ajak Sapto.
Aurel dan Lusi mengekor di belakang Sapto yang menuju di mana lift berada.
Aurel menundukkan kepalanya dan pura-pura tidak melihat Revan yang membawa troli sampah.
Sedangkan Revan yang melihat Aurel masuk ke dalam lift menatap pintu lift itu yang tertutup.
''Hai,apa yang Kau lihat ,'' tegur rekannya yang juga membawa troli sampah saat melihat Revan diam berdiri di dekat pintu lift.
''Tidak ada ,'' jawab Revan sambil melanjutkan langkahnya keluar dari gedung hotel.
Sedangkan di dalam lift.
''Kau mengenal OB tadi Aurel ?'' tanya Lusi yang melihat Aurel menundukkan kepalanya dan melihat OB itu melihat Aurel.
''Aku tidak mengenalnya ,'' jawab Aurel pura-pura tidak mengenal Revan.
''Tampan sih,tapi sayang dia OB .'' Gumam Lusi yang masih bisa di dengar Aurel dan Sapto.
Aurel tertegun mendengar gumaman dari Lusi.Aurel,Lusi dan Sapto tiba di depan pintu hotel yang sudah di pesan oleh tuan Harris.Setelah Sapto mengetuk pintu dan seorang Wanita membuka pintu itu dan mempersilahkan Mereka bertiga masuk.
Aurel melihat beberapa Pria dan Wanita ada di kamar itu.
''Maaf Kami terlambat ,'' ujar Sapto sambil menundukkan kepalanya kepada Pria paruh baya yang sedang duduk di sofa tunggal.
Pria paruh baya itu cuma menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Mereka duduk dengan gerakan tangannya.
Sapto pun duduk di dekat Pria yang kira-kira usianya masih 30 tahunan. Pria itu tersenyum saat Sapto menatapnya.
Aurel dan Lusi pun duduk di samping Wanita yang seumuran dengan dirinya.
Wanita itu tersenyum saat Aurel dan Lusi menatapnya.
Sedangkan di hotel yang sama.
Revan dan rekannya yang baru saja membuang sampah pun kembali masuk membawa troli sampah kosong dan meletakkan ke tempat semula.
''Hei kamu !'' panggil Wanita yang juga berpakaian yang sama dengannya.
Revan pun menoleh lalu melihat ke kanan dan kiri tidak ada siapa-siapa selain dirinya di tempat itu.Lalu Ia pun menatap Wanita yang membawa troli yang berisikan makanan dan minuman yang tengah di dorongnya.
''Anda memanggil Saya ?'' tanya Revan memastikan kalau Wanita yang bernama Desi di seragam OB yang telah memanggilnya.
''Iya Kamu ,'' jawab Desi menganggukkan kepalanya.
''Ada apa mbak,Ada yang bisa Saya bantu ?'' tanya Revan sambil menatap Desi seperti sedang menahan sesuatu.
''Tolong Antarkan minuman ini ke kamar yang paling ujung ya ,'' pinta Desi sambil menatap penuh harap Revan dan menunjuk kamar yang ada di ujung.
''Kamar itu mbak ?'' tanya Revan memastikan sambil menunjuk kamar yang ada di ujung.
''Iya ,'' jawab Desi. ''Tolong ya ,'' ucapnya lagi.
''Iya mbak ,'' jawab Revan akhirnya yang tidak tega melihat Wanita di depannya sesekali memegangi perutnya.
Wanita itu tersenyum dan bernafas lega saat Revan mau menolongnya.
Revan mendorong troli yang berisikan minuman dan kue di mana kamar yang di tunjuk Desi tadi,
Revan menghentikan langkahnya ketika berada tepat di depan kamar yang ada di ujung.
Tok...Tok...Tok...
Revan mengetuk pintu yang ada di depannya.
Revan membuka pintu kamar hotel setelah mendapat seruan suara Wanita dari dalam kamar hotel.
Revan mendorong troli berisi minuman dan kue membawanya masuk ke dalam kamar.
Aurel membulatkan matanya saat tahu siapa yang masuk ke dalam kamar hotel adalah suaminya.
Aurel menundukkan kepalanya saat pandangan Mereka tidak sengaja bertemu.
Lusi tersenyum saat Revan meletakkan minuman-minuman itu di atas meja.
''Terima kasih ,'' ucap Lusi setelah Revan meletakkan minuman itu di depan mejanya.
Revan cuma menjawabnya dengan anggukan.
''Kita mulai metingnya ,'' ucap Harris sambil menatap orang-orang yang duduk di kursi sofa.
Harris menatap sekertarisnya memberi kode agar OB itu cepat menyelesaikan tugasnya.
Sekertaris Harris yang bernama Maya menganggukkan kepalanya dan berdiri menghampiri Revan yang sedang memindahkan minuman dan kue ke atas meja,sesekali melirik ke arah Aurel yang menundukkan kepalanya.
Maya pun menyuruh Revan untuk segera menyelesaikan tugasnya dan cepat segera pergi dari kamar itu.
Pemandangan Revan yang sesekali melirik Aurel tak luput dari pandangan Sapto dan Lusi.
Setelah Revan menyelesaikan tugasnya, Ia pun pamit undur diri.
''Silahkan Pak Tomi memulai duluan presentasinya ,'' ujar sekertaris Harris yang bernama Maya.
Tomi pun menganggukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya untuk memperlihatkan hasil presentasi di hadapan Harris dan yang lainnya.
Tomi memberikan flashdisk ke tangan Maya.Maya pun memasukkan flashdisk itu dan layar lebar pun menyala.
Aurel dan Lusi saling berpandangan saat melihat pertama kali yang muncul di layar itu sama persis desain yang di buat Aurel.Dan lebih membuat Aurel dan Lusi terkejut dan membulatkan matanya saat melihat desain dan model yang di ganti.Dan lebih parah lagi letak lokasi syutingnya pun di rubah.
''Mereka mencuri ide kita Rel ,'' bisik Lusi.
''Iya Aku tahu,siapa yang berani menjual ide kita ?'' tanya Aurel sambil berbisik.
Lusi menggelengkan kepalanya,Ia pun bingung siapa yang sudah berani menjual ide yang susah payah Mereka buat.