NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BABAK BARU

DUA TAHUN BERLALU

Zaa menatap dirinya di cermin. Sudah satu minggu ia resmi jadi murid SD. Seragam putih merah itu kini pas di tubuhnya yang tak lagi montok, pipinya perlahan tirus, dan tubuhnya bertambah tinggi.

Hal yang sama juga terjadi pada bayi-bayi lain. Dirgantara, Rauf, Bagas, dan Fikar sudah mulai merambat. Keempatnya baru saja disapih karena genap berusia dua tahun.

“Onty!” sapa Faza, yang kini sudah resmi jadi murid TK.

Sabila, Nabila, Ryo, dan Horizon pun tak mau kalah. Mereka sudah rapi, wangi, dan menenteng ransel mungil di pundak.

Sementara itu, Umar, Khadijah, Ali, Vendra , Zora, Hamzah, Jamila, Yusuf, dan Mala masih harus bersabar. Usia mereka belum genap lima tahun, jadi sekolah masih harus menunggu. Apalagi Arjuna, Issa, Naka, Aquila, Dirga, Bagas, Rauf, dan Fikar—mereka masih balita aktif yang justru bikin rumah lebih ramai daripada sekolah itu sendiri.

“Basa tamih peulum pisa seutolah?!” omel Mala yang baru berulang tahun ketiga minggu lalu. Nada kesalnya bikin semua orang tertawa.

“Fitan udha peulum!” sahut Fikar, bangga dengan statusnya sebagai anak yang baru saja lepas sapih.

“Saa wawu seutolah seme’a!” Issa menimpali dengan penuh semangat.

“Sekolah apa, Baby?” tanya Exel sambil jongkok sejajar dengan anak itu.

“Seme’a!” seru Issa mantap.

“SMA, Baby, bukan seme’a!” Handayani buru-buru meluruskan.

“Batsutna ipu!” jawab Issa, tetap percaya diri.

“Memang mau SMA jurusan apa?” tanya Sinta sambil menahan tawa.

“Lulusan Wawulan!” jawab Issa lantang.

“Wawulan? Bawu Wawulan mama spasa?” Jamila heran.

“Mama nanat seutolah walin.lah!” Issa menjawab jumawa.

“Ohh, tawuran maksudnya!” seru Exel, baru ngeh.

“Masa sekolah berantem! Sekolah itu cari ilmu, Baby…” Indah yang tengah berbadan dua langsung menegur lembut.

Sebenarnya, keinginan anak-anak kecil untuk “sekolah” itu menular dari suasana rumah yang makin penuh generasi baru. Selain Indah yang hamil, Daniyah—istri Ken—juga sedang mengandung, begitu pula Azizah—istri Rion—yang sudah memasuki usia kandungan enam bulan.

Bart duduk di kursi malas pemberian Terra, tampak tenang membaca koran. Si kakek berusia seratus lima tahun itu masih sehat bugar, seolah riuhnya rumah justru memperpanjang umurnya.

Hunian Terra memang kini didominasi bayi-bayi aktif. Aquila, contohnya, sudah berhasil memanjat bufet.

“Baby, turun nak!” pinta Sanih, ibunya.

“Dada isat Amah!” jawab Aquila sambil menunjuk cicak di dinding.

“Jangan, sayang. Cicaknya ada keluarga. Kalau ditangkap, nanti anak-anak cicak nangis loh,” ujar Sanih menasihati.

Aquila sempat menatap ibunya, lalu tiba-tiba menangis kencang.

“Huwwaaa… Amah… Lila atut!”

Sista buru-buru mengambil bangku, naik, dan meraih Aquila turun dari atas bufet.

“Masih mau manjat, Baby?” tanyanya gemas.

“Dat… dat wawun adhih! Tapot!” jawab Aquila sambil memeluk erat leher Sista.

Sista hanya menggeleng sambil tersenyum. Dalam hati ia yakin, tak sampai lima menit lagi, Aquila pasti sudah mencoba menaklukkan lemari yang lain.

Sementara itu, Zaa dan lainnya sudah sampai sekolah. Mereka turun dan bergandengan tangan Zaa, Nisa, Aarav dan Chira jadi murid paling spesial. Hal itu karena iris biru keempatnya.

Mereka masuk kelas satu A, duduk di bangku paling depan. Tak lama seorang guru laki-laki datang.

"Selamat pagi Anak-anak!" serunya menyapa.

"Selamat pagi Pak gulu!' seru anak-anak yang ternyata masih cadel.

'Ayo Nanda Zaa pimpin doanya!' suruh pak guru.

Zaa pun memimpin doa, ia jadi ketua kelas dari hasil voting. Mengalahkan dua murid laki-laki termasuk Aarav, adik sepupunya sendiri.

"Beldoa selesai!" ujar Zaa.

"Baik, buka bukunya. Kita belajar. mengeja ya!" suruh Pak Guru lalu maju ke depan kelas menghadap papan tulis.

Sementara itu, di tempat lain, Sky, Arfhan Bomesh dan Darma duduk di kelas satu SMA. Keempatnya menempuh dua tahun saja untuk menyelesaikan SMP. Sedangkan Martha kelas tiga SMA.

"Wah ... Kita udah pakai putih abu-abu!" seru Darma tak percaya.

"Dar ... Kita udah sekolah seminggu!" sahut Bomesh memutar mata malas.

'Ya nggak nyangka aja. Ternyata, aku bisa menyelesaikan kelas akselerasi bersama kalian!" sahut Darma.

"Ya kan, karena memang kamu mau berusaha!" sahut Sky.

Percobaan Sky, Bomesh Arfhan dan Darma juga Martha yang mau kabur dari pengawalan. Mereka dikawal dua puluh bodyguard.

Rupanya Virgou sangat menjaga anak-anaknya dengan ketat.

Dering bel berbunyi, Martha keluar membawa bekal dan langsung mencari adik-adiknya.

'Babies!" Keempatnya menoleh.

"Kakak!" Seru Darma dan Martha duduk di sisinya di kursi taman sekolah.

'Eh ... Itu Papa Clayton ya?" tanya Arfhan sambil menunjuk sosok tinggi di luar pagar sekolah.

Semua menoleh, lalu mengangguk.

'Iya!" Jawab semuanya mengeluh.

Seorang ibu berdaster mewah berdiri sambil menenteng tas branded.

“Anak saya jadi ketakutan, Pak! Tiap pagi lihat bodyguard bersenjata, dikira lagi syuting film gangster!”

Guru BP geleng kepala.

“Loh, kan bagus Bu. Anak ibu tuh sering kedapatan bolos, kabur lewat pagar belakang yang dirusak sampai bolong kayak kandang kambing. Jadi kalau ada pengawalan ketat, sekalian anak ibu nggak bisa kabur.”

Si ibu langsung sewot.

“Eh, itu bukan anak saya yang rusakin pagar, ya! Itu angin malam!”

Orang tua lain ikut nimbrung.

“Angin malam bisa bikin gembok copot?! Bisa gali tanah sampe lubang?! Astaghfirullah, Bu…”

Pak Kepala Sekolah akhirnya menengahi dengan suara berat.

“Baik, baik… kita duduk dulu di ruang rapat. Nanti akan kami bahas bersama. Lagian… yang punya bodyguard juga bukan sembarang orang, lho. Kalau bukan mereka, sekolah ini bisa kayak pasar malam.”

Semua wali murid langsung saling melirik, ada yang kesal, ada juga yang justru merasa aman karena anak mereka “auto VIP” ikut diawasi.

Protes beberapa orang tua terhadap pengawalan ditolak oleh pihak sekolah.

"Kita nggak bisa kabur!" keluh Bomesh.

"Ya, mau diapain lagi. Papa dan Tinti ngelilingi sekolah. Sampai anak-anak bandel juga ketangkap sama mereka!' sahut Martha.

Kembali ke rumah Terra, aroma masakan tercium, menggugah selera. Empat bayi ada di atas meja dengan tubuh penuh dengan tepung. Putih, dari rambut hingga menutupi pakaian mereka.

Jamila nampak mengadon tepung dengan tangannya. Khadijah sibuk memeti sisa sayuran, Aquila tengah meratakan tepung ke seluruh meja dan Zora mengikuti mereka.

"Subhanallah!' seru Maria menatap empat anak yang putih keseluruhan.

Maria menepuk jidat sambil menahan tawa.

“Astaghfirullah… ini dapur apa salju turun?”

Indah yang lagi jalan pelan dengan perut besarnya ikut melongok.

“Aduh… Baby-Baby ini bukan bikin kue, tapi bikin salon spa tepung!”

"Yoya ladhi pantuwin puwat tuwe Mama!" sahut Zora.

"Lila pantuwin pepelez!" sahut Aquila yang malah menambah kotor meja.

Indah mengusap perutnya yang membuncit. Lalu menatap putranya yang sedang melempar sandali milik Exel ke kolam renang.

"Baby!" teriak Exel.

Bersambung.

Yah ... Selamat datang di keseruan para bayi.

Next?

1
Raysah Baper
semangat baby Dimas💪💪
Sugiharti Rusli
dan dasar bocah yah, pertanyaannya suka sotoy sih yah mereka walo belum paham konteks apa yang dibicarakan😆😆😆
Sugiharti Rusli
gimana lah hukum akan ditegakkan kalo aparatnya saja malah juga terjerat kasus hukum juga, sering juga yah di dunia nyata hakimnya tertangkap karena kasus suap
Sugiharti Rusli
nah benar kan yang mau disuap si Nanda salah satu hakim yang mengawal sidang ayah mertuanya,,,
Sugiharti Rusli
itu maksudnya si Nanda mau menyogok siapa dia, apakah hakim yang mengurus perkara ayah mertuanya Danar🙄🙄🙄
Sugiharti Rusli
eh Exel mentang" yang minta es krim Kalila dia jadi kesenangan dunk, walo yang minta dua selaian Ila yah Dewi sih😄😄😄
Sugiharti Rusli
jadi tandemnya si Faza buat nguping si Mala yah, atau dia sedang ditutor in sama yang senior tuh🤭🤭🤭
yonahaku
yah batal lagi tidak gercep Dimas mah jadi nanti dilamar orang lain lagi
Rokhyati Mamih
patlet bial onty Loja bersinal baleng patlet dat pa'a
evvylamora
lah kmrn bukannya sdh ngomong sm Seroja, mau menjadikan istri dia kan
puji indari
rejeki,jodoh dan maut ditangan Tuhan patlet minas jd selamat befjuang. 💪💪💪💪💪
Deyuni12
jodoh gak akan kemana paklek dimas
Oktavia Ariani
serba salah ya pakek dimas
Atik Marwati
Alhamdulillah 😍😍😍
Bak Mis
dasar pria iblis dan serakah gak tau di untung ya
Bak Mis
dasar anak kurang ajr masak ayahnya sendiri di tuduh korupsi
Deyuni12
helleh
nyari mati rupanya
Erma Erpiyana
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Oktavia Ariani
siapa yg mau di sogok uang Nanda?
Lilo Stitch
cari mati namanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!